Connect with us

NEWS

“Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum” dari Bali Lolos Seleksi Nasional

Published

on


Jakarta, JARRAKPOS.com – Hasil penelitian Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum akhirnya lolos dalam tahap seleksi nasional Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) pendanaan tahun 2020. Kepala UPTD. Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Dr. I Wayan Sunada, S.P., M.Agb telah mengajukan proposal Insinas (Insentif Riset Sistem Nasional) Riset Kemitraan dengan fokus bidang riset pangan – pertanian. Judul yang diangkat dalam pengajuan proposal ini, yakni “Intensifikasi Lahan Sub Optimal Melalui Pengembangan Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum Plus dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Lokal Berkualitas Ekspor di Bali dan Musa Tenggara Timur”.

1bn-ik#2/12/2019

Tim pengusul dari pengajuan proposal ini ada 6 orang antara lain, Dr. I Wayan Sunada, SP., M.Agb sebagai Ketua peneliti, dan anggota peneliti lainnya adalah Ir. Eko H. Agustin Juwaningsih, M.Si., Lena Walunguru, SP., M.Si. Ir. I Made Buda, M.P., I Made Londra, S.Pt., M.P., Chatlynbi T. Br. Pandjaitan, SP., M.Sc. Dari usulan yang sudah diajukan, dan setelah melewati seleksi administrasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional, melalui Surat undangan Kemenristedikti Nomor: B/464/E4.4/KT.04.00/2019. Sebagai Ketua Tim Peneliti, Wayan Sunada mendapatkan undangan untuk memaparkan proposal penelitian di Hotel Sahid Serpong (Jl. Raya Serpong No. 89, Cilenggang, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, 15310) pada Senin, 9 Desember 2019 dengan agenda Paparan Proposal Insinas 2020.

Baca juga : Jalin Kerjasama Ribuan Petani, Ismaya Door to Door Pasarkan Produk Pertanian Lokal Bali

“Dari seluruh Indonesia yang mengajukan proposal insinas 2020 sebanyak 68 peserta yang akan bersaing untuk mendapatkan bantuan insentif penelitian senilai Rp1,650 miliar,” ujar Birokrat asal Tabanan itu, saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (9/12/2019). Dijelaskan, kegiatan penelitian ini berawal dari keadaan wilayah Bali dan di NTT mempunyai kesamaan lahan kering, dengan masyarakat petani yang kurang menyadari pentingnya pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, perlu merubah pola pikir untuk pengelolaan lahan dengan penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman. “Pupuk organik yang baik adalah pupuk yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta tersertifikasi berdasarkan standar mutu pupuk,” imbuh Sunada lewat pesan singkatnya.

1Bn-Ik#18/11/2019

Adapun tujuan Riset Pratama Kemitraan ini, dikatakan untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan lahan kering di Bali dan NTT dengan cara meningkatkan kesuburan tanah, mendapatkan produktivitas tanaman organik lokal khususnya padi hitam dan bawang merah yang mempunyai nama sebagai varietas unggul nasional spesifik, berkualitas eksport dan memproduksi benih berlabel dan bersertifikasi organik melalui aplikasi POC Bio-Inokulum Plus. Setelah melalui banyak tahapan, akhirnya Kepala UPTD Pertanian Terpadu, Wayan Sunada mendapatkan undangan untuk memaparkan proposal yang diajukan sebagai riset pengembangan teknologi yang rencananya akan dikembangkan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga : Ekspor 9 Ribu Ton Per Tahun, Komoditas Manggis Asal Bali Banjiri China

Advertisement

Seperti diketahui, Sistem Inovasi Nasional (SINas) merupakan suatu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi dan bertujuan untuk mengembangkan inovasi nasional, meningkatkan kemampuan iptek, serta meningkatkan daya saing. Penguatan SINas telah menjadi kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomcr 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi dan perlu didukung secara konsisten oleh Kemenristek-BRIN dan para stakeholder. Karenanya Kemenristek-BRIN memberikan dukungan untuk penguatan SINas melalui instrumen kebijakan pendanaan riset seperti Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas), Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI pada Direktorat Pengembangan Teknologi Industri. Insinas merupakan bantuan pendanaan riset yang diselenggarakan dengan misi utama untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional melalui peningkatan sinergi, peningkatan produktivitas, dan pendayagunaan sumberdaya litbang nasional. PPTI adalah sebuah program untuk meningkatkan relevansi dan produktivitas litbang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di industri.

6bl#ik-26/11/2019

Sedangkan Program Inovasi bertujuan mendorong hilirisasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dan meningkatkan kapasitas industri dalam memanfaatkan hasil litbang dalam negeri. Ketiganya merupakan program insentif yang bersifat seri, dari teori sampai dengan implementasi serta industrialisasi. Sebagai salah satu instrumen kebijakan di Kemenristek-BRIN, Program Insinas didedikasikan untuk mendorong dan menyiapkan riset yang menghasilkan produk inovasi atau produk riset yang dapat dikembangkan lebih lanjut di industri melalui program PPTI. Program Insinas menyiapkan materi pokok hasil riset yang dapat dikembangkan dalam skema-skema pendanaan riset berikutnya yang lebih bersifat pengembangan produk menuju implementasi hasil penelitian dengan mendasarkan pada pengukuran proses pengembangan teknologi menggunakan alat ukur Tingkat Kesiapterapan Teknologi. aka/ama