Connect with us

EKONOMI

Hadapi Pandemi Corona, Nana Percaya Pertanian Pekerjaan Mulia dan Terpilih

Published

on

Bangli, JARRAKPOS.com – Petani muda, Ratna Sari Dewi, SE., MM., Sabtu (13/6/2020) mengakui produk pertanian miliknya, yang awalnya dipasarkan langsung ke hotel dan restoran di Bali turun drastis selama hampir lima bulan pandemi Covid-19 atau Corona mewabah di seluruh dunia. Imbas Covid-19, dikatakan secara tidak langsung turut memangkas sektor pertanian Bali. Aliran pariwisata yang tersumbat telah memberangus pasar sebagian produk pertanian. Akibatnya, permintaan sejumlah komoditas ini kini anjlok.

1th-ik#1/1/2020

Meski demikian, Nana panggilan akrab perempuan lajang cantik ini, tak mau berhenti menanam. Duta Petani Muda 2018 ini, tetap berkeras hati terus menanam optimistis, meyakini kondisi akan pulih seperti sedia kala. “Jika bicara dampak, tidak dapat dipungkiri kami sangat merasakan. Kami yang biasa menanam dan hasilnya bisa langsung disuplai ke supplier dan restoran, kini turun drastis karena mereka tutup semua. Tapi, kami untuk terus menanam,” kata Nana saat ditemui di kebun miliknya yang terletak di Desa Abang Songan, Kintamani.

1b#Bn-1/7/2019

Dalam pandangannya, pertanian adalah dunia yang unik. Perempuan asli Denpasar yang selama beberapa tahun memilih terjun dan membuka sejumlah kebun di Kintamani dan Gianyar ini percaya pertanian adalah pekerjaan mulia dan terpilih. Pilihan menjadi petani harus diikuti dengan keteguhan tekad. “Saya yakini seperti itu, pertanian itu pekerjaan mulia, namun harus diikuti perjuangan. Tidak boleh putus asa. Saat pandemi seperti sekarang, meski agak sulit, tapi kami masih bisalah bergerak. Masih ada permintaan meski sedikit,” jelasnya.

1th-Ik#29/4/2020

Jebolan Magister Manajemen Universitas Udayana ini meyakini, dalam kondisi apapun peluang pertanian sejatinya sangat besar. Sebab, katanya, manusia akan selalu butuh pangan untuk kebutuhan hidup. “Kebetulan saja, karena kondisi seperti ini, kami yang biasa suplai barang ke hotel pasarnya jadi hilang. Di luar itu, peluang masih ada lah, bahkan sangat prospektif,” tegasnya. Sementara itu, terkait dengan munculnya fenomena anak muda yang tiba-tiba menekuni pertanian pasca pandemi, ia menilai itu sebagai hal yang positif.

1bl-bn#1/4/2020

Ke depan, semangat ini diharapkan dapat terus dijaga sehingga pertanian dapat memiliki masa depan. “Munculnya teman-teman muda yang menanam selam pandemi ini saya kira itu untuk mengisi kekosongan waktu, dan itu positif. Tapi, jika ingin serius terjun menanam, ke depan harus memperhatikan banyak faktor, utamanya untuk menyalurkan produk,” tutur Nana yang menilai, saat ini media sosial memiliki peluang besar digunakan untuk memasarkan produk pertanian secara modern. Cara-cara berbasis teknologi ini turut diyakini dapat mengangkat stigma pertanian yang terkesan masih tradisional dan kolot menjadi pekerjaan keren dan modern. tim/ama

Continue Reading
Advertisement