Connect with us

EKONOMI

Ternyata Bali Punya “Brew Me”, Produk Teh Lokal Organik Tembus Pasar Dunia

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – “Brew Me” bisa diartikan “Seduh Saya”, itulah salah satu nama brand produk olahan teh organik lokal Bali yang kini menembus pasar dunia. Produk teh Brew Me ini diproduksi oleh PT. Bali Cahaya Amerta dari perusahaan yang memiliki perkebunan seluas 50 hektar di Desa Angseri dan Mayungan, Baturiti, Tabanan dengan 30 hektar sudah menjadi kebuh teh organik yang pertama di Bali. Uniknya lagi, Brew Me ingin membawa produk teh organik asli Bali ini dari kebun ke cangkir. “Artinya kita sudah punya produk ini sudah beredar sejak tahun 2016. Hanya saja baru diresmikan sekarang dan baru bisa dinikmati di Brew Me Fine Blend dan sudah ada di Pulau Bali,” ungkap Direktur PT Bali Cahaya Amerta Tjokorda Alit Darma Putra, SH saat Peresmian Brew Me di Sanur, Denpasar, Rabu (16/5/2018).

Dijelaskan produk unggulannya speciality, karena mempunyai teh yang berkwalitas tinggi dari perkebunan organik berupa black tea, green tea sampai dengan white tea. Ditambah dengan varian teh yang dicampur dengan unsur lain seperti herbal, bunga, buah dan bahan lainya. “Sejatinya konsep awal kami adalah all about tea, atau semua tentang teh, baik minuman sampai dengan makanan yang ditambahkan teh itu sendiri,” imbuhnya seraya mengakui sebenarnya daun teh sendiri bila diseduh sudah bisa dimakan langsung seperti sayuran, tapi tastenya akan sedikit sepet atau pahit.

“Kita lihat penggemar teh dari dalam negeri anak muda dan orang tua mulai kearah yang menyehatkan. Jadi kita percaya diri bahwa sebenarnya orang sudah beralih dari kebiasaan ngopi dan sekarang mengarah ke minuman atau makanan yang menyehatkan. Artinya teh sendiri mempunyai kandungan yang bermanfaat untuk tubuh, karena mengandung katekin dan polifenol itu sangat bermanfaat untuk tubuh yang mampu menangkal radikal bebas dan bisa memperlancar peredaran darah, serta memberikan semangat dan energi yang baik,” jelasnya.

Meskipun produk teh organik ini sudah dipasarkan ke manca negara, namun secara resmi belum sampai mengekspor. Akan tetapi sudah mempunyai buyer dari luar negeri seperti Singapura Hongkong bahkan sampai ke Paris. “Hanya saja secara resmi kita belum bisa mengekspor karena legalitas masih dalam proses. Sedangkan dari segi kebutuhan kita sudah produksi 50 ton pertahun untuk kebutuhan dalam negeri sudah cukup dan sasaran kami Pasar Horeka (hotel, restoran dan cafe, red). Untuk Bali sendiri konsumsi tehnya masih sekitar 20 ton pertahunnya, sehingga sisanya kita lempar keluar. Kedepan kita akan targetkan menghasilkan 70 ton pertahunnya,” katanya.

Advertisement

Brew Me jadi produk teh kegemaran kalangan atas ini, ternyata berkat tangan dingin Owner, Ir. I Ketut Gede Yudantara yang sangat ahli di kebun teh, coklat dan kopi. Seiring waktu akhirnya ingin membuat sesuatu brand yang diberi nama Brew Me. “Akhirnya saya ingin membuat brand yang dibuat dari teh. Tetapi kami tidak mau dengan kwalitas teh yang buruk. Karena itu, tujuan kami membuat Brew Me ini untuk mengangkat nama Bali bisa lebih besar lagi. Apalagi brand Brew Me sendiri sudah mencapai di Singapore dan Hongkong,” tambahnya sembari menyebut Brew Me juga bisa diartikan “Seduhlah Kami”, dimana penyeduhan itu sendiri tidaklah asal tetapi harus menggunakan teknik sehingga mempunyai rasa dan taste yang berbeda.

Pengusaha Perkebunan dan Otomotif asal Desa Lebih Gianyar ini, berharap kedepan produk teh organik ini bisa berjalan prospektif, karena dilihat dari pertumbuhan penjualan mencapai 72 persen. Artinya penjualan terus bertumbuh di Bali, termasuk di Singapura penjualannya sangat baik. “Bahkan sampai ada suatu toko teh sampai mengembalikan teh kami. Karena teh kami laku keras, sehingga teh lainnya merasa dirugikan dan menjadi pesaing yang tinggi. Jadi kedepan Brew Me dipastikan akan go internasional, sebab apapun yang kita butuhkan kita support,” tandasnya. tra/ama