Connect with us

EKONOMI

Di Tengah Pandemi Covid-19, Kinerja Ekonomi Bali Triwulan 1 2020 Alami Kontraksi

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho saat menjadi Keynote Speech pada Seminar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Bali secara virtual di Denpasar, Selasa (7/7), menegaskan di tengah pandemi Covid-19, kinerja ekonomi Bali pada triwulan 1 2020 mengalami kontraksi. Pada acara yang mengangkat tema ‘Reshaping Bali Economic Strategy After Covid-19’ disebutkan ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar -1,14% (yoy) pada triwulan 1 2020, lebih rendah dibanding triwulan IV 2019 yang sebesar 5,51% (yoy). Angka ini juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama, sebesar 2,97% (yoy). Hal tersebut disampaikan. Seminar virtual yang menghadirkan dua pembicara yakni Guru Besar Ilmu Ekonomi FEM – IPB University, Prof. M. Firdaus, PhD dan Chief Economist PT. Bank Permata, Tbk Josua Pardede.

1th-ik#7/7/2020

Trisno Nugroho juga mengatakan, ekonomi Bali pada triwulan II 2020 diprakirakan terkontraksi semakin dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Prakiraan ini seiring kebijakan antisipasi penyebaran Covid-19 yang semakin ketat dibanding triwulan sebelumnya. Kebijakan yang awalnya hanya menutup sementara penerbangan dari dan ke Tiongkok, kemudian berlanjut menjadi penutupan sementara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Selain itu, kebijakan protokol kesehatan juga diberlakukan secara tegas seperti penutupan seluruh tempat tujuan wisata, pasar dan pusat keramaian. Tentu saja kondisi itu dijelaskannya membuat kinerja konsumsi triwulan II 2020 diprakirakan terkontraksi. Sampai dengan Mei 2020, realisasi APBD Kabupaten/Kota tercatat sebesar Rp.5,03 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp. 6,24 triliun). “Sementara itu, realisasi APBD Provinsi tercatat sebesar Rp. 2,19 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,6 Triliun,” terang Trisno Nugroho.

Di sisi lain, Guru Besar Ilmu Ekonomi FEM – IPB University, Prof. M. Firdaus, PhD., yang membawakan topik ‘Strategi Akselerasi Sektor Pertanian Bali menyampaikan, beberapa hal penting termasuk beberapa masukan untuk kebijakan terkait penyusunan RJMPD dengan pertanian sebagai ekonomi basis. Memetakan pengembangan komoditas bernilai ekonomi tinggi serta memetakan surplus-defisit di sektor pertanian. Sementara Chief Economist PT. Bank Permata, Tbk, Josua Pardede yang membawakan topik ‘Reshaping Bali Economic Strategy After Covid-19’ menyampaikan berbagai dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata. Ditegaskannya strategi pariwisata menuju normal baru menjadi fokus pemulihan ekonomi di sektor pariwisatayang didukung strategi dan kebijakan pemerintah.

1th-ik#1/1/2020

Ketergantungan perekonomian Bali pada sektor pariwisata dijelaskannya sebagai salah satu sumber kerentanan perekonomian Bali. Secara historis, penurunan wisman tercatat berdampak langsung dan signifikan terhadap perekonomian Bali. Struktur perekonomian Bali selama 10 tahun terakhir didominasi oleh sektor tersier, dengan share yang semakin meningkat. Sementara itu, share sektor primer (pertanian dan pertambangan) tercatat mengalami penurunan. Penurunan sektor primer tidak lepas dari semakin rendahnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Bali. “Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ke depan masih dapat dioptimalkan. Pandemi Covid-19 telah merubah Iandscape perekonomian secara global. Momen ini merupakan momen yang tepat bagi kita untuk menyusun kembali strategi perekonomian Bali mencapai pertumbuhan ekonomi Bali yang berkesinambungan,” tambah Trisno Nugroho. eja/ama

Continue Reading
Advertisement