Connect with us

POLITIK

Gibran “Political Suicide” Jika Nekat Cawapres Prabowo

Published

on

 

Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH Ubaya Surabaya

Sabtu, 21 Oktober, publik bangsa hari ini dikagetkan dengan keputusan hasil munas Golkar mencalonkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka anak sulung presiden Joko Widodo sebagai capres cawapres 2024.

Pikiran publik makin liar tidak keruan melihat drama elit-elit politik memainkan politik berdemokrasi tanah air menjelang pilpres 2024. Keputusan Golkar hari ini bisa dibaca dari beberapa sudut pandang.

Advertisement

Pertama, partai berlambang pohon beringin ini mau mengambil “amunisi” yang dimiliki PDIP karena sejatinya Joko Widodo dan Gibran adalah asetnya PDIP. Justru strategi ini keliru bahkan Banteng semakin kokoh karena dicintai rakyat. Rakyat bisa menilai siapa- siapa elit politik yang sejati untuk bangsa dan negara ini dan siapa yang bunglon.

Kedua, publik wajar menduga strategi Golkar ingin mempertentangkan bahkan menghancurkan hubungan Megawati dan Joko Widodo agar “kemesraan” ini cepat berlalu.
Ketiga, publik melihat ini trik Golkar mengacaukan bahkan menghancurkan “strategi perang” politik PDIP dengan harapan meraih kemenangan pilpres 2024. Tetapi lihat saja nanti ketika Ganjar- Mahfud ternyata meraih kemenangan pilpres 2024, maka dugaan kuat partai yang pertama pasang badan untuk merapat ke PDIP adalah Golkar. Itu lagu lama warga tanah air sudah paham setiap kali pilpres. Partai cari aman.
Keempat, peristiwa Munas Golkar hari ini ternyata etika berpolitik dan berdemokrasi sudah sangat abscuur (kabur).

Politik dimensi duniawi yang pragmatis lebih mengedepankan berbagai cara agar kekuasaan direbut bahkan dengan cara yang “licik” sekalipun. Etika berpolitik hari ini “Nol”. Padahal sejatinya misi berpartai politik adalah membawa politik dimensi ilahi dimana nilai kejujuran etika tata krama saling menghargai tidak saling mengkhianati semuanya demi kepentingan rakyat yang mempunyai kedaulatan tertinggi.

Gibran hari ini telah membuka mata publik tanah air ternyata dugaan kuat seorang “ambisius”. Pemuda wajah polos gaya ngomong yang santun ternyata lain dihati lain tindakannya yang diperlihatkan hari ini.
Publik sudah bisa merasakan tetapi tidak menuduh bahkan menfitnah ada dugaan kuat skenario politik mulai dimainkan dengan mengamputasi independensi Mahkamah Konstitusi yang terlihat hilang aspek ilmiah etika dan obyektivitas dalam putusannya.

Advertisement

Putusan MK ternyata dugaan kuat untuk membuka jalan bagi putra sulung Joko Widodo ini agar berpasangan dengan Pranowo Subianto apalagi Ketua MK “Omnya” Walikota Solo ini.
Sehingga wajar hari ini dan kedepanya publik merasa kecewa, sakit hati bahkan benci melihat permainan politik elit- elit politik. Suka atau tidak suka hiruk pikuk politik hari ini penanggungjawab Joko Widodo sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Apapun argumentasi yang keluar dari pernyataan Joko Widodo nurani publik sudah terlanjut kecewa hari ini melihat perilaku murahan dipertontonkan putra sulungnya. Dan bagi Prabowo dan partai pengusung suasana hari ini menjadi “keuntungan politik” karena apapun alasannya “bahasa” tubuh Joko Widodo terlihat jelas mendukung Prabowo dengan menyodorkan anaknya sendiri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Pertanyaannya, apakah Gibran dipasangkan dengan Prabowo Subianto otomatis publik akan simpatik? Justru yang akan terjadi sebaliknya publik dengan mata telanjang bisa menduga pemimpin yang punya tipe “pengkhianat” terhadap partai yang telah membesarkan dirinya adalah pemimpin yang sangat bisa jadi akan pula mengkhianati rakyatnya sendiri demi ambisi kekuasaan.

Oleh karena itu, Gibran Rakabuming Raka tolong gunakan hati nurani dan ingat PDIP yang telah “menjadikan” dirimu serta keluarga besarmu. Jangan karena keegoan merusak dirimu dan kepercayaan publik yang sangat bagus terhadap dirimu beserta keluarga besarmu. Sikap politikmu hari ini akan menghancurkan masa depanmu. Sudah menjadi hukum alam, pengkhianat tidak pernah akan bahagia selama hidupnya. Ingat! Sikap politikmu hari ini membuat sebagian warga bangsa kecewa. Dan, tanpa sadar dengan sikap ambisiusmu telah melakukan “political suicide” (bunuh diri politik).

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply