Connect with us

PARIWISATA

Virus Korona Mewabah, Okupansi Hotel di Bali Turun

Published

on


Kuta, JARRAKPOS.com – Barometer pariwisata Bali di Kabupaten Badung, kini bisa merana merana akibat wabah virus Korona dari negeri Tiongkok. Untung sampai sekarang, kabar novel coronavirus (2019-nCoV) atau virus korona tidak masuk ke Indonesia, khususnya Bali. Seperti diungkapkan Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia Adnyata, SE.,MM.,CHA, Rabu (29/1/2020, menegaskan pihaknya telah mengintruksikan seluruh stakeholder yang berada di bawah naungan IHGMA agar mematuhi imbauan Menteri Pariwisata RI, Wishnutama Kusubandio.

1bl-ik#15/1/2020

Ramia menyebut ancaman penularan virus korona dipastikan tak bisa dipandang sebelah mata, karena mengacu pada data periode sebelumnya, yakni 2019 yakni sekitar 1,2 juta selama setahun atau jika dirata-ratakan kunjungan wisatawan China ke Bali mencapai 3.287 ribu per hari. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dari semua pemangku kepentingan sektor sangat penting. “Sebagaimana kita ketahui, virus asal Wuhan, China ini sudah menyebar ke-16 negara. Mau tidak mau, Bali sebagai daerah yang sangat diminati oleh wisatawan China harus meningkatkan kewaspadaan,” ucap Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali bidang Pariwisata ini.

Baca juga: ASITA “Gigit Jari”, Travel Agent Bodong Jual Murah Bali

Untuk mengatasi dampak Korona, Ramia menyebut pihaknya telah menyasar market negara lain, seperti India, termasuk mengalihkan fokus promosi pariwisata ke sejumlah negara. Antara lain Jepang, Amerika Serikat, Australia, Eropa, New Zealand, dan lain-lain. “Saya pribadi berharap keadaan segera pulih dan wabah Korona dapat ditangani sesigap mungkin oleh Pemerintah China,” tandas tokoh pariwisata asal Karangasem sekaligus General Manager (GM) Hotel Sovereign Bali itu. Khusus di tempatnya bekerja, Ramia menyebut terjadi penurunan tingkat hunian mencapai 15 persen sehingga pihaknya menderita kerugian mencapai Rp 200 juta.

6bl-ik#17/1/2020

“411 room night cancel per 25 hingga 28 Januari 2020. Turis asal Tiongkok Shanghai, Guangzhou batal terbang dan menginap di sini. Kalau mereka punya deposit, kita keep. Kapan datang bisa digunakan lagi,” jelas Ramia sembari menyebut pihaknya juga menggelar sosialisasi virus korona bekerja sama dengan Omsa Medic. Bila menemukan wisatawan yang mengalami gejala terinfeksi virus korona, seperti mengeluh sakit, menderita gangguan saluran pernapasan, pilek, batuk, sakit tenggorakan, dakit kepala, dan demam selama beberapa hari, Ramia menyebut Hotel Sovereign Bali telah memiliki plan dan kerja sama dengan RS Sanglah.

Baca juga: Sekda Dewa Indra Sebut Virus Corona Belum Masuk Bali

Advertisement

“Kami tak bisa hanya mengandalkan alat pendeteksi suhu tubuh di pintu masuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kami telah menyediakan master dan sarung tangan gratis untuk wisatawan dan staf hotel. Pengalaman SARS dulu, butuh waktu 3 hingga 6 bulan untuk recovery agar situasi kembali normal. Semoga kali ini lebih cepat,” tegasnya, sembari mengatakan okupansi hotel di Bali turus, meski di hotelnya masih dikisaran 70 persen membuat pihaknya tidak melakukan pengurangan jumlah karyawan. “Yang pasti kami menyiapkan kontinjensi plan sebagai antisipasi operasional hotel,” tegasnya. tim/ija/ama