Connect with us

PARIWISATA

Bangkitkan Gairah Pariwisata, Desa Celuk Butuh Pasar Perak

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Transaksi perak di Celuk, Sukawati, Gianyar semakin lesu, seiring turunnya gairah pariwisata di daerah tersebut. Padahal sejak zaman dulu image Desa Celuk sangat terkenal dengan pengarajin peraknya, sehingga jadi primadona wisatawan ke Bali. Sayangnya kini malah desa wisata itu, mau mengubah pola bisnisnya dari pengrajin ke usaha yang lebih menguntungkan dari pada menjual perak. “Desa Celuk perlu penataan kembali dengan membentuk satu pasar perak disana. Artinya pasar tersebut akan mewakili seluruh artshop di dalamnya,” ungkap praktisi dan pelaku pariwisata asal Sukawati, I Komang Takuaki Banuartha di Denpasar, Senin (4/3/2019).

 

.

Owner Sari Gumi Bali Tour itu mendorong dibangunya pasar perak tersebut untuk menstabilkan harga perak. Tujuannya agar minat wisatawan untuk datang dan berbelanja ke pasar perak makin meningkat. Dikatakan, pasar perak ini nantinya bisa dibangun seperti wantilan desa untuk menonjolkan budaya dan tradisi Bali, guna menjadi daya tarik kunjungan wisatawan. “Nanti kita bisa buat seperti wantilan untuk pasar perak. Setelah itu nantinya semua art shop bisa punya counter di dalamnya dan pengelolaannya bisa diatur. Kalau tamu ingin barang yang lebih exclusive tinggal diarahkan ke art shopnya,” tandas Bendahara DPD Partai Golkar Provinsi Bali itu.

Baca juga : Citra Pariwisata Bali Tercoreng, Saat Hadang Kampanye Sandiaga Uno

Disebutkan, untuk merealisasikan pasar perak tersebut pihaknya menginginkan agar bisa dibangun kerjasama masyarakat dengan travel. “Jangan hanya dari segi bisnisnya saja yang dibicarakan, tetapi pikirkan untuk jangka panjang selanjutnya. Jadi ide-ide bisnis disini perlu dibicarakan bersama-sama, untuk jangka panjangnya,” tandasnya Komang Takuaki Banuartha yang juga menjadi Dewan Pengawas Tata Krama di Asita Bali seraya mengakui dibangunnya pasar perak, karena harus mengikuti perkembangan zaman yang harus membuat seperti itu.

Advertisement

Pasalnya, kalau mendirikan art shop saja harus dengan gedung yang megah, malah tidak menarik bagi para wisatawan, karena tamu sudah takut terlebih dahulu masuk belanja ke art shop akibat adanya kebiasaan permainan komisi. “Itu bukan lagi menjadi rahasia umum lagi. Sekarang ini sudah canggih. Tamu bisa ngecek harga barang melalui online. Maka dari itu, untuk menarik minat tamu belanja di Celuk kita ubah konsepnya. Bentuk pasar perak, sekaligus memperlihatkan budaya dan tradisi Bali,” imbuhnya. tra/ama