Connect with us

POLITIK

Made Urip Branding Produk Pertanian, Alokasikan Bantuan Aspirasi Rp1,4 Miliar di Buleleng

Published

on

Pada kesempatan itu, Ketua Kelompok Tani Suda Giri Amertha I Gede Sinar mengucapkan terimakasih atas bantuan Made Urip untuk mengolah Kopi bubuk dari proses budidaya sampai menghasilkan dan berbuah dengan kualitas Kopi yang tinggi. “Kita mohon bantuan ke Pak Urip dan terbukti sekarang menerima bantuan pasca panen. Kami sebagai petani sangat berterimakasih atas bantuan alat-alat pertanian ini, sehingga bisa berfungsi untuk menghasilkan Kopi bubuk terbaik,” tandasnya.

Kepala Dusun Banjar Sudamukti Ketut Budi Astawa menambahkan, momen ini sangat penting, karena berkat Made Urip bisa menerima bantuan untuk mendorong sektor pertanian, terutama pengolahan Kopi. “Kami berharap apa yang diberikan Pak Made Urip agar bisa bermanfaat guna bagi petani, sehingga Kopi lebih berharga, termasuk bantuan bangunan pasca produksi agar bisa menampung untuk belajar mengolah Kopi dengan benar,” bebernya, seraya dipertegas Perbekel Desa Tinggarsari, Ketut Samiasa saat kunjungan kerja Made Urip sengaja datang langsung untuk memberikan bantuan, agar bisa dimanfaatkan oleh kelompok tani. “Kita harapkan nanti bisa diberikan bantuan lagi ke depannya,” jelasnya. Di sisi lain, Kadis Pertanian Buleleng, Ir. I Made Sumiarta juga berterimakasih atas atensi kelompok tani di Buleleng, karena selama.pandemi Covid-19 masih tahan banting yang terbukti hanya para petani saja yang bisa beraktifitas. Jadi dibandingkan sektor pariwisata, ternyata potensi pertanian yang masih bisa digarap, khususnya di perkebunan. Untuk itulah, bantuan yang difasilitasi Made Urip sangat bermanfaat terutama untuk pengolahan hasil produksi. “Termasuk program di Busungbiu bisa membentuk korporasi dengan komuditas unggulan, seperti produk Kopi Robusta,” paparnya.

1th-ik#1/1/2020

Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. Lanang Aryawan, M.Si., menyebutkan masih banyak membutuhkan bantuan di sub sektor perkebunan, karena anggaran hanya 3 persen. “Kita sampaikan kepada Pak Urip buat pertanian dan perkebunan yang beda dengan mengendalikan pasar. Caranya produknya harus spesial dengan produk organik. Jadi kita tidak jual Kopi bungkulan, tapi turunannya, seperti Kopi bubuk atau lainnya,” sebutnya.

Baca berikutnya:

Advertisement

Laman: 1 2 3

Continue Reading
Advertisement