Connect with us

SUARA PEMBACA

OPINI: Atman (Jiwa, Roh) Sebagai Daya Tranformasi Diri Manusia

Published

on

Oleh: Yohanes Gualbert Naijumolo
(Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)

Foto/Penulis: Yohanes Gualbert Naijumolo
(Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki jiwa. Jiwa sebagai bukti bahwa manusia itu hidup. Dalam tradisi dan ajaran agama Hindu, jiwa atau roh tersebut dikenal dengan istilah ‘atman’.

‘Atman’ dalam diri manusia menurut ajaran Hindu adalah sesuatu yang abadi dan tidak akan pernah mati, karena atman (jiwa, roh) itulah yang menghidupkan dan menggerakkan manusia.

Atman itu sendiri memiliki berbagai sifat yakni; achedya: tak terlukai oleh senjata, adahya: tak terbakar oleh api, akledya:tak terkeringkan oleh angin, acesyah: tak terbasahkan oleh cairan, nitya: tidak berkesudahan, sarwagatah: di mana- mana berada, sthanu: tak berpindah- pindah, acala: tak bergerak, sanatana: selalu sama, awyakta: tak dilahirkan, acintya: tak terpikirkan, awikara: tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan

Atman tidak sama persis dengan pandangan dualisme Plato, yang menyatakan adanya pemisahan secara radikal antara roh atau jiwa dengan badan/ tubuh. Dualisme Plato menyatakan bahwa jiwa adalah bagian yang terpisah dari tubuh. Karenanya bagi Plato Jiwa hanya akan mendapatkan tempatnya yang ideal ketika ia terlepas dari tubuh. Tubuh bagi Plato adalah penjara bagi jiwa. Berlainan dengan itu dalam konsep atman, jiwa itu sendiri ada di dalam tubuh sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh tubuh dikontrol secara langsung oleh jiwa. Di sini jelas menunjukkan bahwa terdapat suatu kesatuan antara jiwa dan tubuh.

Advertisement

Atman mampu menjadi daya tranformasi diri manusia, dari yang buruk menjadi baik, dari yang malas menjadi rajin, dari yang cemas menjadi percaya, dari yang tertindas menjadi bebas dan seterusnya. Bagaimana mencapai atman? Karena atman tersembunyi dalam diri manusia, terdapat empat jalan (yoga) yang ditawarkan oleh agama Hindu untuk menemukan Atman itu, namun empat jalan tersebut tetap membawa kepada tujuan yang satu dan sama. Manusia dapat memilih salah satu dari empat jalan tersebut berdasarkan pribadi orang tersebut. Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat tipe pribadi manusia yaitu suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan pengalaman). (Harun Hadiwijono, 1971).

Ada empat jalan mencapai atman. Yang pertama, Bhakti Marga adalah cara menghubungkan diri dengan Tuhan berlandaskan cinta kasih mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang kedua, Karma Marga merupakan upaya untuk mencapai kesempurnaan dengan kebajikan tanpa pamrih. Yang ketiga, Jnana Marga adalah mempersatukan jiwatman dengan paramatman yang dicapai dengan jalan mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan keduniawian. Yang keempat, Raja Marga adalah jalan rohani untuk mencapai moksa dengan tiga jalan pelaksanaan, yaitu tapa-brata, yoga, dan samadhi. Tapa-brata adalah latihan mengendalikan emosi atau nafsu dalam diri ke arah positif. “4 Jalan untuk Mencapai Moksa Menurut Ajaran Hindu”, 12 November 2021, https://kumparan.com/berita-hari-ini/4-jalan-untuk-mencapai-moksa-menurut-ajaran-hindu-1wu7g6om0I5/3”.

 

Sumber Pustaka
Harun Hadiwijono. 1971. Sari Filsafat India. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Advertisement

Sumber Internet
https://kumparan.com/berita-hari-ini/4-jalan-untuk-mencapai-moksa-menurut-ajaran-hindu-1wu7g6om0I5/3

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply