Connect with us

PARIWISATA

Potensi Pariwisata Gianyar Mati Suri, Tak Mampu Digarap Maksimal

Published

on


Gianyar, JARRAKPOS.com – Pelaku Pariwisata asal Gianyar, Komang Takuaki Banuartha melihat perkembangan potensi pariwisata di Kabupaten Gianyar tak mampu digarap dengan maksimal. Terbukti banyak potensi wisata tidak bisa disentuh oleh pemerintah, sementara beberapa lokasi yang sudah dibangun justru terkesan tidak jalan alias mati suri. “Potensi pariwisata belum tergali maksimal, mungkin bupati lagi fokus dengan hal yang lain. Padahal potensi pariwisata sangat besar karena banyak tempat yang bisa dijadikan obyek baru seperti pantai. Seperti pengembangan wisata Ceking berjalan tidak sesuai harapan,” jelas Komang Banuartha di Gianyar, Minggu (2/2/2020). Ketua Dewan Pengawas Tata Krama ASITA Bali ini, menegaskan di tengah besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Gianyar dinilai belum ada pihak yang mau memikirkan sektor pariwisata secara serius.

1th-bn#1/2/2020

Pengusaha Tour dan Travel Jepang ini, berharap ke depan bisa dibentuk sebuah tim untuk melakukan kajian potensi pariwisata sesuai keunggulan kawasan masing-masing. Tentu saja tidak semua desa bisa dikembangkan sebagai desa wisata, namun bisa menunjang sektor pariwisata salah satunya melalui sektor kerajinan. “Potensi besar cuma masalah pengelolaanya saja sekarang. Belum ada orang yang memikirkan serius untuk pariwisata Gianyar ke depannya, itu saja. Mungkin harus dibentuk tim, karena selama ini kita lihat tidak ada greget. Sekarang membangun desa wisata juga tidak gampang, dan tidak semua harus ikut-ikutan. Semua desa punya potensi di sana, cuma harus serius digarap,” sentil Bendahara DPD Partai Golkar Bali itu.

Baca juga: ASITA “Gigit Jari”, Travel Agent Bodong Jual Murah Bali

Tentu saja pengembangan potensi pariwisata tidak bisa mengabaikan sektor lainnya seperti pertanian, peternakan serta perikanan. Sebagai kawasan penunjang pariwisata tentu saja banyak cara bisa dilakukan. Bahkan kawasan pesisir yang didukung hasil tangkapan perikanan bisa dikelola sebagai destinasi pariwisata menarik seperti di negara-negara maju. “Daerah nelayan itu bisa kita fungsikan sebagai destinasi seperti misalnya pasar ikan. Seperti di Jepang, Sukiji itu sebuah pasar ikan dimana kita bisa pilih ikan dan kita bisa makan langusng disana. Itu membantu para nelayan juga untuk menambah hasil yang lebih baik. Sekarang ikan sudah dibeli murah peluang bisnis mereka hanya itu, coba dibuat itu,” harapnya menyarankan.

6bl-ik#17/1/2020

Mang Banu sapaan akrabnya ini, juga menuturkan sebelumnya sempat beberapa kelompok nelayan menyampaikan aspirasi, agar potensi kawasan pesisir dan utamanya para nelayan bisa ditingkatkan. Karena tidak bisa diakomodir, bahkan sekarang tidak disentuh dan mendapatkan perhatian yang baik dari pemerintah daerah tetap pada rutinitas seperti sebelumnya. Seperti Pantai Masceti pelaku pariwisata yang juga berdarah Jepang ini menuturkan, di kawasan tersebut sebenarnya sudah terbangun banyak akomodasi penunjang pariwisata namun karena tidak dikelola dengan baik kembali terlihat seperti mati suri. Bahkan terbangunnya museum subak di kawasan tersebut juga tidak bisa berpengaruh bagi pengembangan potensi pariwisata di sana.

Baca juga: Akibat Wabah Corona di Tiongkok, Kintamani Festival Diundur

Advertisement

Karena itulah, ada kesan pembangunan hanya pada tatanan pengerjaan proyek namun tidak diikuti progran dan promosi. “Sudah sempat ditata dan dirapikan nyatanya sekarang terbengkalai tidak jadi yang diinginkan. Seolah-olah proyek selesai ya udah selesai semuanya. Tidak ada promosi tidak ada apa. Coba bikin seperti Seminyak misalnya, tempat orang nongkrong-nobgkrong,” harapnya agar pemerintah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bangkit dan menurutnya perlu kembali melakukan brending dan peningkatan promosi wisata Gianyar. eja/ama