Connect with us

EKONOMI

Perkuat Program Sipadu, Dinas Pertanian Bidik Pendanaan RISPRO

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Kepala UPT Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Dr. I Wayan Sunada, S.P.,M.Agb., menyampaikan saat ini Program Sipadu (Sistem Pertanian Terpadu) di seluruh Bali didukung 752 kelompok. Eksistensinya dinilai sangat mendukung peningkatan kesejahteraan petani disamping upaya melestarikan ternak sapi Bali. Guna menjaga dan memperkuat Program Sipadu semakin menggeliat di tahun 2020, maka dilakukan terobosan baru dengan mengajukan proposal untuk mendapatkan Pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) yang diajukan kepada Kementerian Keuangan RI. “Kita ajukan proposal senilai Rp5 miliar untuk alokasi dua tahun. Dana ini kita optimalkan untuk riset serta mendukung program pemerintah dalam mengembangkan bio gas yang bertekanan rendah. Sipadu mendukung hal ini sehingga seluruh digister bio gas di Sipadu yang rusak akan kita perbaiki,” jelas Wayan Sunada di Denpasar, Senin (16/9/2019).

1bl/Ik-11/9/2019

Wayan Sunada menjelaskan dengan Sipadu, pendapatan kelompok mengalami peningkatan hingga dua kali lipat karena didukung hasil pengolahan limbah ternak yang integrasi ke bidang pertanian secara luas. Tampak perkembangan Sipadu sejak tahun 2009 terus mengalami peningkatan sehingga saat ini berjumlah 752 kelompok. Memiliki total sapi indukan sebanyak 15.743 di tahun 2018 dengan kemampuan memproduksi anak sapi sebanyak 14.040 ekor. Capaian populasi ini juga diiringi peningkatan volume pengolahan limbah berupa puluk organik padat sebanyak 70.000 ton serta produksi pupuk organik cair (bio urine) yang tersedia secara stabil sejak tahun 2014 mencapai 580.000.000 liter. Dengan potensi ini diharapkan Pendanaan RISPRO Program Sipadu bisa terus ditingkatkan salah, satunya yang dialokasikan untuk perbaikan digister bio gas. “Yang rusak akan diperbaiki RISPRO (riset inovatif). Harapan kita dana ini cair di anggaran tahun 2020. Karena dari 752 kelompok Sipadu kita juga mencatat ada sekitar delapan persen yang belum optimal,” jelas penemu Bio-Inokulum ini.

Baca juga : Digester Portable Biogas Inovasi SIPADU Jadi Energi Murah Bagi Petani

Pria yang mendapatkan gelar doktor melalui desertasi yang menyajikan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbentuk peta digital kelompok tani Bali ini juga menerangkan dalam mengajukan Pendanaan RISPRO pihaknya menyajikan data perkembangan Sipadu secara rinci dari tahun 2009 hingga 2019 mencakup jumlah kelompok, jumlah anggota, jumlah sali indukan serta anak sapi yang dihasilkan, jumlah digister bio gas, produksi pupuk padat dan cair serta luas areal pemamfaatan pupuk organik. Dengan menyajikan data yang lengkap diharapkan permohonan bantuan Pendanaan RISPRO akan tepat sasaran untuk memacu peningkatan capaian Sipadu, terlebih program pertanian terintegrasi ini sudah menjadi percontohan secara nasional. “Tahun 2019 program kita sedang berjalan, sehingga pendanaan Rp 5 miliar kita harapkan bisa dimamfaatkan untuk riset dua tahun kedepan. Upaya kita memajukan Sipadu di Bali sebagai bentuk komitmen mendukung program Bapak Gubernur Bali untuk mendukung perluasan pertanian organik,” tandasnya. eja/ama

Advertisement