Connect with us

PARIWISATA

Tetap Berkreatifitas di Tengah Pandemi, UPTD Taman Budaya Bangun Media Virtual Komunitas Seni

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Di tengah pandemi Covid-19, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali terus berupaya agar para seniman bisa tetap kreatif dan sekaligus bisa memberikan hiburan berbagai karya seni yang bermutu kepada masyarakat Bali. Oleh karena itu, seni virtual dinilai paling efektif untuk mewadahi kreativitas para seniman. Apalagi UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, kini sudah mewadahi sebanyak 80 komunitas seni berupa sanggar/ kelompok/ komunitas/ sekaa/ yayasan seni untuk menampilkan peragaan dan pementasan kesenian dengan menggunakan media virtual, dalam membangun perspektif baru mengenai keberadaan Taman Budaya sebagai Rumah Kreasi. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, di Denpasar, Rabu (11/11/2020) menegaskan format seni virtual inipun harapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi dan eksplorasi terkait estetik, stilistik, teknik artistik dan tematik, berikut olah wahana atau media (penggunaan berbagai piranti media baru/digital dalam proses dan penyajiannya).

“Jadi, dari hasil karya para seniman ini, selain mentransformasi dan mengadaptasi berbagai piranti teknologi virtual, sekaligus ada upaya secara sadar untuk merespons, menginspirasi dan membangun perspektif baru terkait keberadaan Taman Budaya sebagai Rumah Kreasi,” kata Kun Adnyana, seraya menyebukan sebanyak 80 komunitas seni di Bali telah menampilkan karya-karya seni virtualnya yang terbaik dalam mengeksplorasi berbagai sudut bangunan hingga koleksi yang dimiliki Taman Budaya melalui kanal YouTube: Disbud Prov. Bali dari sejak pertengahan Juni hingga 3 November 2020. “Dengan melihat karya seni virtual yang telah ditampilkan itu, kita tidak saja bisa melihat arsitektur Taman Budaya yang indah dan megah, tetapi tersimpan upaya-upaya kreatif baru, berangkat dari keberadaan arsitektur di Taman Budaya,” ucap pria yang juga akademisi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu, sembari mencontohkan karya seni virtual yang ditampilkan Pancer Langit, yang begitu apik menyambungkan antara suasana air terjun kemudian kembali ke Candi Bentar Taman Budaya. Kalau tidak dengan seni virtual, tentu untuk menikmati Taman Budaya kita harus berkeliling dan menjadi hal yang sulit untuk menampilkan antara suasana air terjun dengan Taman Budaya dalam pementasan secara langsung.

“Namun melalui pementasan seni virtual, ada sebuah ulang alik ruang dan waktu yang dipadatkan, dipadupadankan dalam tayangan virtual dan tentunya dengan tetap berbasiskan tradisi. Demikian pula ketika melihat koleksi karya seni terbaik yang tersimpan di Museum Mandara Giri Bhuwana, Taman Budaya, kita dapat merespons dan menginspirasi untuk penciptaan seni berikutnya,” ujar Guru Besar Bidang Sejarah Seni Rupa ISI Denpasar itu. Konsep menginspirasi yang dimaksud, lanjut dia, tentu bukan dalam niatan menjiplak karya seni terbaik dari periode klasik kemudian ke periode modern Bali, bahkan sampai seni kontemporer. Tetapi, niat memicu kreativitas baru sehingga inspirasi yang bersambung dari generasi ke generasi. “Saling menginspirasi itu menjadi dasar bagaimana memajukan seni dan budaya itu bisa berkelanjutan. Jadi, satu generasi, satu masa tidak melupakan era sebelumnya. Semua hadir dalam konsep saling menyejahterakan,” katanya didampingi Plt Kepala UPTD Taman Budaya Ni Wayan Sulastriani itu. tim/ksm/ama/*

Continue Reading
Advertisement