Connect with us

EKONOMI

Dr Caput: “Gula Pedawa, Warisan Leluhur dan Jati Diri Pedawa Harus Dilestarikan”

Published

on

Pedawa, JARRAKPOS.com – Naluri dan kepekaan sebagai seorang pemimpin yang dimiliki dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, terhadap potensi dan warisan leluhur, patut diacungi jempol.

Betapa tidak? Kala semua pejabat baik daerah hingga nasional cuma mengenal gula pedawa atau gula bali, namun mereka tidak pernah berpikir tentang kesinambungan produksi gula pedawa tersebut, terutama pohon aren atau poh0n jaka yang merupakan sumber bahan baku gula pedawa tersebut.

Namun naluri atau insting dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG yang akrab disapa dokter Caput bisa menangkap keresahan warga Pedawa akan punahnya pohon aren yang merupakan sumber bahan baku utama pembuatan gula pedawa tersebut.

Sebagai bukti, Minggu (13/6/2021) dalam rangkaian Bulan Bakti Bung Karno, dr Caput yang menjabat Ketua DPC BMI Kabupaten Buleleng serta Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Buleleng, bersama BMI Buleleng dan LDC (Loyalis Dokter Caput) menggelar baktisosial di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

Advertisement

Kehadiran dr Caput bersama BMI dan LDC di Pedawa untuk memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada masyarakat petani gula pedawa yang tergabungdalam Kelompok Tani (Poktan) Aren Getah Uyung agar tetap mempertahankan mengembangkan gula pedawa dari warisan leluhur. Bukan hanya itu, dr Caput memandang bahwa gula pedawa juga sudah menjadi ikon dan jatidiri Desa Pedawa.

“Gula pedawa adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Gula pedawa juga menjadi ikon Desa Pedawa, menjadi jatidiri Desa Pedawa sehingga harus dipelihara dan dilestarikan. Saya minta jangan lagi tebang pohon aren,” tandas dr Caput disambut tepuk tangan riuh warga setempat.

Dr Caput memberikan semangat agar masyarakat Pedawa terutama petani gula pedawa tetap percaya diri dengan kemampuan dan potensi desanya. Petani gula pedawa harus bangga karena produk gula pedawa sudah cukup terkenal di seluruh Bali bahkan ke luar Bali sekalipun.

“Banyak alasan kenapa di Bulan Bakti Bung Karno ini saya memilih Pedawa untuk melaksanakan kegiatan ini. Memang saya lihat Pedawa ini sebuah daerah yang istimewa, keistimewaan yang lebih nyata sekarang ada disini yaitu gula pedawa yang sudah dikenal sebagai gula asli. Dimana-mana kalau sudah bicara gula asli hanya di Pedawa lah tempatnya,” papar dr Caput.

Advertisement

“Gula asli tidak ada di tempat lain, maka itu saya berharap harus bangga menjadi petani gula pedawa,” tandasnya lagi memberi motivasi.

Dipaparkan dr Caput, pohon aren sudah mulai berkurang karena masyarakat ingin kaya secara instan. Masyarakat Pedawa melirik ke daerah lain dengan potensinya lebih beralih mengikuti pola di desa lain, sehingga warisan leluhur diabaikan, fondasi Desa Pedawa yang diwariskan leluhur ditinggalkan. Maka itu ia meminta masyarakat Desa Pedawa harus tetap melestarikan warisan leluhur seperti gula pedawa.

“Ini jelas sesuai dengan konsep Tri Sakti-nya Bung Karno. Bapak dan ibu semua sudah yahu siapa itu Bung Karno. Beliau adalah tokoh yang luar biasa mencintai Tanah Airnya, termausk Desa Pedawa. Dan isinya adalah Berdaulat, Berdikari, dan Berkepribadian. Dari gula aren ini bisa membuat masyarakat Pedawa berdikari. Bisa kok, asal produksinya ditingkatkan, kualitasnya dipertahankan dan melibatkan semua pihak, pasti gula aren membuat masyarakat bisa berdikari,” tandas dr Caput lagi.

“Yan kedua berkepribadian. Jatidiri, jadilah diri kita sendiri. Apa itu jatidiri sendiri? Ya gual pedawa ini lah jatidiri pedawa, jatidiri masyarakat Pedawa. Ini yang harus dipertahankan,” paparnya.

Advertisement

Kata dia, ketika masyarakat petani gula pedawa memiliki jatidiri maka muncul kepercayaan diri, kemudian ada kepercayaan dari luar. “Masyarakat dari luar tidak akan percaya sama kita kalau kita tidak punya jatidiri,” urai dr Caput.

Dr Caput menyatakan bahwa kegiatan Poktan Aren Getah Uyung merupakan upaya pelestarian warisan leluhur yang harus mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah pun harus hadir dalam proses produksi gula pedawa. “Kalau saya paling takut sama ibu saya, ibu yang melahirkan saya, ibu pertiwi. Ibu pertiwi itu daerah kita, daerah kita itu ya Pedawa. Jangan sampai melupakan warisan-warisan leluhur. Warisan leluhur harus dilestarikan. Kalau itu sudah dilakukan niscaya leluhur tidak ingin anak-cucunya hidup melarat, tidak mungkin. Pasti leluhur beringinan anak cucunya hidup sejahtera. Harapan saya juga masyarakay Pedawa sejahtera,” paparnya lagi.

Bukan hanya itu, sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian pohon aren, maka dr Caput juga melakukan penanaman bibit pohan aren dan pohon pelindung sumber air di kawasan itu.

Perbekel Pedawa Putu Sudarmaja menyampaikan terima kasih banyak kepada dr Caput bersama BMI dan LDC yang peduli terhadap warganya terutama petani gula aren.

Advertisement

Gula pedawa yang merupakan ikon produk kuliner Pedawa sehingga Perbekel Sudarmaja berharap agar masyarakat Desa Pedawa tetap mempertahankan produksi pembuatan gula. Disebutkan pula bahwa pemasaran gula pedawa/ saat ini sudah menyesuaikan terlebih dalam hal pengemasan.

Hadir dalam kegiatan itu selain Poktan Aren Getah Uyung, juga hadir Komunitas Antin atau Anyaman Tiing dan para lansia. Pada kesempatan itu, dr Caput yang juga Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Buleleng itu juga membagi-bagikan paket sembako kepada kelompok masyarakat yang hadir terutama para lansia. jun/frs/*

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply