Connect with us

DAERAH

Hadapi Paceklik Air, Dinas Pertanian Bali Bangun 49 Infrastruktur Irigasi

Published

on

Klungkung, JARRAKPOS.com – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., memastikan 49 infrastruktur irigasi di Kabupaten/Kota se-Bali terbangun dengan baik di tahun 2020 untuk menghadapi permasalahan paceklik air irigasi di musim kemarau..”Lahan dan air adalah faktor produksi utama dalam pembangunan pertanian, salah satu tantangan pengembangan pertanian adalah keterbatasan air irigasi pada musim kemarau,” ujar Wisnuardhana di Denpasar, Kamis (11/6), pasca meninjau pembangunan Embung di Subak Semaagung, Desa Tusan, Klungkung.

12th-ik#27/3/2020

Dijelaskan, air irigasi ketersediaannya melimpah pada saat musim hujan. Hal ini menurutnya menjadi solusinya untuk mewujudkan water harvesting (panen air hujan). Membangun penampung air hujan seperti embung, cubang dan dam parit termasuk melakukan rehabilitasi jaringan irigasi agar tidak bocor. Mencegah terjadinya inefisiensi penyaluran air irigasi dari hulu menuju hilir. “Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota pada tahun 2020 ini mengembangkan bangunan infrastruktur irigasi pertanian yang pembiayaannya bersumber dari dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan didukung dana APBD Provinsi Bali,” terang birokrat asat Tabanan itu.

Diterangkannya, bangunan infrastruktur irigasi dan rehabilitasi jaringan irigasi di tingkat usaha tani untuk mengari lahan seluas 5.245 Ha di sembilan Kabupaten/Kota se-Bali yang terdiri dari 101 kelompok tani. Diwujudkan dengan pembangunan 26 unit embung dan 23 unit irigasi perpipaan. Total biaya yang disalurkan sebesar Rp 11.005.500.000 dan dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan lebih dari 3.000 pekerja musiman. “Bentuk kegiatannya adalah swakelola, dimana kelompok menerima transfer uang untuk pembelian bahan dan upah pengerjaan secara gotong royong oleh anggota kelompok secara padat karya. Ada efek ganda dari bantuan pengembangan infrastruktur irigasi pertanian secara swakelola,” terang Wisnuardhana didampingi Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian, Ir, I Ketut Arya Utama, M.Si. dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juniada.

1b#Bn-1/7/2019

Ditambahkan, dengan pengerjaan secara swakelola kelompok tani terbantu dengan bangunan fisik, sekaligus memperoleh upah kerja dari kegiatan pembangunan yang dikerjakan. Kegiatan bantuan fisik dengan sistem swakelola atau padat karya ini tentu dinilai sangat positif karena dikerjakan mandiri dan akan dibarengi dari sisi kualitas proyek yang dikerjakan. Terkait pandemi Covid-19, juga diterangkan Wisnuardhana bahwa Gubernur Bali, Wayan Koster telah memerintahkan agar jajaran pertanian lebih mengintensifkan pendampingan dan memfasilitasi petani sebagai penyedia pangan. “Sarana produksi yang dibutuhkan harus tersedia sesuai kebutuhan termasuk bantuan pengembangan infrastruktur pendukung yang diperlukan dengan sistim padat karya, agar petani mendapat penghasilan tambahan,” harapnya. eja/ama

Continue Reading
Advertisement