Connect with us

NEWS

Didiskreditkan Soal Kantor MUI, Koster Buktikan akan Kembalikan Masa Keemasan Bali

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Bertekad mengembalikan masa-masa keemasan Bali, Gubernur I Wayan Koster dengan visi Nangun Sad Kertha Loka Bali terus berupaya mengembalikan identitas yang mulai pudar tersebut. Identitas dan karakter yang membuat Bali ber-taksu. Namun segala upaya Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng sebagai pemimpin Bali itu bukanlah tanpa halangan. Seperti baru-baru ini, Koster mendapat serangan pendiskreditan terkait undangan peletakan batu pembangunan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali yang terletak di daerah kota Denpasar.

Berbagai upaya pendeskreditan di dunia maya itu ditanggapi secara bijak oleh Koster. Pendeskreditan tersebut bermula dari berita terkait audensi para pengurus MUI Provinsi Bali yang dipimpin ketuanya HM Taufik Ashadi, pada Senin (21/1/2019), guna meminta Koster selaku gubernur untuk melakukan peletakan batu pertama. Selaku pemimpin Bali yang daerahnya sudah terkenal akan toleransi dan kerukunan antar agama masyarakatnya, Koster pun menerima undangan serta permohonan tersebut.

Baca juga :

Diminta Letakkan Batu Pertama Kantor MUI, Koster : Saya Harus Ayomi Semua Umat Beragama

Advertisement

“Keberadaan umat Islam di Bali, rencana pembangunan kantor MUI dengan biaya swadaya, tidak mohon bantuan dana kepada Gubernur, ” kata Gubernur Koster dalam keterangannya, Kamus (24/1/2019) di Denpasar. Bali kata Koster, antarumat beragama hidup berdampingan. Bahkan tak jarang tradisi, kebiasaan, adat istiadat dan budaya yang dimiliki oleh masing-masing agama menjadi kekuatan dan keunggulan ketika dikolaborasikan dalam proses akulturasi dengan tanpa menghilangkan identitas serta jati diri sebagai manusia Bali.

Koster sadar betul akan potensi itu. Ia menegaskan akan terus mengedepankan semangat kerukunan antar-umat beragama. “Di Bali ini kita harus mengedepankan kerukunan hidup antarumat beragama,” ajak Koster. Ia tak ingin persinggungan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) terjadi di Bali. Sebaliknya, ia ingin persaudaraan antar-umat beragama terus dipupuk, dijalin dan dirawat dengan baik sebagai kekuatan yang dimiliki Bali. “Tidak boleh berantem gara-gara SARA, apalagi bentrok antar-ormas. Tidak boleh. Meski Bali ini kecil, sedikit penduduknya, tapi bisa menggetarkan dunia,” tegas Koster.

Baca juga :   Ahok Bebas, Wayan Sudirta Gelar Doa Bersama Tokoh Lintas Agama se-Bali

Maka dari itu, Wayan Koster ingin menjadikan Bali sebagai pilot project implementasi nilai-nilai Pancasila sesuai ajaran Bung Karno. “Saya ingin menjadikan Bali sebagai proyek percontohan implementasi nilai-nilai Pancasila sesuai ajaran Bung Karno,” tegas Koster. Salah satunya persatuan, kesatuan dan toleransi antar-umat beragama harus dikedepankan. “Harus menjaga persatuan dan kesatuan, penuh toleransi, hormat menghormati dalam menjalankan agama,” terang Koster.

Advertisement

Ia melanjutkan, diperlukan perlakuan yang adil antar-umat beragama yang ada di Bali. “Pengayoman, pembinaan dan perlindungan yang sama bagi antar-umat beragama harus dikedepankan. Ini komitmen kami, sungguh-sungguh menjaga Bali ini menjadi wilayah yang kuat, dibangun secara bersama-sama oleh semua masyarakatnya tanpa memandang SARA,” tegas Koster yang juga menyatakan harus komit tegak lurus dengan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,NKRI,dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga :

Ny. Putri Koster Ajak Natah Krama Bali Ditanam Sayuran dan Obat-Obatan

“Mari jaga Bali secara bersama sama,terlebih Bali sebagai tujuan wisata dunia, harus menampilkan wajah yg sejuk, sopan, beretika, ramah tamah guna mengembangkan citra positif Bali dihadapan masyarakat nasional dan internasional, ” ucapnya. Semua majelis umat beragama di Bali harus sering berkoordinasi dan berkomunikasi termasuk dengan pemerintah dalam melaksanakan tata kehidupan masyarakat di Bali. “Sebagai Gubernur saya harus mengayomi dan melindungi masyarakat Bali,semua umat bergama dan komponen masyarakat lainnya, ” tegasnya.

Advertisement

Sebelumnya, Koster juga menerima audiensi sejumlah pengurus PHDI Bali dan kabupaten/kota se-Bali, yang berlangsung di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Jumat (18/1/2019). Dalam kesempatan itu, ia menegaskan komitmennya akan memperkuat PHDÌ secara keorganisasian. Salah satunya dengan pembangunan sekretariat PHDI kabupaten/kota se-Bali yang akan di mulai awal tahun 2020.

Baca juga :

Masuk Prioritas 14 Rencana Bandara Baru, Bandara Bali Utara Segera Dibangun di Darat

“Parisada akan menjadi mitra kerja pemerintah daerah, terutama dalam pengembangan SDM Bali Unggul yaitu memiliki jati diri, integritas moral dan kompetensi profesional, sehingga mampu bersaing dalam menghadapi kompetisi pada tataran nasional dan global. Kualitas jati diri dan integritas moral tersebut bisa digali dari referensi melalui sastra atau lontar yang merupakan kearifan lokal Bali, yang hanya ada di Bali,” ujar Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan ini. */ama

Advertisement