Connect with us

PARIWISATA

ASITA “Gigit Jari”, Travel Agent Bodong Jual Murah Bali

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Dewan Pengawas Tata Krama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali kembali menyoroti banyaknya travel agent beroperasi tanpa izin alias bodong di Bali. Terkait hal itu, pemerintah diharapkan segera menertibkan travel agent termasuk yang berbasis online yang juga disinyalir tidak berizin dan banyak melakukan pelanggaran aturan, utamanya terkait Perda Provinsi Bali yang mengatur kepariwisataan. Apalagi ASITA akan kembali “gigit jari” setelah market china meredup akibat merebaknya virus Corona, kini travel agent bodong dan berbasis online ini malah mulai menyasar pasar lainnya, terutama pasar India. “Setelah menyasar market China, kini mereka (travel agent bodong, red) mulai ambil market India. Mulai melirik bermain tanpa guide dengan menjual paket ekononis kepada wisatawan India,” jelas Ketua Dewan Pengawas Tata Krama ASITA Bali, Komang Takuaki Banuartha saat ditemui di Denpasar, Rabu (29/1/2020).

6bl-ik#17/1/2020

Komang Banuartha lebih lanjut menegaskan pihaknya telah mengantongi data sekitar 60 travel agent tidak mengantongi izin. Bahkan jelas-jelas berani membawa wisatawan tanpa guide (pemandu), sehingga driver atau sopir melakukan pekerjaan rangkap yang jelas-jelas telah menyalahi aturan. Beberapa travel agent bodong tersebut diungkapkan sudah ada yang berusaha menjadi anggota ASITA namun terbentur perizinan yang tidak lengkap mereka nekad tetap beroperasi diluar ketentuan dan aturan yang berlaku. “Beberapa dari mereka sudah melakukan pengajuan sebagai anggota, tapi tidak diterima karena pelanggaran kita lihat sudah lama mereka lakukan. Bahkan ada yang sudah beroperasi lebih dari satu tahun lebih. Kita sudah sempat udiensi dengan Komisi II DPRD Provinsi untuk menindaklanjuti masalah pariwisata ini. Akan kami tindak semua,” jelasnya.

Baca juga: Akibat Wabah Corona di Tiongkok, Kintamani Festival Diundur

Dalam waktu dekat Dewan Pengawas Tata Krama ASITA Bali akan menbentuk tim yang terdiri dari unsur Satpol PP, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), Dinas Pariwisata beserta dinas dan asosiasi terkait untuk melakukan sidak ke seluruh perusahaan yang sudah diketahui tanpa izin. Termasuk travel agent online bodong yang juga dicurigai tidak memiliki kantor di Bali. Travel agent yang akan disasar ini dikategorikan travel agent siluman, dimana terdapat sekitar 20 travel agent menyasar wisatawan China dan India serta 40 lainnya menyasar varian pasar yang berbeda. “Yang kita indikasi lebih dari 20-an, kalau semua market mungkin 50-60 travel agent yang sudah kita kantongi data dan kita minta bantuan untuk ditindak. Terbanyak menyasar market India dan China. Anggota ASITA sendiri sekitar 402 untuk menyerap pasar. Tapi anehnya tamu mereka lebih banyak dibanding member ASITA. 150 tamu dia bisa handle per hari, kebanyakan rombongan atau group,” beber Komang Banuartha.

1bl-ik#15/1/2020

Diungkapkan, travel agent ilegal bisa menjual paket murah dikarenakan selain tidak menggunakan guide juga mereka menggunakan kendaraan non pariwisata alias mobil pribadi. Dua hal ini saja sudah memperlihatkan mereka sudah bermain curang yang secara langsung mencoreng citra dan kualitas pariwisata Bali. Tentunya marak tumbuhnya travel agent bodong ini disebabkan masuknya kompetitor dari luar yang didukung pemain lokal yang berorientasi keuntungan saja tanpa ingin menjaga kualitas kepariwisataan Bali. “Pemerintah harus tegas dalam hal itu (penertiban, red) kalau mau membenahi Bali. Pariwisata Bali tidak perlu ramai kalau kualiti turisnya jauh lebih baik, daripada ramai kualitasnya nol hanya untuk merusak saja. Merintis Bali bisa seperti ini perjuangan sesepuh kita luar biasa. Sekarang banyak pendatang baru datang hanya memikirkan keuntungan lama-lama Bali kan hancur. Untuk itu pemerintah harus tegas dan mau mendengar asosiasi,” harap pria berdarah Indo-Jepang itu. eja/ama

Advertisement