Connect with us

DAERAH

BARI Kawal Penyusunan Master Plan Penyediaan Air Bersih di Bali

Published

on

Badung, JARRAKPOS.com – Pemerintah Provinsi Bali melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BARI) Provinsi Bali bekerjasama dengan Politeknik Negeri Bali (PNB) menyusun Master Plan Penyediaan Air Bersih di Provinsi Bali untuk mendukung adaptasi tatanan kehidupan era baru di Tahun 2020. Upaya ini sebagai bentuk implementasi terhadap program besar Gubernur Bali, Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Kegiatan penelitian BARI bekerjasama dengan PNB merupakan salah satu sekala prioritas dari lima program prioritas Pemprov Bali,” ujar Kepala BARI Provinsi Bali, Ir. I Made Gunaja, M.Si., saat Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Widya Guna kampus PNB, Jimbaran, Kabupaten Badung, Rabu (12/8/2020).

Didampingi Kepala Bidang Penunjang Pembangunan Bali, Dr. I Wayan Sunada, SP. M.Agb., ia mengatakan penyusunan Master Plan Penyediaan Air Bersih menjadi strategis menyikapi ketersediaan air bersih di Bali. Masuk dalam Agenda Riset Semesta Berencana 2018-2023 yang memiliki lima bidang prioritas yang didukung olen bidang infrastruktur darat, laut dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.

“Salah satu penelitian yang dilaksanakan dalam adaptasi tatanan kehidupan era baru di Tahun 2020 adalah Penyusunan Master Plan Penyediaan Air Bersih di Provinsi Bali. Kegiatan penelitian ini dikerjasamakan dengan Politeknik Negeri Bali sebagai host,” ujar Gunaja.

Advertisement

Dijelaskan, peningkatkan penyediaan air bersih sangat penting bagi masyarakat Bali, selain untuk mendukung kebutuhan industri dan jasa serta sektor pertanian untuk menjaga eksistensi subak. Perlindungan sumber air baik danau, sungai, air terjun dan sumber air lainnya juga harus didukung jaringan diatribusi untuk kebutuhan rumah tangga Krama Bali. “Penyediaan air bersih di masa tatanan kehidupan era baru semakin meningkat, khususnya untuk cuci tangan sebagai salah satu SOP pencegahan Covid-19,” terangnya.

Kendala untuk mendapatkan air bersih disampaikan Gunaja karena adanya pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga hingga limbah pertanian akibat penggunaan pestisida. Diperparah adanya pembangunan yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. “Mengurangi pemicu yang menjadikan faktor kelangkaan air bersih inilah yang menjadi acuan untuk mengembalikan kebutuhan standar kuantitas dan kualitas. Tidak dipungkiri penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat,” ungkapnya.

Pulau Bali dianugerahi sumberdaya air yang cukup berlimpah, dengan curah hujan rata-rata 2.000 meter per tahun. Bali memiliki empat danau yang menjadi sumber air baku bagi mata air yang ada di seluruh pulau Bali. Selain air danau, potensi kesediaan air di Bali juga berasal dari mata air, air sungai dan air tanah. Di Bali tercatat ada 570 mata air, dengan total debit mencapai 442,3 juta M3 per tahun. Di sisi lain, kebutuhan air penduduk Bali yang saat ini tercatat sekitar 4,5 juta jiwa terus mengalami peningkatan, namun ketersediaan air bersih mengalami penurunan, khususnya air tanah.

“Ini sangat penting dikembangkan, supaya Bali dapat menarik minat wisatawan mancanegara yang pertumbuhannya 3,3 persen per tahun dan wisatawan domestik 8,2 persen per tahun. Meningkatnya pertumbuhan wisatawan dan sarana wisata Bali tentu membutuhkan pasokan air bersih yang cukup. Sehingga perlu dirancang dengan baik bagaimana menyediakan air, supaya kebutuhan akan air penduduk dan pariwisata dapat terpenuhi. Master plan ini disusun untuk menyusun strategi pemenuhan air bersih dan menjawab tantangan dan isu-isu bahwa Bali mengalami krisis air bersih,” jelasnya.

Advertisement

Dipercaya melaksanakan kegiatan penelitian bersama BARI Provinsi Bali, Direktur Politeknik Negeri Bali, I Nyoman Abdi, SE., M.eCom., mengatakan kegiatan FGD diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk penyediaan air bersih. Ditegaskan, ketersediaan air di Bali mencukupi namun potensi air bersih belum memadai. “Sehingga perlu mengantisipasi dengan perencanaan yang baik agar potensi sumber daya air (SDA) yang ada, dapat menyuplai air bersih dalam jangka panjang. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi dari hulu ke hilir,” ujar Nyoman Abdi.

Anggota Tim Penyusunan Master Plan Air Bersih, Ir. Made Mudhina, MT., menambahkan, kerjasama yang dilakukan PNB dengan pemerintah Provinsi Bali melalui Badan Riset dan Inovasi tentang master plan air bersih, terjadi karena ada persoalan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan. “Dimana potensi air tidak tersebar secara merata. Ada kawasan tertentu berlebihan dan kawasan lain bisa kekurangan, sehingga diperlukan integrasi pengelolaan sumber daya air antar wilayah di Bali. FGD ini bertujuan untuk menyiapkan strategi bagaimana menyikapi ketersediaan air bersih di Bali,” imbuhnya. eja/ama

Continue Reading
Advertisement