Connect with us

NEWS

Ancaman Gempa di Bali Selatan, Bandara Ngurah Rai Bisa Berpotensi Tersapu Tsunami

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Dari data sebelumnya, Pulau Bali terakhir kali mengalami tsunami besar sekitar pada tahun 1816. Bahkan, hingga kini pun Bali masih merasakan terus mengalami gempa hanya saja skalanya cukup kecil, seperti yang terjadi saat Selasa (16/7/2019). Seperti diketahui sebelumnya, Sekda Provinsi Bali, Dewa Indra juga sempat mengarahkan, agar seluruh wilayah selatan Bali sebagai kawasan padat penduduk dan bangunan, segera dibangun titik-titik sirene peringatan. Nanti sirene itu mengeluarkan suara sebagai tanda peringatan dini kepada masyarakat. Sekda Indra saat itu juga menyebut Bali terakhir kali mengalami tsunami tahun 1816, sehingga yang perlu diwaspadai adalah patahan lempeng Euro-Asia yang mengakibatkan tsunami di Bantul (2006), Flores (1992), Sumbawa (1977), Banyuwangi (1994), Mentawai, Sumatra Barat (2010).

Lm-3/7/2019

Pasalnya, patahan lempeng Euro-Asia satu garis dengan lempeng patahan yang ada di selatan Bali. Karenanya daerah selatan Bali berisiko tsunami. “Jadi, ini warning untuk kita. Garis batasan geologis itu benar adanya. Itu ada bukan garis khayal. Nanti tinggal di mana terjadi patahan untuk pelepasan energinya, itu yang kita tidak tahu,” tegasnya. Oleh karena itu, Bali ke depannya perlu menyiapkan bandara alternatif selain Bandara Ngurah Rai, karena jika gempa besar terjadi di Bali selatan akan sangat berpotensi tersapu gelombang stunami. Apalagi Bali memiliki potensi pariwisata yang mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat Bali secara langsung, maka sejak awal keberlangsungan denyut nadi pariwisata Bali harus dijaga, dikawal dan diantisipasi sejak awal.

Baca juga : Segera Turun, Staf Khusus Presiden Cek Dokumen Penlok Bandara Bali Utara

Sementara itu, untuk wilayah Bali Utara dinyatakan sedikit lebih aman dibandingkan pesisir Bali selatan yang dikategorikan rawan tsunami karena berada di jalur lempeng Euro-Asia Sebelumnya, patahan lempeng Euro-Asia ini memicu tsunami dahsyat di Aceh tahun Mentawai, Sumatra Barat, tahun 2010 2004 serta tsunami Terdapat sedikitnya 20 titik rawan tsunami di selatan Bali, mulai dari Candi Dasa, Kuta, Legian, Seminyak, Tabanan hingga Jembrana. Semuanya termasuk daerah pariwisata. Ia mengakui, bahwa pihaknya sudah membuat peta titik rawan tsunami dan terdapat 20 titik di Bali berisiko tinggi. Dan, sebagian besar titik-titik rawan ini berada di daerah selatan Bali, mulai dari kombinasi ancaman (bahaya), kapasitas, dan kerentanan.

3b#Ik-14/6/2019

“Lebih riskan daerah selatan, di utara juga tidak kalah. Daerah risiko tinggi merupakan kawasan pariwisata Bali. Mulai dari Candi Dasa, Kuta, Legian, Seminyak, Tabanan, sampai ke Jermbrana,” ujarnya. Setelah kejadian tsunami di Banten, maka ini peringatan buat Bali bagian Selatan yang punya potensi tsunami. Sehingga pemprov Bali punya alasan kuat untuk mempercepat bandara alternatif/ bandara mitigasi tsunami di Bali Utara. Kalau lambat antisipasi maka akan fatal akibatnya bagi pariwisata Bali yarng saat ini sebagai andalan perekonomian masyarakat. Tidak hanya itu saja Dewa Indra menyatakan, Jika terjadi gempa lebih besar lagi yang berpotensi Tsunami di Wilayah Bali Selatan , maka sudah dapat dipastikan bandara I Gusti Ngurah Rai akan ditutup untuk beberapa waktu lamanya.

Baca juga : Bandara Baru Diputuskan, Jokowi Segera Wujudkan Mimpi Rakyat Bali Utara

Advertisement

“Berhubung Bandara ini adalah satu satunya pintu masuk wisatawan ke Bali via udara , maka pariwisata Bali akan bermasalah dan akan menimbulkan kelumpuhan perkonomian Bali. Untuk mencegah kejadian kelumpuhan ekonomi diatas, maka Pemerintah perlu mengantisipasi secara serius hasil penelitian Prof Ron Harris tsb diatas yang mulai terbukti dengan adanya peringatan gempa lumayan besar pada tanggal 16 juli 2019 di daerah Bali selatatan. Salah satu solusinya adalah segera wujudkan Bandara Bali utara sebagai bandara alternatif jika prediksi hasil penelitian Prof Ron Harris dan timnya benar2 terbukti . Dengan demikian wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Bali untuk sementara waktu dapat mempergunakan Bandara Baru di Bali Utara,” tandasnya. tim/net/ama