Connect with us

EKONOMI

POD Chocolate Sulap Cocoa Butter Jadi Hand Sanitizer Berkualitas Tinggi

Published

on

Badung, JARRAKPOS.com – Pengalaman satu dekade memproduksi coklat tidak pernah terfikirkan oleh CEO PT. Bali Chocolate (POD Chocolate), Tobias Garritt untuk memproduksi di luar produk olahan coklat. Baru satu minggu ini, industri kreatif yang sejak awal dirintis di Desa Karangsari, Petang, Badung ini, mampu memproduksi hand sanitizer dari bahan Cocoa Butter yang kebetulan salah satu bahan bakunya sangat banyak tersedia di pabriknya. Kondisi ini juga membuat para karyawannya tetap bekerja di tengah permintaan coklat yang turun drastis.

1bl-bn#26/4/2020

Tobias Garritt saat ditemui, Minggu (26/4/2020) mengatakan, munculnya ide membuat hand sanitizer berawal saat sang istri, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha (Gek In) yang merupakan salah satu Anggota DPRD Kabupaten Badung selalu turun ke masyarakat menyerahkan bantuan masker, disinfektan dan hand sanitizer. Khusus untuk hand sanitizer, karena makin mahal dan langka, Gung In sempat membuatnya sendiri. Hal itulah kemudian yang menginspirasi Tobias Garritt untuk membuat hand sanitizer, namun tetap memanfaatkan bagian olahan coklat.

“POD Chocolate sudah berdiri 10 tahun lalu, pada saat momen wabah Covid-19 tidak menyangka hand sanitizer menjadi barang langka dan mahal. Kami memproduksi produk ini tidak semata-mata untuk komersil saja, namun bagaimana memanfaatkan tenaga kerja agar tidak dirumahkan, karena stok coklat kita masih banyak sementara penjualan menurun drastis. Jadi kita punya Cocoa Butter dan diolah untuk kandungan hand sanitizer, karena sangat lembut di tangan,” jelas Tobias Garritt saat didampingi Gek In.

12th-ik#27/3/2020

Pada kesempatan itu, Gek In membenarkan ide tersebut muncul akibat keterbatasan hand sanitizer. Apalagi sebelumnya Gek In sempat mengedukasi masyarakat bagaimana cara membuat hand sanitizer. Justru ide kreatif tersebut diadopsi sang suami untuk memproduksi lebih banyak lagi hand sanitizer yang benar-benar berkualitas tinggi sebagai produk lokal yang sangat dibutuhkan pada saat pandemi Covid-19 saat ini. Dijelaskan, bahan hand sanitizer dari Cocoa Butter ini membuat produknya lebih lembut dan terasa lebih segar dengan tambahan minyak rasa peppermint.

Disadari Gek In, selain menjalankan bisnis bersama dengan sang suami, juga berkiprah di dunia politik. Tentunya dalam menjalankan hal tersebut banyak kesamaan yang dilihat untuk mampu membangun peluang, dan pada dunia usaha bagaimana bertahan dan terus kreatif. Gek In juga terus berupaya agar bisa terus menyakinkan, bila di dunia politik dilakukan untuk konstituen, maka dalam dunia usaha kepercayaan untuk membangun pasar. Di tengah dunia usaha saat ini yang telah banyak mem-PHK karyawannya, justru ia harus disiasati dengan menciptakan potensi.

1bl-ik#2/4/2020

“Ada di dua dunia, politik dan usaha membuat kami ada kesamaan pondasi. Berdadarkan itu, kami berusaha salah satunya dengan mendirikan pabrik coklat yang sudah sangat berkibar sebelum adanya Covid-19. Wabah virus ini membuat geliat ekonomi dan pengusaha tiarap. Market internasional tidak ada, ditambah gerakan pembatasan ke luar rumah. Untuk itu kami yang juga sebagai pengusaha tidak semata mencari profit. Ada tanggung jawab moral menampung tenaga kerja. Kita dari POD Chocolate melihat apa yang harus dilakukan agar mesin tetap berjalan,” ungkap cucu Pahlawan Nasional, I Gusti Ngurah Rai itu.

Tobias Garritt maupun Gek In juga menyampaikan hal yang sama terkait kebutuhan akan hand sanitizer ke depan yang akan selalu diperlukan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan utamanya kebersihan tangan dari virus dan bakteri dalam kehidupan sehari-hari. Jadi hand sanitizer dengan merek Jungel Gel by POD ini, akan terus diproduksi baik untuk kebutuhan dunia usaha, rumah sakit, kantor pemerintahan dan kebutuhan masyarakat lainnya. Penjualan hand sanitizer ini secara retail, juga bisa dalam kemasan botol kecil.

Advertisement

1bl-bn#1/4/2020

“Sebagai Anggota DPRD Kabupaten Badung Fraksi PDI Perjuangan, kami telah bagikan hand sanitizer yang kami produksi untuk Puskesmas yang ada di kecamatan, serta dibagikan kepada bendesa, prajuru adat dan dinas, LPD, sopir ambulance KBS (Krama Badung Sehat) yang ada di desa-desa. Untuk kebutuhan komersil kami sediakan hand sanitizer satu liter seharga Rp175 ribu dan ada juga kemasan lima liter. Kami berikan juga harga spesial untuk pembelian dalam jumlah banyak. Kami siapkan juga kemasan botol 50 dan 100 ml dengan spray by order. Bisa rebranding atau tetap mencantumkan POD saja,” jelas Gek In. eja/ama