Connect with us

PARIWISATA

Berani Buka Pariwisata? Tawarkan Paket Wisata Aman Covid-19 di Bali

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Pelaku usaha di Bali, khususnya yang bergerak di sektor pariwisata mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan upaya strategis untuk menyelamatkan perekonomian di masa pandemi Covid-19. Apalagi pertumbuhan ekonomi di Bali sudah mencapai hampir minus 11 persen, sementara di tingkat nasional minus 5 persen, akibat terpuruknya sektor pariwisata di Bali. “Untuk bisa kembali membangkitkan perekonomian, Pemprov Bali harus bisa bersinergi dengan komponen pariwisata untuk bisa menawarkan paket wisata aman Covid-19,” papar pengusaha multi bisnis, I Made Sudiana ditemui di Denpasar, Selasa (25/8/2020).

12th-ik#27/3/2020

Menurut mantan Wakil Bupati Badung ini, melalui paket pariwisata aman Covid-19 bisa memulihkan kepercayaan pariwisata Bali masih menjadi daya tarik. Apalagi pariwisata di Bali sangat kreatif, sehingga pilihan wisatawan untuk berwisata di Bali bisa makin bertambah. Ditambah lagi saat ini akomodasi di Bali sudah menerapkan protokol kesehatan sebagai jaminan memberikan kenyamanan setiap wisatawan yang akan menginap di hotel. “Pariwisata Bali harus berani membuat brand paket wisata yang aman Covid. Selanjutnya pariwisata di daerah tinggal mengembangkan lagi dengan jaminan aman Covid untuk para wisatawan,” jelasnya.

Sudiana menambahkan, para pelaku pariwisata dan Pemprov Bali harus segera memiliki standar pariwisata aman Covid-19, karena ketika wisatawan datang ke bandara dan dijemput hingga selesai berwisata di Bali para wisatawan harus benar-benar dijaga agar tidak terkena penularan Covid-19. “Untuk bisa menerapkan pariwisata aman Covid, kita semua harus punya komitmen yang kuat, demi memajukan pertumbuhan ekonomi di Bali,” imbuh Sudiana yang juga pelaku pariwisata seraya memaparkan, adanya pemberian stimulus dari pemerintah terhadap para pelaku pariwisata di Bali dinilai kurang tepat.

1bl#ik-8/8/2020

Pasalnya, saat ini dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi di Bali sudah menandakan pasar bisnis sudah melemah, dan bantuan stimulus menjadi kontra produktif, sehingga akhirnya bantuan tersebut tidak bermanfaat. “Kalau kita berbisnis yang menentukan eksistensinya kan perputaran bisnis. Jadi kalau kita mendapatkan modal stimulus, tetapi roda bisnis tidak berjalan kan percuma jadinya. Seandainya para pembisnis mengandalkan dari penduduk lokal juga tidak bisa, sebab biaya produksi sangat tinggi dan kemampuan daya beli juga tidak terlalu tinggi,” jelas Sudiana.

Ditegaskan Sudiana, untuk meningkatkan eksistansi bisnis pariwisata di Bali harus segera dibuka dengan pola baru pariwisata aman Covid-19, sehingga bisa mengatisipasi penyebaran Covid-19 di Bali. “Pariwisata aman Covid harus berjalan untuk bisa meningkatkan ekonomi di Bali, seperti misalnya biaya rapid test dan SWAB di Bali tidak harus mahal. Sebab kalau biayanya mahal sangat mempengaruhi minat para wisatawan yang akan berkunjung ke Bali,” pungkasnya. tra/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement