Connect with us

NEWS

Kedatangan Jokowi Harus Perjuangkan Bali dengan Kebijakan Khusus

Published

on

[socialpoll id=”2542672″]


Canggu, JARRAKPOS.com – Kedatangan Presiden RI, Joko Widodo untuk meresmikan Pasar Badung, Jumat (22/3/2019) diharapkan bisa memberikan posisi tawar yang lebih lagi untuk Bali, selain sekedar hanya meresmikan pasar. Pasalnya, Bali selama ini dikenal sudah menjadi ikon di mata dunia yang didongkrak sektor pariwisata berbasis adat dan budaya, sehingga perlu didukung penuh dengan kebijakan khusus dari pemerintah pusat, khususnya terkait infrastruktur agar Provinsi Bali menjadi lebih maju.

Hal tersebut disampaikan oleh pengusaha yang juga mantan Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana, SH. terkait kedatangan Jokowi yang juga menjadi Capres pada Pilpres 2019, sangat jelas merupakan kesempatan emas bagi Capres petahana untuk langsung memaparkan visi dan misi, sekaligus mensosialisasikan keberhasilan program kerjanya kepada masyarakat Bali. “Walaupun keberhasilan Jokowi sering dipublish di media, tetapi dengan secara langsung Jokowi yang menyampaikan, jelas nilainya menjadi luar biasa,” ungkap mantan Anggota DPRD Badung itu, seraya menambahkan dirinya sangat optimis kekuatan peta politik di Bali dimana target kemenangan Jokowi mencapai 80 persen bisa diraihnya.

Baca juga : Berkat Pergub Produk Lokal Gubernur Koster Genjot Ekspor Pertanian, Siapkan Kebijakan dari Hulu ke Hilir

Advertisement

Lebih lanjut Sudiana mengatakan, ketika nanti Jokowi terpilih kembali menjadi Presiden RI harus bisa mensupport penuh Bali. Sebab Bali yang merupakan ikonnya Indonesia juga semestinya mempunyai infrastruktur bertaraf nasional yang membutuhkan kebijakan pariwisata berbasis budaya. “Dari segi pariwisata, Bali tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya. Karena Bali mempunyai karakteristik yang berbeda, seperti halnya adat dan budayanya. Makanya Bali harus mempunyai bergaining di mata presiden, jangan sampai Bali dipandang seperti provinsi lainnya. Jangan lagi sampai ada isu pariwisata halal lagi di Bali. Jelas itu sangat bertentangan sekali dengan adat dan budaya di Bali, sebab yang membuat terkenalnya Bali kan karena adat dan agamanya,” tandasnya.

Sudiana menambahkan, Bali juga membutuhkan kebijakan Otonomi Khusus (Otsus). Jika Bali menjadi daerah khusus, jelas Bali sendiri nanti bisa mengelola mandiri daerahnya. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. “Tujuan Otsus untuk Bali, bukan berarti Bali menjauhkan diri dari negara, tetapi potensi Bali sendiri yang harus dikelola secara khusus, jangan dipandang negatif dulu,” tutupnya Sudiana yang juga tokoh masyarakat Canggu ini. tra/ama