Connect with us

INTERNASIONAL

Imlek di Vihara Satya Dharma Benoa Sambut Umat Berbagai Belahan Benua

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Ribuan umat dari berbagai daerah di Indonesia termasuk wisatawan mancanegara melaksanakan persembahyangan tahun baru Imlek 2571 di Tempat Ibadat Tridharma (Vihara) Satya Dharma Benoa, Bali, Sabtu (25/1/2020). Ketua Pelaksana Harian Vihara Satya Dharma, Darvin Jimmytat mengatakan kunjungan umat tahun ini lebih ramai karena sudah menjadi salah satu tempat untuk pariwisata spiritual terlebih sudah berdiri megah patung Dewi Kwan Im setinggi 22 meter.

6bl-ik#17/1/2020

Darvin Jimmytat menuturkan persembahyangan di Vihara Satya Dharma sudah mulai ramai pukul 23:00 WITA sebelum malam pergantian tahun baru China. Dimana para umat melaksanakan persembahyangan menyampaikan terimakasih kepada para dewa, utamanya Dewa Naca. Selanjutnya dilaksanakan persembahyangan pembukaan tahun baru China untuk menyambut tahun bersio tikus logam.

Baca juga: “Gong Xi Fa Cai”, Agung Manik Danendra AMD Berbaur Masyarakat Tionghoa

“Sesuai penanggalan China puncak pergantian tahun mulai jam 11 malam. Sembahyang pembukaan hari pertama tahun tikus logam. Sehingga yang sembahyang dibawah jam itu masih bersembahyang di tahun babi untuk menyanpaikan rasa syukur atas kesehatan dan rejeki yang telah didapatkan umat,” jelas Darvin.

Insert foto: Persembahyangan tahun baru Imlek 2571 di Tempat Ibadat Tridharma (Vihara) Satya Dharma Benoa.

Tahun ini dijelaskanya kunjungan umat lebih banyak dalam melaksanakan persembahyangan Imlek. Tidak saja datang dari berbagai penjuru Bali namun dari luar Bali bahkan wisatawan mancanegara. Tentunya peningkatan ini tidak terlepas dari keberadaan Patung Dewi Kwan Im setinggi 22 meter di selatan Vihara. Patung seberat 250 ton tersebut belum termasuk pondasi berupa bunga teratai dan jembatan berbahan dari batu alam (jenis granit) yang di impor langsung dari China.

Baca juga: Kongco Tanah Kilap Tempat Imlek “Termahal” di Indonesia

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan ucapan terimakasih kepada pecalang dalam tugasnya sebagai Jaga Baya dari Banjar Pesangggaran serta pihak kepolisian utamanya Polsek Benoa yang telah berpartisipasi dalam menciptakan kondisi aman di Vihara Satya Dharma sejak dibangun hingga saat ini. “Kami dari pihak viara menyampaikan berterimakasih kepada pecalang, Jaga Baya Banjar Pesanggaran. Selalu antisipasi setiap penyelenggaraan kegiatan di sini. Meraka selalau stanbay 24 jam termasuk dari pihak kepolisian,” ucapnya.

1bn-ik#28/12/2019

Perwakilan Jaga Baya Banjar Pesanggaran, Mangku Jinggo juga menyampaikan hal sama. Keberadaan vihara diungkapkan telah menjadi bagian dari wilayahnya yang kini sudah berkembang menjadi destinasi wisata spiritual. Diuangkapkan pula sejak awal pembangunan telah terjalin kerjasama yang baik dengan nuansa dari umat untuk umat. “Kita dari masyarakat Banjar Pesanggaran sangat mendukung sekali kegiatan ini karena positif. Hubungan baik sudah terjaga dan berjalan baik. Kita kawal total sejak dari pembangunan, astungkara tidak ada masalah,” jelasnya.

Baca juga: Awal Tahun 2020, Dua Kapal Cruise Kembali Sandar Bersamaan di Pelabuhan Benoa

Wisatawan asal Australia bernama Peta yang datang bersama beberapa kawannya dari berbagai belahan benua menyampaikan, mereka pertama kali datang ke Bali. Selain berlibur mereka juga mengagendakan kegiatan bersembahyang kendati beberapa dari mereka ateis dan juga ada beragama kristan dan Buddhist. “We are glad to pray here. It’s nice to be able to mingle with the people here,” ungkapnya.

1bl-ik#15/1/2020

Pada kesempatan tersebut juga hadir umat Hindu dari Jimbaran, Gung Mas bersama rekan-rekannya. Ia mengaku baru pertama datang ke Vihara Satya Dharma kendati beberapa dari mereka mengaku sudah beberapa kali datang. Menariknya saat memasuki vihara mereka disambut langsung Darvin Jimmytat dan menanyakan tujuan mereka datang. Setelah mendengarkan bahwa rombongan itu dari Pura Ibu Surya Majapahit, Puri Gading, Jimbaran ia lalu menjelaskan tata cara persembahyangan bisa dilakukan sesuai keyakinan masing-masing.

Baca juga: Tommy Chiuputra Dilantik Jadi Ketua Permabudhi Bali, Fokus Perkuat Kerukunan Umat

Advertisement

“Kami tidak tau sembahyang disini boleh memakai canang, kebetulan kami bawa pejati di mobil. Karena mendapat penjelasan dari pihak vihara akhirnya kami ambil dan kami akan pakai sembahyang di sini,” ujar Gung Mas. Juga diungkapkan Darvin bahwa Ketua Yayasan Tempat Ibadat Tridharma Satya Dharma, Kasdi Taman atau Ang Co Hok dalam setiap kali rapat dengan tegas mengingatkan kepada seluruh pengurusan harus memberi pelayanan terbaik kepada seluruh umat yang datang sembayang. eja/ama