Connect with us

DAERAH

Dinas Pertanian Provinsi Bali Tingkatkan Ketahanan Petani Hadapi Ancaman Kemarau Panjang

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Faktor iklim adalah salah satu kendala utama dalam berusahatani. Musim kemarau yang berkepanjangan berdampak pada matinya tanaman karena kekurangan air, sementara musim hujan yang berlebih juga dapat berakibat kematian tanaman karena terendam air. Tanaman padi sawah adalah tanaman paling peka terhadap dampak perubahan iklim (DPI).

1Th/Ik-5/9/2019

Bulan April – September 2019 adalah perioda musim kemarau dibeberapa wilayah di Indonesia termasuk di Bali. Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Provinsi Bali memperkirakan musim kemarau di Bali akan terjadi sampai dengan bulan Oktober – Nopember 2019. Berbagai upaya antisipasi telah dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DISTPH-BUN) Provinsi Bali untuk menimalisir kerusakan tanaman padi akibat kekeringan.

Baca juga : Harga Rp5 juta Per Kg, Animo Petani Vanili di Bali Meningkat Drastis

Kepala DISTPH-BUN Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan antara lain, dengan mengidentifikasi subak-subak yang berpotensi mengalami kekeringan dan pembinaan untuk upaya-upaya antisipasi. Kepada para petani juga dihimbau untuk menyesuaikan pola tanam, dengan menanam lebih banyak palawija yang relatif tahan kering. Menyalurkan 13 unit bantuan pompa air serta mengasuransikan padi melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) seluas 15.000 Ha.

3b#Ik-14/6/2019

“Luas tanam padi yang berdampak kekeringan periode April hingga September 2019 di provinsi Bali tercatat seluas 277,3 hektar. Dengan rincian, intensitas kerusakan ringan 150,45 hektat, sedang 49 hrktar, berat 26,8 hektar dan puso atau gagal panen 78 hektar. Kerusakan tanaman dengan intensitas puso terjadi di 5 subak, di Kabupaten Jembrana terjadi di Subak Manistutu Timur, Desa Manistutu KecamatanMelaya seluas10 hektar. Subak Manistutu Barat, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya 15 hrktar, Subak Sombang, Desa Tukadaya Kecamatan Melaya 6 hrktar. Subak Pangkung Jaka, Desa Tukadaya Kecamatan Melaya 8 hektat, dan yang terluas terjadi di Subak Benel Desa Kaliakah, Kecamatan Negara seluas 35 hejtar,” ungkap Wisnuardhana, Selasa (10/9/2019).

Baca juga : Bupati Tabanan Sinergi Polda Bali dan LSM JARRAK Paksa Petani Kaya

Advertisement

Wisnuardhana menegaskan, terhadap subak-subak yang berdampak kekeringan dengan intensitas berat dan puso akan diberikan kompensasi berupa bantuan benih padi untuk ditaman saat musim hujan bulan Okrober – Nopember 2019. “Telah disiapkan bantuan bibit padi sebanyak 250 ton, untuk luasan 10.000 hektar bagi kabupaten/ kota yang berencana memberikan bantuan bibit padi untuk kompensasi kepada subak-subak yang mangalami kekeringan agar segera berkoordinasi dengan DISTPH-BUN Provinsi Bali,” tegasnya. eja/ama