Connect with us

POLITIK

Kesuma Kelakan Serap Aspirasi Warga di Kaki Gunung Agung, Kuatkan 4 Pilar Kebangsaan

Published

on


Karangasem, JARRAKPOS.com – Keanekaragaman budaya yang menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia kini mulai disusupi paham-paham radikalisme. Karena itu, untuk menguatkan 4 Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI I.G.N. Kesuma Kelakan, ST.MSi, menemui masyarakat tepat di kaki Gunung Agung, yakni warga desa di Banjar Dinas Alasngandang, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (29/11/2019). Kehadiran anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini, disambut Bendesa Adat Alasngandang, I Komang Warsa, SPd.,MSi.,MPd. bersama ratusan masyarakat Banjar Adat Alasngandang Kangin dan Kauh. Kesuma Kelakan dihadapan ratusan masyarakat desa mengatakan sosialisasi 4 Pilar MPR RI menjadi konsensus nasional bagi setiap anggota MPR RI, sekaligus anggota DPR RI dan DPD RI sebagai amanat, tugas serta tanggung jawab untuk pembumian Pancasila sebagai ideologi bangsa. Diharapkan menjadi penguat pendidikan karakter kebangsaan dalam kultur yang tumbuh kembang di masyarakat Indonesia mulai dari kehidupan rumah tangga hingga struktur sosial dan kelembagaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

6bl#ik-26/11/2019

Kegiatan ini berjalan alamiah dan metode mengikuti semangat audien atau peserta secara kultural. “Pentingnya pemahaman 4 pilar kebangsaan di masyarakat agar jangan ribut sesama warga negara akibat beda agama dan suku. Pancasila. NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika,” tegas mantan anggota DPD RI Dapil Bali ini. Penguatan pemahaman kebangsaan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa ini, ditegaskan mantan Wakil Gubernur Bali itu, menyatu dalam tujuan formal sosialisasi 4 Pilar MPR, sehingga menjadi bagian kehidupan sehari-hari insan masyarakat, menyangkut pilar pertama, yaitu Pancasila sebagai penegasan posisi dan falsafah Pancasila sebagai Dasar Negara dan Sumber segala Sumber Hukum. Pilar kedua, UUD 1945 yang merupakan Konstitusi Negara, Pilar ketiga NKRI yang merupakan penegasan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia secara historis dan konstitusional. Pilar terakhir keempat, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan persatuan bangsa.

Baca juga : Made Urip Kembali Perkuat Pemahaman 4 Pilar Kebangsaan

Ditambahkan Kesuma Kelakan, Turun ke masyarakat juga berkaitan dengan menyerap aspirasi sebagai wakil rakyat. Duduk di komisi yang membidangi sosial, agama dan adat terpencil sehingga dinilai sangat penting dan strategis mengetahui kondisi masyarakat yang banyak memiliki masalah sosial termasuk kemiskinan di daerah tertinggal. Sehingga ke depan mampu disusun berbagai program yang bisa langsung menyentuh di masyarakat. Termasuk didalamnya terkait Program Keluarga Harapan yang akan membantu masyarakat bangkit untuk hidup layak. Mendukung pembangunan melalui bantuan infrastruktur di wilayah adat terpencil yang memiliki fasilitas minim, lansia, penyandang cacat hingga membantu kelompok usaha bersama di desa mendapatkan pembinaan dan akses permodalan agar mampu menyelesaikan permasalahan teknis yang dihadapi. “Ke depan kita siapkan program-program yang kita susun di DPR RI melalui komisi VIII bisa langsung menyentuh masyarakat dengan mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat,” imbuhnya lanjut mengatakan berbagai program pengentasan kemiskinan dilakukan dengan cara dan pola sesuai karakter daerah masing-masing. “Karena kemiskinan itu ada di perkotaan, pedesaan, di daerah terpencil sehingga dilakukan penanganan yang berbeda,” tandas mantan anggota DPD RI Dapil Bali itu.

1Bn-Ik#18/11/2019

Di sisi lain, Bendesa Adat Alasngandang, I Komang Warsa mengatakan masyarakat dari dua banjar yakni Banjar Adat Alasngandang Kangin dan Banjar Adat Alasngandang Kauh sangat menyambut kehadiran wakil rakyat Kesuma Kelakan. Menurutnya, sosok wakil rakyat ini dari sisi kemampuan dan kompetensi sosial dinilai sangat mumpuni untuk memperjuangan aspirasi masyarakat. Terlebih pengalamannya di daerah sebagai mantan wakil gubernur Bali hingga kini mengabdi sebagai wakil rakyat di Senayan. Berbicara komitmen membangun Bali hingga perjuangan anggaran di pusat tepat untuk dilakukan dengan dibuktikan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. “Berbicara anggaran pasti beliaunya mampu, setelah duduk di pusat langsung action artinya sudah tau apa kebutuhan masyarakat. Apalagi beliau membidangi sosial, adat, agama serta daerah tertinggal. Sejalan dengan Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali dari Bapak gubernur itu. Ada hubungan antara beliau dan keinginan masyarakat Bali dalam mengajegkan adat Bali,” jelas Komang Warsa.

Baca juga : Sudirta dan 4 Pilar Kebangsaan di IHDN Denpasar

Advertisement

Begitu pula saat Kesuma Kelakan berbicara mengenai 4 pilar kebangsaan, karena dinilai sangat dibutuhkan masyarakat. Menurut Komang Warsa berbicara nilai-nilai kebangsaan hanya tersentuh oleh generasi muda yang sedang bersekolah atau kuliah, sementara generasi tua pada usia 50 tahun keatas sangat minim pendampingan. Karena disibukkan berbagai kegiatan adat, budaya dan keagamaan sehingga penguatan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat diperlukan. “4 Pilar Kebangsaan sangat dibutuhkan apalagi masyarakat di kampung seperti ini. Masyarakat-masyarakat yang generasi diatas 50 tahun itu memang harus diberikan satu pencerahan. Sehingga begawan-begawan pilar kebangsaan ini sangat diperlukan,” tegasnya lanjut menyampaikan berbagai aspirasi yang mengemuka lainnya seperti harapan adanya berbagai bantuan untuk kegiatan adat dan keagamaan merupakan aspirasi untuk mengajegkan Bali sehingga menjadi harapan agar dipikirkan para wakil rakyat bersama pemerintah baik daerah maupun pusat. eja/ama