Connect with us

PARIWISATA

Gunung Api Purba Nglanggeran Jadi Daya Tarik Wisata Alam

Published

on

JOGYAKARTA, JARRAK POS – United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan dua warisan geopark yang berskala global yakni Gunung Batur Provinsi Bali dan Gunungsewu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kawasan Kaldera Gunung Batur resmi pada 20 September 2012 resmi. Geopark tersebut memiliki keragaman geologi, hayati, dan kebudayaan. Taman Bumi Global Batur meliputi 15 desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sedangkan UNESCO resmi menetapkan Geopark Gunungsewu sebagai bagian dari Global Geoparks Networks (GGN) pada September 2015. Lembaga itu bakal melakukan revalidasi lagi pada 2019. Geopark Gunungsewu meliputi tiga kabupaten masing-masing Gunung Kidul, Pacitan dan Wonogiri.

Ada puluhan geosite didalamnya.
Luas Gunungsewu mencapai 1.802 kilometer persegi yang terdiri dari 33 situs alam atau geosite. Sebanyak 13 situs alam berada di Gunungsewu di wilayah Gunung Kidul. Situs geosite di Gunung Kidul itu adalah, Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Kali Ngalang, Gedangsari, Hutan Wanagama, Playen, Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen, Gua Kali Suci, Semanu, Gua Jomblang, Semanu, Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo, Lembah Karst Mulo, Wonosari. Selanjutnya, Pantai Baron-Pantai Kukup-Pantai Krakal, Tanjungsari, Pantai Siung-Gunung Batur-Pantai Wediombo, Tepus dan Girisubo, Hutan Wisata Turunan, Girisuko, Panggang, Gua Cokro, Umbulrejo, Ponjong dan Bengawan Solo Purba (Sadeng) wilayah Desa Pucung, Kecamatan Girisubo.

Mengingat keunikan daerah itu yang kini dikemas menjadi Desa Wisata Nglanggeran dengan pemberdayaan masyarakat setempat menarik minat wartawan Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Bali datang berkunjung secara langsung. Kegiatan itu dalam rangkaian Lokakarya Kebanksetralan dan Kehumasan di Yogyakarta yang berlangsung selama tiga hari, 9-11 Februari. Ketua Pengelola Kelompon Sadar Wisata (Pokdarwis) Mursidu mengatakan, pengembangan pariwisata Gunung Api purba Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada dengan deretan Pegunungan Baturagung mulai serius sejak tahun 2010. “Wisatawan mancanegara memiliki peningkatan yang tajam dibandingkan wisatawan lokal, namun dari segi kuantitas masih dominan dari dalam negeri,” ujarnya.

Keindahan yang terdapat pada tempat ini kini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam maupun mereka yang memiliki hobi mendaki gunung.
Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki tinggi sekitar 700 meter dari permukaan laut (mdpl), kawasan yang mencapai 48 hektar dan suhu udara rata-rata 23 derajat celsius sampai 27 derajat celsius ini dulunya pernah berstatus sebagai gunung api aktif, tepatnya sekitar 60-70 tahun silam. Namun seiring berjalannya waktu dan proses alam kini gunung ini resmi di nyatakan tidak aktif. Gunung Nglanggeran sendiri berasal dari gunung api yang berada di dasar laut, gunung api ini lalu terangkat oleh proses alam dan kemudian menjadi daratan sekitar jutaan lalu.

Advertisement

Gunung yang tersusun oleh  fragment material vulkanik yang sudah tua ini berangsur-angsur menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Untuk itu, Warga Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta mampu hidup dari bertani dan mengelola wisata. Sektor pertanian justru menjadi yang utama dikerjakan. Sementara sektor pariwisata menjadi pendampingnya. “Potensi alam berupa gunung dan perkebunanan dikemas menjadi paket wisata yang apik yang mampu mendatangkan 14 ribu wisatawan per bulan,” ujarnya.

Rombongan Wartawan KPw Bali Bali mendaki Gunung Api Purba. Selanjutnya menggunakan mobil kecil, wisatawan diajak mengunjungi Embung Nglanggeran dan berakhir di Gria Cokelat. Sementara itu, Sekretaris Pokdarwis Sugeng Handoko menambahkan, pihaknya sungguh-sungguh menjaga alam agar tidak tidak rusak oleh tangan-tangan wisatawan yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, pihaknya membatasi tamu yang datang beberapa tahun terakhir. Dari pos satu gunung api purba, wisatawan dapat melihat Kota DIY. Ada 5 pos gunung api purba. Setiap titik disediakan spot-spot untuk berfoto, tempat duduk untuk istirahat dan quote-quote untuk menjaga lingkungan. Di atas gunung api purba hidup kelompok masyarakat yang terdiri dari 7 KK. Tidak boleh lebih dan kurang dan sudah menjadi kepercayaan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Selain itu, rombongan juga melihat pemanfaatan Embung Nglanggeran untuk mengairi perkebunan Durian dan Kelengkeng di wilayah itu. Meski hanya embung, namun dari embung terlihat pemandangan gunung api purba dan pemandangan di bawahnya. Dari embung juga dapat terlihat sunset. Selanjutnya menelusuri kebun coklat dan durian, wisatawan berkunjung ke Gria Coklat. Tempat buah kakao diolah menjadi coklat. Gria coklat mendapat bantuan dan binaan dari Bank Indonesia. Sebelumnya, warga hanya menjual kakao dan mengolahnya menjadi dodol coklat. Namun dengan bantuan alat dan binaan dari BI DIY, Gria Coklat mampu membuat coklat bubuk dengan kemasan lebih moderen. Desa Wisata Nglanggeran dilengkapi 87 homestay yang dikelola penduduk setempat. Bahkan ketika rombongan BI datang juga ada rombongan sekolah yang menyewa homestay dan berwisata di Desa Nglanggeran.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply