Connect with us

EKONOMI

“Dicaplok” Bangunan Hotel, Lahan Pertanian di Gianyar Menyusut 2 Ribu Hektar

Published

on

Gianyar, JARRAKPOS.com – Selain menjadi sebutan bumi seni, Gianyar juga dikenal dengan wilayah yang memiliki lahan pertanian terluas kedua di Bali. Namun sejak tahun 2014 hingga 2018 lahan setiap tahunnya mengalami penyusutan, dari 15 ribu hektar, kini menjadi 13 ribu hektar. Itu terjadi lantaran pengalihan lahan pertanian marak di Gianyar yang caplok untuk lahan hotel, industri dan bentuk bangunan permanen lainnya.

1th-bn#1/2/2020

Untuk mengurangi beralih fungsi lahan pertanian dan pangan lebih parah, akhirnya Perda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar disahkan, pada Senin (18/5/2020) kemarin. Bupati Gianyar, Made Mahayastra menjelaskan pada 2014 di Gianyar lahan pertanian masih 15 ribu hektare. “Setiap tahun mengalami penyusutan, sampai data terkahir tahun 2018 sisa hanya 13 ribu hektare,” jelasnya, Selasa (19/5/2020).

Saat ini berkaitan dengan pandemi covid 19, dengan ditetapkannya Perda LP2B itu ia berharap agar warga tidak gengsi untuk memulai bertani demi bertahan hidup. Terlebih dari sektor pariwisata sudah banyak yang dirumahkan. Selain itu juga untuk mewujudkan kemandirian pangan, menikmati kemakmuran petani, dan meningkatkan lapangan pekerjaan yang layak di sektor pertanian.

1th-Ik#29/4/2020

“Penetapan rancangan Perda ini agar menjadi peraturan mengingat tingginya beralih lahan di Kabupaten Gianyar. Setiap tahun terus mengalami penyusutan, itu tidak terlepas dari faktor pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan sektor pariwisata. Yang mana dijadikan perumahan industri dan lain sebagainya,” paparnya.

Dalam kesempatan itu ia mengaku sektor pariwisata memang menjadi prioritas di Gianyar. Tetapi saat ini sektor pertanian menghadapi tantangan yang sangat berat. Sehingga kalangan generasi muda diharapkan jangan enggan terjun ke pertanian, yang sebelumnya lebih mencari pekerjaan di sektor pariwisata.

1bl-bn#1/4/2020

“Saya komitmen dengan kondisi pembangunan pertanian. Yaitu ada tiga hal yang difokuskan, efektif, efesien dan mandiri. Mulai dari pengembangan, penerapan, mekanisasi pertanian sebelum dan sesudah panen. Khususnya juga dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Saya tidak ingin generasi muda lebih condong ke pariwisata saja, tetapi agar ada keseimbangan antara sektor pariwisata dan pertanian ,” tandasnya.

Made Mahayastra juga menyampaikan untuk memadukan pariwisata dan pertanian akan dikembangkan menjadi agro wisata. Selain itu produk pertanian Gianyar ke depamnya juga akan wajib disalurkan ke hotel, pasar, dan swalayan yang ada di Gianyar. “Agar hasilnya pun optimal dan mengupayakan pertanian guna meminimalisir peralihan lahan pertanian,” imbuhnya. tur/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement