Connect with us

POLITIK

Amatra Sosialisasi 4 Pilar Bersama Tokoh Masyarakat dengan Semangat Kepahlawanan

Published

on

Badung, JARRAKPOS.com –  Anggota Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra mengatakan, nilai-nilai Empat Pilar kebangsaan bukanlah hal baru. Nilai-nilai tersebut telah dicontohkan para pahlawan sejak sebelum kemerdekaan. “Kita mengambil semangat Empat Pilar ini dari nilai-nilai yang terkandung di masyarakat kita, termasuk sudah dipraktekkan oleh para pahlawan kita sejak lama,” ujar AA Bagus Adhi Mahendra Putra yg akrab dipanggil Amatra ini dalam Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (11/11/2020). Kegiatan ini diikuti tokoh masyarakat, kaum milenial dan mereka sangat mengapresiasi dengan positif dikarenakan Amatra mengkemas Sosialisasi 4 Pilar dengan menghadirkan hiburan bagi generasi milenial yang diadakan ditengah-tengah Pandemi Covid – 19 dan dalam memeriahkan Hari Pahlawan bagi generasi muda agar semangatnya berkobar dalam membangun bangsa dan negaranya.

1bl#ik-8/11/2020

Amatra menjelaskan, bahwa memang tidak seperti biasanya kegiatan Empat Pilar yang merupakan program MPR RI saya kemas dengan hiburan musik khusus diperuntukkan kaum milenial yang hadir agar kegiatan ini lebih berwarna dan mempunyai nilai seni, dan bisa juga menjadi contoh bagi Anggota MPR RI lainnya, karena generasi muda lah sebagai penerus dan meneruskan semua langkah kita kedepan agar menjadi bangsa yang besar. Menurut Amatra, masa lalu dan masa kini bisa berbeda. Dalam Kegiatan ini dan dengan konteks kepahlawanan serta memeriahkan Hari Pahlawan yang Jatuh Kemarin Tgl 10 Nopember harus tetap dalam koridor empat pilar yaitu : Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Prinsip yang telah diwariskan para pahlawan tetap menjadi tantangan. Untuk menghadirkan pahlawan-pahlawan di era milenial tetaplah harus merujuk pada Empat Pilar yang menjadi program dari MPR RI,” ungkapnya. Disamping itu Amatra mengatakan hikmah yang bisa diambil dari Hari Pahlawan adalah mewaspadai adanya politik divide et impera pada masa sekarang. Pada masa lalu, Indonesia dijajah oleh lima bangsa, salah satu penjajahnya ialah Belanda, menggunakan strategi politik pecah belah atau divide et impera. Antar kesultanan dan kerajaan diadu domba agar kekuatan nusantara menjadi lemah. “Dan situasi sekarang, kita harus menyadari adanya politik divide et impera pada masa sekarang melalui teknologi informasi seperti gadget, untuk menyebarkan fitnah, hoax dan permusuhan,” ungkapnya.

Insert foto: tokoh masyarakat, kaum milenial dan mereka sangat mengapresiasi dengan positif dikarenakan Amatra mengkemas Sosialisasi 4 Pilar dengan menghadirkan hiburan bagi generasi milenial. (Ist)

Amatra menambahkan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia bukan peperangan konvensional melainkan peperangan yang menggunakan strategi proxy war. Peperangan yang tujuannya memecah belah bangsa Indonesia, dengan mengadu-domba komponen bangsa Indonesia. Amatra mengingatkan, bahwa para pejuang bangsa telah menitipkan negeri ini dengan seperangkat ideologi yang menjadi pemersatu bangsa. “Negeri inilah yang kita serahkan kepada anak cucu di kemudian hari agar mereka bisa hidup di alam kemerdekaan yang di dalamnya ada masyarakat yang terdiri atas suku, agama, etnis, dan warna kulit dalam identitas keindonesiaan dalam satu kesatuan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya. tim/jmg/ksm

Continue Reading
Advertisement