Connect with us

EKONOMI

FKLJK Bali Buka Puasa Bersama, Bank BPD Bali Serahkan Dana Talikasih Anak Yatim

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) menggelar buka puasa bersama FKLJK di Denpasar, Rabu (22/5/2019) malam. Pada kesempatan itu, Bank BPD Bali memberikan tali kasih kepada sejumlah anak yatim. Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian Bank BPD Bali saat bulan Ramadhan serta sebagai partisipasi bank masyarakat Bali untuk meringankan beban kepada warga yang kurang mampu, sehingga bisa melaksanakan kewajiban menjalankan ibadah puasanya dengan baik.

Ik-23/5/2019

Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Kepatuhan Bank BPD Bali I Wayan Sutela didampingi Direktur Bisnis non Kredit I Nyoman Sumanaya, SE. MM mewakili Dirut Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma selaku Bidang I Humas, Media dan Hubungan Kelembagaan FKLJK Bali, menegaskan Bank BPD Bali juga bagian dari keluarga perbankan yang bersinergi membangun Bali. “Acara ini dilakukan sebagai bagian dalam menjalin persatuan dilingkungan LJK, sehingga diharapkan peran dari Bank BPD Bali bisa lebih diterima lagi oleh masyarakat, serta juga lebih dikenal lagi oleh para perbankan lainnya sehingga nantinya bisa menjalin kerjasama yang lebih,” jelasnya.

Baca juga : Bank Indonesia Siapkan Uang Pecahan Rp 4,4 Triliun, Ini Tanggal Penukarannya

Sementara itu, Ketua FKLJK yang juga Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Elyanus Pongsoda mengharapkan lembaga jasa keuangan yang ada di Bali siap menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini. “Tantangan tahun ini cukup besar bagi industri lembaga jasa keuangan (LJK) seperti bank umum, BPR, pasar modal maupun industri keuangan bukan bank,” kata Elyanus seraya mengatakan, tantangan yang harus dihadapi LJK selain perkembangan teknologi informasi, juga berkaitan dengan pemenuhan modal inti bagi bank perkreditan rakyat (BPR).

Bn-21/5/2019

Pemenuhan modal ini bagi BPR, diakui menjadi fokus OJK mengingat masih ada 17 BPR belum memenuhi modal inti minimal Rp3 miliar sampai akhir Desember 2019. Ada pula 32 BPR belum memenuhi modal inti sampai 2024 minimal Rp6 miliar. “Syarat memang seperti itu karena permodalan itu mendukung kuatnya operasional bank sehingga kami mengimbau ada modal minimal,” katanya. Fokus kedua terkait rasio kredit bermasalah (NPL) BPR yang meningkat bahkan posisi terakhir sudah mencapai 8 persen lebih sedikit. “NPL BPR terus naik sehingga OJK menggundang anggota FKLJK untuk bersama-sama mencari sebab apa pemicunya dan menyelesaikan maslaah tersebut,” ujarnya.

Baca juga : Meriahkan HUT ke-57, Tantri Bank BPD Bali Gelar Lomba Majejaitan dan Merangkai Bunga

Advertisement

Pemicu NPL di BPR tinggi karena kondisi properti lesu. Itu terjadi ketika bank memberikan kredit dengan jaminanya properti sehingga ketika ada masalah untuk mengeksekusinya menjadi susah karena tidak ada yang membeli. Fokus ketiga terkait penguatan dari sisi merger. Merger yaitu penggabungan 2-3 badan usaha BPR menjadi satu sehingga permodalan menjadi kuat. Umumnya merger BPR-BPR yang dimiliki group karena tindakan ini paling mudah dan cepat mengingat dimiliki satu orang. “Ada 11 BPR goup bisa melakukan langkah merger. Kebanyakan BPR ada di Denpasar dan Badung,” jelasnya. tim/ama