Connect with us

EKONOMI

Ketahanan Pangan di Bali Aman, Kini Bangun 118 KWT

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melalui Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan memastikan ketahanan pangan di Bali aman, dan kini terus mengupayakan pengembangan sistem dan usaha agribisnis menuju pertanian tangguh dan mandiri. Salah satunya dengan membangun dan meningkatkan pendampingan untuk 118 Kelompok Wanita Tani (KWT) di seluruh Bali. “Upaya ini untuk mendukung Visi Bapak Gubernur Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana’ untuk meningkatkan pangan lokal dan UKM. Ini upaya menumbuhkan UKM-UKM yang ada di masyarakat sebagai hulunya,” ujar Kepala Bidang Penganekaragaman Komsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Suarta, M.Si., saat ditemui di Denpasar, Kamis (19/3/2020).

1bl-ik#19/3/2020

Nyoman Suarta menjelaskan, upaya tersebut juga bagian dari mendukung program Hatinya PKK, dimana didalamnya banyak terdapat KWT. Dari penumbuhan 118 KWT se-Bali, pada tahun 2020 akan disasar 32 KWT untuk tahap pengembangan dan 10 KWT untuk tahap penumbuhan. Pada tahap pengembangan sebelumnya telah diberikan bantuan senilai Rp15 juta, sedangan bagi KWT untuk tahap penumbuhan mendapatkan bantuan hingga Rp50 juta. Upaya ini dijelaskannya menjadi bagian pada program Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) agar kelompok tani selain meningkatkan hasil produksi taninya juha mampu mengolah hasil olahan pangan lokal. “Kita tahun ini mendapatkan kegiatan 10 kelompok untuk PILP. Nantinya kita bimbing dan dampingi untuk mengolah olahan pangan lokal yang ada di daerahnya masing-masing,” jelas Nyoman Suarta.

Terkait permodalan, pihaknya tetap melakukan pendampingan agar KWT bisa mengakses modal baik melalui dana modal daerah maupun KUR (Kredit Usaha Rakyat). Sekaligus memastikan hasil produksi mampu diterima pasar hingga supermarket. Target produksi pangan olahan ini kedepan tidak saja untuk pasar lokal namun merambah pasar nasional hingga menjadi komoditi ekspor. Dicontohkannya seperti komoditi asparagus yang diproduksi di Badung utara. Kedepan KWT yang sudah masuk tahap pembinaan seperti pada olahan pangan lainnya seperti buah salak hingga produksi arak diharapkan menuju tahap pemasaran yang lebih luas. Tentunya dalam berproduksi diawasi ketat dari sisi penganekaragaman komsumsi dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sementara dari sisi pangan olahan dari Dinas Perdagangan.

6bl-ik#17/3/2020

Menjadi bagian dari program pusat untuk memenuhi keamanan pangan, Program Pengembangan Pangan Lestari di Bali kini sudah memasuki tahun ketiga. Dimana sudah diawali tahap penumbuhan di tahun pertama, tahap pengembanga di tahun kedua serta di tahun ini sudah ada pada tahap pembinaan. Diharapkan di tahun keempat semua KWT yang telah mendapatkan pendampingan dan pembinaan sudah mampu memasuki tahap berkarya. Memastikan UKM sudah dikelola secara swadaya yang didukung motifasi dan motif hasil olahan. “Tahun ini, 2020 kita masukkan pada kegiatan PIPL. Pengembangan industri pangan lokal, nanti kita sasar yang sudah tahap berkarya,” jelasnya seraya mengatakan program sinergi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dengan pemerintah pjsat itu untuk mendukung penumbuhan 1.000 PIPL di seluruh Indonesia. eja/ama