Connect with us

POLITIK

Rai Wirajaya Sosialisasikan Wawasan kebangsaan, Waspadai Gerakan Politik Identitas

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Anggota MPR RI Dapil Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya menggelar seminar sosialisasi mengenai wawasan kebangsaan di Ayucius Restoran Denpasar, Senin (10/2/2020). Seminar membahas fenomena muncul beberapa kurun waktu belakangan ini, dengan memainkan politik indentitas yang tidak dipahami sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia. Muncul kerajaan-kerajaan baru, raja-raja baru dan berbagai pengungkapan cerita sejarah yang cukup mengejutkan, sehingga mengganggu daya nalar berbangsa dan bernegara. Munculnya fenomena ini jangan sekadar dianggap sebagai gelaja sosial karena faktor psikologis belaka, namun harus diwaspadai sebagai satu gerakan politik identitas yang dapat merusak ideologi bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

1bl-ik#5/2/2020

‘’Jika fenomena ini berlangsung secara sporadik dan terus menerus, hal ini akan menjadi masalah tersendiri. Ada orang yang percaya dan tidak percaya, dan akhirnya terjadi pengaburan sejarah dan ideologi bangsa yang terbangun dari sejarah itu sendiri. Mari anak bangsa, belajar sejarah perjuangan bangsa yang benar. Memahami kebangsaan kita secara baik, sehingga ketika muncul fenomena seperti ini, kita tidak mudah percaya,’’ ujar anggota Komisi XI DPR RI ini. Dalam seminar yang dihadiri 150 orang dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pemuda ini, Rai Wirajaya mengungkapkan, MPR RI memiliki satu kewajiban untuk mengawal pelaksanaan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menghargai Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga: Rai Wirajaya Gempur Jembrana, Serahkan 25 Traktor dan Bantuan Tani Nelayan Senilai Rp5,3 milyar

‘’Ujian kita makin berat. Munculnya paham radikalisme, intoleran dan upaya-upaya memperkeruh kerukunan beragama, menjadi catatan kita bersama untuk tidak lebih memahami wawasan kebangsaan kita, melalui empat pilar kebangsaan ini,’’ tegas Rai Wirajaya. Hal senada disampaikan para narasumber, akademisi I Ketut Witarka Yudiata dan pegiat pemberdayaan perempuan Bali, IGA Diah Yuniti. Permainan politik identitas dalam upaya untuk mencapai kepentingan politik, sangatlah berbahaya. Pemain-pemain ini, menggunakan senjata identias untuk mencapai tujuannya. ‘’Biasa dilakukan dengan berbagai cara, bentuk dan strategi. Bisa memainkan asal usul, memainkan ideologi, agama bahkan suku dan ras tertentu. Inilah yang sangat berbahaya. Kita mesti waspada. Generasi milenial dan generasi Z yang jadi penerus bangsa, harus cerdas menyikapinya,’’ ungkap Yudiata.

1bl-ik#8/2/2020

Sedangkan Diah Yuniti mengingatkan, bahwa pemahaman toleransi dan menyatakan perbedaan itu indah harus menjadi bahasa setiap hari. ‘’Perjuangan bangsa ini, dilakukan tanpa melihat perbedaan tanpa melihat asal usul. Satu kata, merdeka. Untuk bangsa Indonesia,’’ tandasnya. Dalam seminar, para peserta tampak antusias. Terutama ketika banyak fenomena saat ini dimunculkan jadi bahan diskusi. Sehingga para pemuda harapan bangsa ini dapat memberikan pendapat dan masukan secara kritis untuk menyikapi kondisi bangsa dan bertekad untuk mengawal empat pilar kebangsaan dengan sepenuh hati. tim/ama/ksm

Advertisement