Connect with us

PARIWISATA

Tawarkan Sejarah Ki Barak Panji Sakti, Desa Panji Garap Potensi Desa Wisata Monumen Perjuangan Bhuana Kertha

Published

on


Buleleng, JARRAKPOS.com – Geliat pembangunan desa wisata kini sudah tumbuh meluas hingga ke wilayah Bali utara. Salah satunya yang dirintis Perbekel Desa Panji, Nyoman Sutama untuk mengangkat potensi desanya. Kisah Kerajaan Gendis yang berubah menjadi Kerajaan Panji dimasa lalu serta sejarah Monumen Perjuangan Bhuana Kertha akan diangkat menjadi potensi utama pengembangan desa wisata. Sebagai langkah awal tokoh desa telah membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). ” Dengan adanya Undang-Undang Desa Nomer 6 Tahun 2014, kita sudah diberikan otonom dari lemerintah sehingga kita manfaatkan untuk mencari dan menggali potensi desa dalam menghasilkan pendapatan kedepan. Saya ingin mensejahterakan dan memajukan desa melalui penggalian potensi di semua lini agar menghasilkan pendapatan asli desa,” jelas Nyoman Sutama di Desa Panji, Sabtu (4/5/2019).

.

Dijelaskan Desa Panji memiliki sejarah panjang, diawali dari berdirinya kerajaan oleh Agung Gendis sehingga bernama Kerajaan Gendis. Setelah Ki Barak Panji Sakti datang ke desa tersebut lalu berdiri Kerajaan Panji sehingga sampai saat ini wilayah tersebut bernama Desa Panji. Peninggalan kerajaan masih tersisa sampai saat ini berupa Pura Desa Kaping, yang diperkuat sejarah masa lalunya dengan keberadaan Goa Raksasa dan kursi batunya di depan mulut goa. Keberadaan Pura Pajenengan Ki Barak Panji Sakti dengan bangunan perereman dan pusaka berupa keris. “Kami punya sejarah Kerajaan Panji, yang menjadi awal pengembangan istana di Puri Anyar di Kecamatan Sukasada. Dulu di Panji dipindah ke Sukasada kemudian dipindahkan lagi di Kota Singaraja. Ada di Puri Kanginan yang ditandai adanya patung Singa Ambara Raja yang memegang jagung gembal sebagai simbol mengayomi masyarakat,” jelasnya seraya mengatakan sebagai desa wisata nantinya potensi ini akan dibangkitkan dengan sejarah megoak-goakan.

Baca juga : Resmi Dibuka Pancoran Solas Penarungan, Objeb Wisata dan Penglukatan Sakit non Medis

Sebagi desa pejuang, Desa Panji juga memiliki Monumen Perjuangan Bhuana Kertha yang dibangun para vetran yang ikut berjuang di zaman kemerdekaan tahun 1945. Monumen ini dibangun tahun 1978 oleh para pejuang di Desa Panji. Terbagi kedalam tiga mandala kawasan monumen dilengkapi dengan taman dan wantilan yang bisa ditata menjadi sangat indah sebagai salah satu destinasi desa wisata. Memiliki penduduk sekitar 18 ribu jiwa, rancangan desa wisata sudah dimulai dari dua tahun lalu namun karena tidak ada anggaran pihak desa melakukan upaya penggalian potensi desa melalui Bumdes (Badan Usaha Desa). Bahkan sejak tahun 2016 dari pengolahan air minum yang diawali dengan modal ratusan ribu kini sudah memiliki aset hingga Rp 3 miliar. Pendapatan ini juga didukung potensi lainnya dari pengelolaan pasar desa, penyewaan tiga buah Ruko dan pendapatan dari hasil sewa tanah adat.

.

Pendapatan desa melalui Bumdes terakhir dilaporkan Rp 107 juta dan diapresiasi masyarakat Desa Panji, namun diakui belum bisa dioptimalkan untuk pengembangan Desa Wisata Panji. Dengan kondisi ini Perbekel yang dikenal tegas dan enerjik ini tetap berharap pemerintah memberikan bantuan agar Desa Wisata Panji segera bisa diwujudkan. Harapan ini tidak terlepas dari keinginan masyarakat agar pembangunan pariwisata di Bali utara benar-benar dilakukan secara menyeluruh agar tidak terjadi ketimpangan antar kawasan di Buleleng. Potensi Desa Panji sebagai desa budaya dinilai sangat strategis selain karena potensi budaya yang dimiliki juga secara geografis sangat mudah diakses. Desa Panji berjarak 5 Km dari pusat Kota Singaraja dan 7 Km dari Pantai Lovina. “Kendala hanya dana, untuk pengembangan desa wisata. Karena kekurangan modal akan kita rintis sedikit demi sedikit,” tegas Nyoman Sutama. eja/ama

Advertisement