Connect with us

SUARA PEMBACA

Jaga dan Bangun Bali dengan Kritik

Published

on

Telah diungkapkan, Bali adalah gambaran dinamika budaya yang sanggup menjaga dirinya sendiri secara mandiri. Dalam gempuran nilai yang datang dari luar setiap hari, Bali masih sanggup mengakumulir nilai-nilai luar tersebut, menyaring secara alamiah maupun kesadaran kultural, menerapkan atau membuang sama sekali nilai-nilai luar tersebut. Dalam perspektif global, Bali telah menjadi ‘warga dunia’ dan karena itu, sedikit saja isu-isu miring yang terjadi di Bali akan berdampak buruk bagi Bali itu sendiri.

Itulah mengapa evaluasi diperlukan demi menjaga jati diri Bali. Evaluasi sebaiknya ada di luar pemegang kebijakan publik. Lembaga-lembaga di luar pemerintahan seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), forum pemerhati, berbagai komunitas, paguyuban, lembaga pendidikan tinggi atau pakar yang menyampaikan ekspresi intelektualnya melalui berbagai media. Dalam jurnal Relative Sanity disebutkan, everyone’s a critic, setiap orang adalah kritisi. Evaluasi bisa dirumuskan dalam bentuk saran, dialog, dengar pendapat dan kritik. Yang disebut terakhir sering kali memberi rasa alergi pada pemegang kendali pemerintahan.

Kritik bukanlah celaan, mencari-cari kesalahan, ejekan yang bersifat menjatuhkan. Kritik, secara ringkas, bermakna pertimbangan obyektif atas suatu peristiwa, karya budaya atau produk kebijakan. Kerja kritik ialah penalaran yang sehat, baik dan benar. Hal-hal yang bersifat emosional bukanlah cara kerja kritik. Pada hakikatnya, kritik ialah kerja ilmiah di mana penalaran dan keberimbangan rasional adalah penglima. Dalam dunia pendidikan, kritik diajarkan sebagai suatu ilmu di mana secara sederhana diartikan sebagai pertimbangan baik buruk suatu produk budaya dan intelektual.

Laman: 1 2 3 4 5

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply