Connect with us

EKONOMI

Harga Rp5 juta Per Kg, Animo Petani Vanili di Bali Meningkat Drastis

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya permintaan komuditi Vanili, sehingga harganya sampai mencapai Rp5 juta per kg. Imbasnya animo petani di Bali untuk kembali menanam Vanili meningkat drastis. Karena itulah untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan hancurnya perkebunan Vanili karena serangan penyakit busuk batang seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DISTPH-BUN) Provinsi Bali secepatnya telah mengambil ancang-ancang dengan membentuk Tim khusus menangani Vanili.

1Bl#Bn-20/8/2019

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DISTPH-BUN) Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si membenarkan komoditas Vanili makin menggeliat. Birokrat asal Tabanan itu mengungkapkan, Vanili merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. “Bahkan di Bali dahulu pernah mengalami masa kejayaan Vanili, namun kini luas perkebunan Vanili menurun drastis mulai tahun 2001 terutama disebabkan oleh serangan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Fusarium Oxysporum SP,” bebernya di Denpasar, Rabu (4/9/2019).

Baca juga : Bupati Tabanan Sinergi Polda Bali dan LSM JARRAK Paksa Petani Kaya

Dikatakan, hingga saat ini luas tanam Vanili di Bali tercatat hanya seluas 294 Ha. Dijelaskan sesungguhnya teknologi pengendalian penyakit busuk batang Vanili yang cukup efektif menggunakan pestisida nabati dan bio pestisida telah direkomendasikan. Akan tetapi karena dianggap relatif sulit oleh petani untuk diaplikasikan, terlebih lagi pangsa pasar Vanili khususnya di luar negeri yang sangat ketat mempersyaratkan kualitas, maka dalam 15 tahun terakhir ini tanaman Vanili tidak dikembangkan. “Kita himbau para petani yang sudah maupun akan mengembangkan Vanili, agar tidak sembarangan membeli bibit,” harapnya.

3b#Ik-14/6/2019

Untuk itu, pihaknya meminta agar petani Vanili selalu berkoordinasi dengan petugas teknis perkebunan di lapangan, agar sebelum melaksanakan penanaman memperlakukan (perendaman) bibit dengan pestisida nabati dan sterilisasi lahan/media tanam dengan bio pestisida untuk mencegah penyakit busuk batang Vanili. Laboratorium Agen Pengendali Hayati (APH) Dinas TPH BUN Bali yang beralamat di Biaung – Denpasar juga telah mengembangkan festisida nabati dan biopestida untuk pengendalian busuk batang vanili. “Diharapkan kelompok-kelompok Tani vanili dapat berkordinasi ke Lab APH tersebut,” imbuhnya.

Baca juga : Digiling Pabrik Gula Asem Bagus, 200 Hektar Tebu di Gerogak Siap Panen Perdana

Advertisement

Terkait Tim khusus menangani Vanili yang dibentuknya akan bertugas untuk mengidentifikasi luas dan sebaran tanaman Vanili yang sudah ada di lapangan dan areal pengembangan baru untuk selanjutnya diadakan pembinaan teknis. Selain itu mengecekan asal sumber bibit dan penertiban peredaran bibit di lapangan, terutama bibit-bibit yang berasal dari luar Bali, serta mlaksanakan uji laboratorium bibit dan tanah pada lahan existing dan pengembangan baru. “Mereka juga melaksanakan pembinaan teknis ke kelompok tani yang membudidayakan Vanili,” paparnya seraya menyebutkan upaya lain dengan mengembangkan pohon induk Vanili seluas 1 Ha di Kebun Pembibitan Desa Sai, Pupuan sebagai sumber bibit sehat dan berkualitas. tim/ama