Connect with us

DAERAH

Masa Pandemi Tak Berdiam Diri, PD FSP Par-SPSI Bali Gelar Donor Darah

Published

on

“HUT ke-25 kali ini tidak bisa dilaksanakan dengan lebih meriah karena pandemi Covid-19. Jadi kita merayakan secara sederhana, tapi tetap bisa membantu masyarakat, khususnya yang butuh darah,” papar Satyawira, seraya menyebutkan dari 156 anggota yang mendaftar, ada beberapa persennya yang gagal donor, seperti akibat tensi. Hasilnya terkumpul sebanyak 129 kantong dengan golongan darah A (23), B (35), O (65) dan AB (6). “Target kami memang sekitar 130 sampai 140 yang bisa mendonorkan darahnya,” paparnya.

Insert foto: Bakti Sosial Kemanusiaan Donor Darah di Wantilan Sekretariat Kantor PD FSP Par-SPSI Provinsi Bali, Jalan Raya Sesetan, Gang Gurita 1/6, Denpasar.

Di sisi lain selama pandemi Covid-19 atau Corona ini, para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja di sektor pariwisata di Bali sudah merasakan dan sangat terkena dampak dari imbas Covid-19. Karena itu, setelah dibuka pariwisata nusantara atau domestik, saat 10 Juli 2020 lalu yang akan disusul rencana dibukanya pariwisata internasional atau mancanegara pada 11 September 2020 nanti, bisa kembali ada tamu atau wisatawan yang datang ke Bali. “Kami juga berharap dengan dibukanya Bali membuat pariwisata bisa bergerak kembali, sehingga nasib pekerja pariwisata juga bisa kembali bekerja dan tidak lagi di rumah saja. Untuk itu, diharapkan seluruh pelaku pariwisata agar tidak berdiam diri dan terus ikut mempromosikan pariwisata Bali untuk kepentingan bersama,” ujarnya sembari mengajak semua organisasi dan pelaku usaha pariwisata kembali melakukan kegiatan donor darah, karena kebutuhan darah saat ini sangat diperlukan, meskipun kondisi pandemi Covid-19.

1th-bn#19/6/2020

Satyawira mempertegas terkait dibukanya pawisata Bali sangat mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan wabah virus Corona di Bali. Bahkan, sebelum ditetapkannya penerapan kehidupan era baru di Bali, para pekerja pariwisata sudah terbiasa melayani tamu dengan protokol kesehatan yang ketat. “Kami akan bekerja dengan melayani tamu dengan maksimal sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Karena orang berwisata juga butuh dijaga kesehatannya. Untuk itu, sebagai penerima tamu pariwisata wajib menerapkan protokol kesehatan agar tidak melanggar.

Baca berikutnya:

Laman: 1 2 3

Continue Reading
Advertisement