Connect with us

NEWS

Birokrat Pertanian Asal Bali Temukan Bio-Inokulum, Terbukti Tingkatkan Produksi Padi 2 Ton per Hektar

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Menyatakan perang dengan pupuk kimia akhirnya membuat birokrat pertanian asal Bali, Dr. I Wayan Sunada, S.P., M.Agb berhasil menemukan sebuah inokulum (berupa pupuk hayati lengkap dengan ZPT) untuk membantu petani dalam meningkatkan hasil produksi. Melalui penelitian panjang selama dua tahun, temuan ini diberi nama Bio-Inokulum. Dengan formula baru ini diharapkan tanah kembali subur dan gembur, sehingga ini akan menjadi alasan bagi petani untuk mengurangi dan menghentikan menggunakan pupuk kimia.

.

Pria yang baru beberapa bulan lalu memperoleh gelar doktor di Universitas Udayana ini menuturkan hasil uji coba Bio-inokulum dilakukannya bekerjasama dengan PT Bhali Banjar Gede di lahan salah satu petani penggarap Bapak Unyil (nama panggilan, red) berlokasi di Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Diaplikasikan pada lahan seluas 1 hektar dan berhasil meningkatkan hasil produksi padi hingga 2 ton. “Sebelum menggunakan Bio-inokulum hasil produksi padi milik Bapak Unyil hanya mencapai enam ton per hektar, namun sekarang dengan menggunakan Bio-inokulum hasil panen meningkat menjadi 8 ton per hektar,” jelas Wayan Sunada, usai melakukan panen, Minggu (10/3/2019).

Baca juga : Tak Pernah Absen, Blue Bird Group Sponsori Jegeg Bungan Desa dan Ogoh-ogoh Desa Adat Kuta

Kepala UPTD Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali ini menjelaskan, penggunaan Bio-inokulum mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 50% dari anjuran penggunaannya. Selain berhasil dalam meningkatkan hasil produksi, penggunaan Bio-Inokulum pada tanaman padi juga menghasilkan ukuran bulir gabah yang besar didukung batang tanaman yang lebih besar, kokoh dan tinggi. Selain itu umur panen juga lebih cepat serta tanaman padi tahan terhadap serangan penyakit seperti jamur dan bakteri.

Wayan Sunada menegaskan uji coba Bio-Inokulum pada tanaman padi ini nantinya akan dilakukan sistem Salibu (Salin Ibu) dimana petani hanya cukup menanam padi sekali namun bisa memanen padi sebanyak dua kali dalam setahun tanpa harus menanam kembali. Upaya ini sekaligus dapat menghemat biaya produksi karena petani tidak perlu kembali melakukan pengolahan lahan yang memerlukan biaya. Dalam sistem tanam Salibu ini, penggunaan pupuk kimia tidak lagi dilakukan sehingga petani juga dapat mengurangi biaya dari segi pembelian pupuk kimia. Penambahan pupuk pada sistem Salibu hanya menggunakan pupuk kompos dan pengaplikasian Bio-Inokulum.

Advertisement

Baca juga : Digiling Pabrik Gula Asem Bagus, 200 Hektar Tebu di Gerogak Siap Panen Perdana

Tak hanya diaplikasikan pada tanaman padi, Wayan Sunada juga menjelaskan mamfaat Bio-Inokulum juga efektif untuk tanaman cabai dan jagung. Sehingga ada areal demplot Bio-Inokulum sebanyak 3 hektar yang diawasi langsung Wayan Sunada selaku ahli sekaligus sebagai ketua penelitian. Mengoptimalkan pengaplikasian Wayan Sunada juga didukung anggota tim peneliti yakni Nur Fakih, Wahyu Wacana Suci Garjita, I Dewa Nyoman Darmayasa, I Made Adi Dharmawan dan Harapan Budi Ginting. Diharapkan kedepan dengan terobosan terbaru ini hasil produksi petani bisa lebih optimal karena kondisi tanah semakin baik. “Bio-Inokulum datang petani senang,” tegas Wayan Sunada. eja/ama