Connect with us

PARIWISATA

Pergub Busana Adat Bali Tak Mempan di Bandara Ngurah Rai, Oknum Travel Online Bebas Pakai Celana dan Sandal Jepit

Published

on


Tuban, JARRAKPOS.com – Pemandangan kontras dan bisa disebut nyeleneh nampak di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Tuban, Badung. Setiap harinya dipastikan banyak travel agen wisata yang lalu lalang menjemput tamunya. Namun, bandara beronamen dan mengusung kearifan lokal Bali ini, sebagian pelaku wisata malah tidak menunjukan budaya lokalnya. Salah satunya penggunaan busana adat Bali untuk menjemput tamunya, seperti tidak mempan dan maksimal berlaku di bandara terbesar dan satu-satunya di Bali itu. Padahal, Gubernur Bali Wayan Koster belum lama ini sudah menerapkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No.79 Tahun 2018, tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, namun sayangnya tidak berlaku bagi para pelaku pariwisata, terutama oknum travel online di bandara.

1Mg#Bn-9/8/2019

Saat dikonfirmasi, Ketua Depeta Asita Bali, Komang Takuaki Banuartha, Rabu (13/8/2019) mengakui banyak travel agen online yang tak menuruti peraturan gubernur. Bahkan, parahnya lagi untuk menjemput tamu terutama turis asing yang memesan lewat media online, malah banyak dijumpai hanya memakai celana pendek dan sandal jepit. Pihak sangat menyayangkan pemandangan seperti itu selama ini tetap dibiarkan dan tidak ditanggapi serius oleh pemerintah daerah. “Apakah pakaian adat tidak berlaku bagi oknum travel online yang menjemput tamunya dengan hanya memakai celana pendek dan sandal jepit? Ini sangat merusak citra Bali yang sedang mencanangkan wajib menggunakan busana adat bali di hari Kamis dan hari raya. Dimana peran pemerintah dan ketegasan pemerintah dalam mengawasi pemandu wisata dengan celana pendek dan sandal jepit? Jangan sampai ada ketimpangan antara wajib dan tidak terawasi hal seperti ini,” sentilnya.

Baca juga : Jelang Pelantikan Anggota DPRD, Koster Instruksikan Gunakan Busana Adat Bali

Menurutnya, penggunaan busana adat Bali sangat penting untuk menunjukan ciri khas Bali di mata wisatawan. Jadi selama ini jangan hanya license guide yang diperhatikan, tapi aturan lainnya juga harus ditaati, salah satunya kewajiban memakai busana khas Bali, khususnya para travel online saat menjemput wisatawan yang memakai pakaian seenaknya dan tidak memandang aturan Pergub yang diterapkan di Bali agar diberi sanksi tegas. “Kami di Asita dan seluruh anggota Asita selalu mewajibkan guide untuk berbusana Bali, saat menjemput wisatawan. Terlebih guide yang bernaung di bawah HPI itu wajib. Ini kenapa sekarang banyak guide dengan busana seenaknya berkeliaran di airport? Tolong ketegasan pemerintah, bila perlu dikeluarkan sangsi yang tegas! Belajarlah kita tidak bernego dengan yang sudah jelas salah,” tandasnya.

1Bl#Ik-9/8/2019

Untuk itulah, pihaknya meminta pemerintah daerah termasuk pihak bandara jangan terus membiarkan pemandangan yang tidak mencirikan khas Bali ini, sehingga harus mengawasi lebih ketat dengan menerapkan aturan yang jelas, agar citra pariwisata Bali tidak dirusak oleh oknum tertentu yang seenaknya berusaha di Bali. Bahkan bila perlu travel agen yang tidak berizin resmi, agar segera ditindak tegas dengan terus melakukan sweeping bersama pihak yang terkait. “Perlu pengawasan terhadap travel online yang tidak bernaung di bawah Asita. Kami di Asita punya data biro perjalanan yang mengantongi izin resmi, sisanya bisa dilakukan tindakan sweeping oleh pihak terkait, agar citra Bali dapat kita pertahankan. Jangan semua berwacana menjaga citra pariwisata Bali,tapi sebaliknya membiarkan hal-hal yang harus segera dihentikan,” paparnya. tim/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
4 Comments

4 Comments

  1. Wayan Kanta

    15/08/2019 at 12:50 pm

    Selamat siang Jarrak Pos :
    Judulnya Travel Online Tdk berpakaian adat madya Dan pake sandal jepit… Mohon ditelusuri Apakah online sudah berbadan Hukum Di Indonesia Bahkan Buka Kantor cabang dibali… Apakah sudah legal Apalagi harga jualnya seperti kacang goreng / murahan… Mohon kejelasan nya…🙏

  2. Putu nuryadnya

    14/08/2019 at 2:23 pm

    Betul agent orange tersebut lbh parah dr taksi online mereka merusak iklim usaha perjalanan di bali. Tolong pemerintah tegas dg trevel agent ini dan aplikasi aplikasi lain yg berhubungan dg kegiatan wisata di bali

  3. Ida Bagus Kade Budiatmika

    14/08/2019 at 11:51 am

    Itu ide bagus,saya saja freelance pakai baju adat madya diwaktu pick up n check out. Kalau itu di terapkan bagus sekali n saya dukung👍🙏

  4. Jackbo

    14/08/2019 at 9:28 am

    Tolong pak..jangan hanya dilihat dari penampilan luar. Tinjau juga web ini yang menjual dgn harga yg sangat murah. Mengobral dgn harga yg jauh stndard.


Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply