Connect with us

INTERNASIONAL

Begini Cara Warga Korut Rayakan Imlek

Published

on

Pyongyang, JARRAKPOS.com – Perayaan Imlek juga berlaku di Korea Utara (Korut). Hanya saja, warga Korut mempunyai tradisi tersendiri dalam perayaan Imlek.

Seperti dilansir dari CNN Indonesia yang mengutip dari Korean Herald bahwa warga Korut memulai Imlek dengan menunjukkan rasa hormat mereka kepada keluarga Kim Jong-un, pemimpin negara itu.

Mereka menaruh bunga dan memberikan penghormatan pada patung ataupun potret pemimpin Korut sebelumnya, Kim Il-sung dan Kim Jong-il.

Warga Pyongyang mengunjungi Istana Matahari Kumsusan, di mana tubuh Kim Il-sung dan Kim Jong-il disemayamkan. Setelah itu, mereka mendaki bukit Mansu untuk membungkuk ke patung perunggu raksasa para pemimpin sebelumnya.

Advertisement

Masih menurut laporan Korean Herald, kemudian masyarakat menyaksikan upacara leluhur, makan bersama keluarga, dan menyaksikan pertunjukkan seni yang memuat pesan pujian kepada Kim Jong-un dan partai berkuasa.

Selain itu, warga Korut juga memainkan permainan tradisional seperti menerbangkan layangan, top-spinning, jegichagi, dan permainan papan yunnori di hari raya tersebut.

Meski demikian, tak ada mudik bagi sebagian besar warga Korut untuk mengunjungi keluarga. Warga di negara itu harus memiliki izin perjalanan bila mereka ingin keluar dari tempat tinggalnya.

Tak hanya itu, pembatasan pergerakan warga Korut saat ini semakin diperketat demi mencegah dan mengendalikan penyebaran virus Covid-19.

Advertisement

Sementara itu, Kim Jong-un dan para pembantunya yang setia turut menyaksikan konser yang dipenuhi lagu dan aksi pemujaan terhadap Partai Buruh Korea dan pemimpin Korut.

Menurut laporan media lokal Korut KCNA yang dilansir CNN Indonesia dan dikutip JARRAKPOS.com, lagu seperti “Kami Akan Pergi di Sepanjang Jalan Kesetiaan,” dan “Kami Akan Melakukan Perjalanan Satu Jalan Selamanya,” kerap ditunjukkan dalam aula konser.

“Penonton sekali lagi merasakan kebenaran bahwa negara dan rakyat kita memiliki masa depan yang cerah meski menghadapi kesulitan dan kesusahan di jalan kemajuan selama Sekretaris Jenderal (Kim Jong-un) memimpin partai,” demikian tulis KCNA dikutip dari Korea Herald.

Sementara itu, Kim Il-sung menilai Tahun Baru China sebagai sisa masyarakat feodal. Sejak Perang Korea terjadi di 1953, tradisi hari raya tersebut menghilang dari Korut.

Advertisement

Namun, pemimpin Korut Kim Jong-il mengembalikan Tahun Baru China sebagai bagian dari kampanye ‘Semangat Pertama Bangsa Korea.’ Rezim Kim Jong-il menekankan pentingnya Tahun Baru Imlek sebagai hari libur tradisional untuk mewarisi tradisi nasional.

Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, kalender tahun ini menunjukkan Korut telah memberikan satu hari raya publik untuk merayakan Imlek. Warga diizinkan libur pada hari itu, tetapi mereka harus melakukan kerja tambahan di akhir pekan.

Walaupun demikian, masyarakat Korut bakal berpartisipasi di perayaan tahun ini, mengingat rezim Kim Jong-un memberikan makanan dan keperluan sehari-hari di hari libur nasional. frs/*

Advertisement