Connect with us

POLITIK

Aksi Sosial Wayan Sudirta, Berbagi Krama Difabel dan Bidan Terpapar Covid-19

Published

on

Karangasem, JARRAKPOS.com
Mengingatkan kembai aksi sosialnya bersama Relawan KORdEM se-Bali mulai tahun 2003 semasa di DPD RI 2004-2014, saat duduk di DPR RI mulai 2019, seperti membantu warga kulit bersisik dan lumpuh layu, Wayan Sudirta tetap turun ke masyarakat untuk berbagi saat kini ia duduk di DPR RI.

1bl#ik#13/8/2020

Setelah menyerahkan bingkisan untuk bidan terpapar Covid-19 di Kabupaten Karangasem dan Badung, yang sudah sembuh dikoordinasikan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Provinsi Bali, IBI Karangasem dan IBI Badung, Sabtu (22/8/2020), Sudirta berbagi beras dan uang untuk 8 warga cacat di Desa Gunaksa, didampingi Anggota DPRD Klungkung, Nengah Aryanta dan beberapa Kepala Dusun. Para bidan yang menerima bingkisan, Karangasem maupun di Badung, menangis haru menyambut Wayan Sudirta, dan ‘’curhat’’ tentang apa yang dialaminya sebagai orang yang pernah menderit Covid.

Quisioner Dua Tahun Kepemimpinan Gubernur Dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster Dan Cok Ace (Kbs-Ace)

‘’Sementara saya diisolasi di suatu tempat, suami masih tugas di Jakarta, dua anak saya tidak ada yang urus selama beberapa hari karena dilarang keluar, sementara tetangga tidak berani menjenguk, bantuan tidak bisa diberi karena kami bukan penduduk dengan KK (kartu keluarga) di wilayah itu. Dan ketika saya akhirnya sembuh dan dibolehkan pulang, kumpul dengan keluarga, justru masyarakat menjauhi. Sampai parkir motor berdekatan dengan tempat saya pun mereka pindah menjauhi. Sedih sekali mendapat perlakuan itu,’’ tutur seorang bidan di Badung dengan berlinang air mata.

1bl#ik-8/8/2020

Sudirta mendapat informasi para bidan terpapar Covid-19 dari Ketua IBI Bali, Luh Putu Sukarini, S.ST, SE, MM, M.Kes, dan Ketua-ketu IBI Kabupaten/Kota se-Bali, dan mengagendakan tahap berikutnya untuk bidan terpapar covid di kabupaten lainnya.
‘’Kami sampaikan agar masyarakat tidak menjauhi pasien Covid yang sudah sembuh, termasuk bidan dan tenaga medis lainnya, mari mendoakan kesehatan mereka, yang bekerja di garis depan dan paling berisiko tertular covid,’’ ujar Wayan Sudirta.

Untuk warga cacat, Sudirta menyerahkan langsung bingkisan itu, ‘’door to door’ ke rumah penduduk. Selain karena merupakan tugas partai, ia juga ingin menyaksikan langsung situasi warga yang cacat beserta kehidupan keluarganya. Warga cacat yang relatif terlayani dengan baik, bila masih ada keluarga, istri, suami atau anak yang mampu ekonominya. Yang memperihatinkan, warga cacat yang sebatangkara, tidak punya ayah dan sumber penghasilan yang mencukupi.

Advertisement

12th-ik#27/3/2020

Yang sangat memprihatinkan adalah yang kondisi fisiknya lumpuh, tak mampu untuk duduk sekalipun, karena step masa kecil seperti dialami Ni Wayan Sumerti (27), Komang Ayu Trisnawati (12) dan Mbok Suti (80). Ketiganya mulai lumpuh karena step sewaktu remaja, dan harus dilayani untuk makan sampai mandinya. Wayan Sumerti misalnya, yang kini sudah bisa tidur di ranjang dan mendapat ‘’bedah rumah’’ bantuan Pemkab Klungkung, sekaligus PLN dan PDAM-nya digratiskan Pemkab, sepenuhnya berbaring di ranjang, ditinggal ibunya untuk menjadi buruh serabutan, dengan upah Rp 30.000,- per hari. Sebelumnya, anak dan ibu ini tinggal di rumah bedeng yang bocor dan basah bila musim huja.

Komang Ayu Trisnadewi (12), harus digendong karena tubuhnya lumpuh total, dan menjadi abnormal sejak serangan step waktu usia 5 tahun. Kakak sulungnnya nganggur karena dirumahkan oleh perusahaan akibat covid, kakak perempuannya baru taman SMA, dan bergiliran merawat Ayu, kalau ibunya bekerja sebagai buruh serabutan. Yang memerihatinkan, ekonomi keluarga dengan 5 orang ini sangat tergantung pekerjaan buruh serabutan dengan hasil Rp 30.000,- per hari.

1th-ik#1/1/2020

‘’Karena kemampuan saya terbatas, dan memperhatikan seluruh Bali, semoga bantuan kecil ini sedikit meringankan. Tapi, jangan berkecil hati, dan terus berjuang untuk mendapat pekerjaan, dan kalau ada peluang pasti saya dan Pak Nengah Aryanta yang Anggota DPRD Klungkung, memperhatikan. Saya bisa sampai kesini karena dibantu informasi Kepala Dusun dan dihubungkan oleh Anggota DPRD Klungkung ini,’’ kata Wayan Sudirta. ora/ama/ksm

Nama Krama Difabel Desa Gunaksa, Kec. Dawan-Kab. Klungkung:
1.Jro Mangku Nyoman Nirta(70), laki, lumpuh tidak bisa duduk setelah struk 7 tahun lalu
2.Wayan Pradnyana (58), laki, struk dan berdampak lumpuh sejak sekitar 10 tahun
3.Ni Wayan Sumerti (27), perempuan, cacat sejak lahir, ibunya bekerja sebagai buruh serabutan, mendapat bedah rumah dari Bupati Klungkung, PLN, PDAM, gratis.
4.Nyoman Kuit, laki (60), sakit polio, tidak bisa berdiri, hanya duduk saja menjaga warung.
5.Mbok Suti, perempuan (80), sejak umur 20 tahun tidak bisa berdiri, karena lumpuh yang parah.
6.Made Wetri, sejak kalas I SD,mengalami gangguan fisik tidak bisa berdiri tegak, kawin dengan 2 orang anak
7.Komang Ayu Krisnadewi(12), perempuan, bungsu dari 3 bersaudara, ibunya buruh serabutan, kadang dengan penghasilan Rp 30.000,-/hari, untuk menghidupi 3 anak dan seorang ibu yang sudah uzur.
8.Nengah Ardana (40), laki, mengidap polio, bekerja sebagai tukang cat patung, kawin dengan dua orang anak.

Continue Reading
Advertisement