Connect with us

EKONOMI

Hadapi Pandemi Covid-19, Gubernur Koster Pastikan Stok Pangan di Bali Masih Aman

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketersediaan pangan menghadapi epidemi Covid-19 menjadi perhatian khusus Gubernur Bali Wayan Koster. Melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Gubernur Koster melakukan langkah kongkrit berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota agar memastikan ketersediaan pangan prioritas untuk tiga bulan ke depan aman dan terjaga.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., dalam video conferance dengan Gubernur Bali, Jumat (3/4/2020) melaporkan, bahwa program dan kegiatan pengembangan produksi pangan tetap berjalan sebagaimana biasa. “Petani tetap melaksanakan usahatani seperti biasa, akan tetapi pembinaan dan penyuluhan dengan mengumpulkan petani dalam jumlah banyak sangat dibatasi,” ujar Wisnuardhana.

Diakui epidemi Covid-19 dengan kebijakan Social/Physical Distancing berakibat pada melemahnya kondisi perekonomian karena terbatasnya aktivitas warga. Dilain pihak pangan sebagai kebutuhan mendasar masyarakat harus tetap tersedia dalam jumlah kebutuhan dan terjangkau. Sehingga Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada disetiap kecamatan menjadi ujung tombak pemantauan kondisi produksi petani.

Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan yang manyangkut luas tanam, panen dan proyeksi panen bulan Maret, April dan Mei tahun 2020, ketersediaan beberapa pangan pokok mencukupi. Terkecuali produksi bawang putih yamg sudah diantisipasi oleh Bulog Divre Bali melalui agen penyalurannya dari luar Bali. “Untuk Beras bulan Maret sampai Mei kita akan surplus 30.235 ton, begitu juga dengan komoditi lainnya seperti bawah merah, cabe rawit, daging sapi, daging ayam dan telor kita surplus,” terangnya.

Advertisement

Dijelaskan pula, melalui alokasi kegiatan/anggaran Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI di Provinsi Bali tahun 2020, menjadi program khusus dalam menjaga ketahanan pangan keluarga. Pertama, melalui P2L (Pekarangan Pangan Lestari) melalui pemberdayaan 42 Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk pengembangan aneka bahan pokok kebutuhan sehari-hari. Diharapkan dapat terpenuhinya pangan bagi 3.240 KK secara berkelanjutan. Dimana ada 10 KWT dengan bantuan masing-masing Rp50 juta untuk penumbuhan dan 32 KWT sudah memasuki tahap pengembangan dengan menerima bantuan masing-masing Rp15 juta.

Kedua, PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat) dengan target untuk penyediaan 850 ton beras murah (Rp. 9.455,-/kg) untuk pemenuhan beras bagi 8.534 KK selama tiga bulan. Ketiga, PKU (Pengembangan Koperasi Usaha) untuk pemberdayaan lima kelompok dengan bantuan modal masing-masing Rp40 juta dalam pengembangan cabai dan kacang tanah seluas 17,5 hektar. Keempat, LPM (Lumbung Pangan Masyarakat) untuk pemberdayaan tujuh kelompok dengan bantuan modal masing-masing Rp40 juta untuk beli gabah empat ton sehingga ada ketersediaan cadangan beras sebanyak 28 ton (dapat memenuhi beras bagi 281 KK selama tiga bulan. eja/ama