Connect with us

EKONOMI

Hilangkan Istilah “Aspal”, Ny. Putri Koster akan Patenkan Motif Tenun Ikat Endek dan Songket

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketua Harian Dekranas Ny. Tri Tito Karnavian didampingi Ketua Umum Dekranasda Bali Ny. Putri Koster dan Kepala Dinas Perindustrian dan Pedagangan Provinsi Bali Ir. I Wayan Jarta, MM., meninjau lokasi produksi tenun ikat endek dan songket di Denpasar. Kegiatan yang dilaksanakan, Sabtu, (8/2/2020) mengunjungi pertenunan Endek Patra milik, I Gusti Made Arsawan yang beralamat di Bale Timbang, Penatih serta Baliwa Songket Collections milik I Ketut Ardenan yang berada di Banjar Abian Nangka Kelod, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur.

Baca juga: 61 Wisman China Kembali Dipulangkan, Wagub Cok Ace Minta Hotel Beri Diskon

Ny. Putri Koster dalam kesempatan tersebut menyampaikan Pemprov Bali melalui beberapa regulasi tengah mengintensifkan upaya pelestarian kain tenun ikat tradisional yang merupakan warisan adiluhung seperti songket dan endek. Upaya pelestarian dilakukan menghadapi sejumlah tantangan antara lain maraknya produksi kain printing dan bordir yang menduplikasi motif songket atau endek alias Aspal (asli tapi palsu). Jika dibiarkan akan sangat merugikan perajin yang menciptakan motif songket atau endek karena hasil karya mereka dijiplak. Dengan alasan tekstur kain lebih ringan, masyarakat cenderung membeli kain bordir atau printing.

“Sebagai bentuk inovasi dan kreatifitas, kehadiran kain bordir dan printing tak bisa dibendung. Solusinya, mereka harus menciptakan motif sendiri yang berbeda dari motif endek atau songket. Untuk itu, motif songket perlu dipatenkan agar tak sembarangan dijiplak. Selain maraknya motif songket dan endek tiruan, usaha tenun ikat tradisional Bali juga dihadapkan pada kendala bahan baku benang serta makin surutnya minat tenaga kerja yang mau menekuni keterampilan menenun,” ujar Ny. Putri Koster lanjut mengatakan untuk ketersediaan benang pihaknya akan mencanangkan kampanye pemanfaatan pekarangan atau lahan kosong untuk penanaman pohon kapas atau budidaya ulat sutra. “Dekranasda akan bekolaborasi dengan TP PKK Bali untuk pemanfaatan lahan pekarangan,” tandasnya.

Advertisement

Baca juga: Cok Ace Apresiasi Website Permodalan OJK Permudah UMKM Baca Peluang Pasar

Ketua Harian Dekranas Ny. Tito Karnavian mengapresiasi langkah yang ditempuh Dekranasda Bali dalam pelestarian tenun ikat tradisional. Menurutnya, setiap daerah punya kain tenun khas tradisional yang menjadi kekayaan nusantara. Pihaknya mendukung upaya pelestarian yang dilaksanakan di tiap daerah, khususnya Bali. Sementara itu pemilik Pertenunan Endek Patra I Gusti Made Arsawan mengaku, bahan baku benang untuk pembuatan kain tenun sebagian besar masih didatangkan dari luar Bali, bahkan untuk jenis sutra masih diimpor dari Tiongkok. Sementara I Ketut Ardenan, pemilik Baliwa Songket Collections dikenal dengan teknik lasem yang membuat kain songket menjadi lebih ringan dan mudah digunakan. Dengan terobosan ini, ia berharap masyarakat akan tertarik menggunakan kain songket yang selama ini tekesan berat dan kaku. mas/ama/*