Connect with us

PARIWISATA

Rumah Kreasi Taman Budaya Simpan Momory Publikasi Seni Virtual

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, selama pandemi Covid-19 akan terus menampilkan kreatifitas seniman melalui pementasan seni virtual. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, di Denpasar, Rabu (11/11/2020) mengharapkan ketika masyarakat nanti bisa kembali dan berpadu riang, ramai, bergemuruh kembali ke Taman Budaya, maka akan tersimpan memori-memori bagaimana 80 komunitas menerjemahkan keberadaan Taman Budaya sebagai ruang kreatif dengan berbagai kemungkinan intuisi dan penafsiran keberadaan Taman Budaya. “Dengan melibatkan komunitas seni ini, juga merupakan upaya kami untuk mempublikasikan Taman Budaya sebagai Rumah Kreasi itu tidak hanya melalui publikasi yang verbal saja. Tetapi benar-benar keberadaan Taman Budaya dari bangunan dan sarana prasarananya yang dieksplorasi menjadi bagian inti dari karya seniman,” ujar Kun Adnyana, sekaligus menyatakan yang tidak kalah penting, dalam karya seni virtual yang ditampilkan 80 komunitas seni itu tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan mengimplementasikan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Bali.

Seperti halnya dalam satu “frame” tidak boleh menampilkan pemain lebih dari 10 orang dan properti yang digunakan tidak boleh berbahan plastik sekali pakai sesuai dengan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Peragaan dan pementasan kesenian dalam bentuk media virtual mengenai Taman Budaya yang akhirnya melibatkan 80 sanggar atau komunitas seni ini melibatkan tiga kurator yakni Warih Wisatsana, I Putu Gede Indra Parusha dan I Gede Gusman Adhi Gunawan. Warih Wisatsana, salah satu tim kurator menambahkan, dari 80 komunitas seni yang terlibat dan mendapatkan dana untuk penciptaan karya seni masing-masing Rp10 juta dari Pemerintah Provinsi Bali itu, sebanyak 45 sanggar atau komunitas dengan latar belakang seni pertunjukan dan 35 sisanya merupakan sanggar atau komunitas seni rupa. Peragaan dan pementasan seni virtual dan penyajiannya itupun dirasa merupakan langkah strategis karena ada proses transformasi sosial kultural sekaligus alih pengetahuan.

Sekarang kehadiran teknologi informasi itu mendorong mereka (para seniman-red) untuk memahami sebagai elan kreatif penciptaan. “Bisa kita bayangkan dari 80 komunitas, sanggar, sekaa, yayasan seni di Bali, jika masing-masing menyertakan sekitar 35 anggotanya, betapa jumlah masyarakat atau kreator Bali yang memperoleh pemahaman apa itu seni virtual, apa seni kontemporer dan bagaimana hadir dengan seketika dan serentak melalui perangkat teknologi informasi,” ucapnya. Hal tersebut sekaligus dirasa sebagai hal yang sangat mendasar berpengaruh penting bagi pencapaian seni ke depan. Bahkan dia mengusulkan agar para akademisi melakukan kajian yang mendalam terkait apa yang sudah dicapai dan dilakukan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini melalui peragaan dan pementasan seni virtual di masa pandemi Covid-19 ini. Menurut Warih, di tengah kondisi pandemi ini masyarakat atau pencinta seni di Bali pun sangat lentur melakukan adaptasi dan inovasi, bahkan dengan berbagi kemungkinannya yang tak terduga, yang dapat disaksikan langsung melalui kanal YouTube Disbud Provinsi Bali.

“Contohnya untuk yang seni rupa, mereka tak saja berangkat membincangkan karya seni rupa semata, tetapi hadir dengan alih kreasi dan alih medianya. Tentu kata kuncinya ada sinergi dan kolaborasi,” tandasnya. tim/ksm/ama/*

Advertisement
Continue Reading
Advertisement