Connect with us

EKONOMI

Pupuk Bio Inokulum Dipatenkan, Dukung 100 Persen Pertanian Organik di Bali

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Untuk mendukung program 100 persen pertanian organik di Bali, Kepala UPTD Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Dr. I Wayan Sunada, SP.M.Agb menemukan pupuk organik cair yang disebut Bio Inokulum. Dari hasil penelitian pupuk organik tersebut sangat baik memperbaiki sifat fisik tanah pertanian dengan menambahkan jamur Bb (Beauveria bassiana) dan trichoderma, yang berfungsi sebagai pengendali hama penggangu tanaman dan sangat baik digunakan untuk menghilangkan kutu putih pada tanaman cengkeh. Birokrat asal Desa Kukuh, Marga, Tabanan itu melanjutkan, pupuk organik hasil temuannya pada dasarnya untuk semua tanaman.

6Bn#Ik-18/10/2019

Sebab pupuk Organik Bio Inokulum terbuat dari bahan tanaman yaitu daun dan bongkol tanaman yang mengandung hormon giberelin, auksin dan sitokinin yang berfungsi sebagai pembelah sel. Proses pembuatan pupuk tersebut untuk menghasilkan kualitas terbaik cukup lama, karena memakan waktu 2 tahun untuk melakukan uji mutu untuk mendapatkan diatas standar Permentan. “Saya sudah lakukan uji coba pada pupuk organik yang saya buat, pada demplot padi, jagung, cabe, dan yang terakhir saya lakukan pada pisang dan akhirnya sangat luar biasa buahnya rata-rata meningkat sampai 2 kali lipat, pada padi saja dengan menggunakan pupuk biasa hasil panennya hanya 6 ton dengan menggunakan Bio Inokulum bisa mencapai 8 ton bahkan lebih,” jelasnya di Denpasar, Kamis (31/10/2109).

Baca juga : Berantas Tengkulak, Mesin Penggiling Padi Portable Siap Bantu Petani Lokal Bali

Dr. Sunada menambahkan penggunaan pupuk Bio Inokulum terbilang sangat sederhana, karena hanya dalam waktu seminggu setelah penanaman padi, diaplikasikan pada pangkal pohonnya dengan cara disemprot agar memacu tanaman untuk mempunyai anakan, sehingga pada produksi panen nanti akan meningkat,” bebernya peraih gelar Doktor Pasca Sarjana Universitas Udayana tersebut seraya berharap kepada Perusda agar bisa bekerjasama dalam pendistribusian dan produksi pupuk organik yang diciptakan. Pasalnya pupuk hasil temuannya sudah terbukti dan teruji hasilnya, bahkan pupuk hasil buatannya sudah ribuan botol pupuk organik dikirim ke Kupang.

1Th/Ik-5/9/2019

Dikatakan, rencananya di tahun 2020 akan bekerjasama dalam hal pembuatan demplot secara luas untuk uji coba aplikasi penggunaan pupuk bio inokulum ini. Tetapi saat ini juga masih banyak kendala yang dihadapi, ketika melayani banyak permintaan, terutama dalam produksinya masih terbatas. Apalagi dalam proses pembuatan pupuknya masih manual. Untuk bisa lebih diterima oleh masyarakat, Dr. Sunada sudah mematenkan pupuk organik yang dibuat untuk didaftarkan ke Menkumham dan sekarang hanya tinggal menunggu nomor paten produknya saja. Tidak hanya sampai pada Hak Paten saja, Dr. Sunada juga akan mendaftarkan pada SNI dan syarat untuk pendaftarannya pun sudah terpenuhi. “Untuk mempertahankan mutu produk saya, saya daftarkan ke Menkumham dan SNI,” tegasnya.

Baca juga : Sukses Denfarm Padi Organik, LSM JARRAK Sinergi Polda Bali “Paksa Petani Kaya”

Advertisement

Selain itu, pupuk cair ini juga terbilang cukup murah, karena harga 1 liter pupuk hanya dibanderol Rp55 ribu. Wajar saja banyak investor yang melirik pupuk tersebut, tetapi pihaknya tidak berani mengambil keputusan. “Para investor banyak yang tertarik pada pupuk saya, tetapi karena saya masih fokus pada mutunya dahulu jadi saya belum berani ambil keputusan,” paparnya. tra/ama