Connect with us

EKONOMI

9.129 Rumah Tangga di Bali Masih Nyantol Listrik Tetangga

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Hingga bulan November 2019 PT PLN (persero) Unit Induk Distribusi Bali mencatat masih ada 9.129 rumah tangga di Bali masih menikmati listrik namun belum tersambung langsung dengan PLN. Dari jumlah tersebut sekitar 1.364 merupakan rumah tangga kurang mampu. Sebagian besar dari mereka masih nyantol atau menyalurkan dari tetangga atau kerabat. “Ini yang kita harapkan bagaimana caranya kita bersama-sama membantu saudara yang kurang mampu ini untuk bisa menikmati listrik sendiri. Karena apa? Pertama kalau mereka bisa menikmati listrik sendiri kalau selama ini mereka membayar bulanan entah membayar Rp20 ribu pun itu pasti jauh lebih murah kalau mereka jadi pelanggan sendiri,” jelas General Manager PT PLM (persero) Unit Induk Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni saat media gathering di Sanur, Senin (23/12/2019).

6bn-ik#12/12/2019

Ditambahkan, rumah tangga yang hingga saat ini masih menyalur listrik dari tetangganya selain dari perhitungan biaya lebih mahal juga cenderung dibatasi dari sisi penggunaan. Bahkan tidak sedikit dibatasi dari sisi waktu penyaluran listrik bahkan hanya diperbolehkan untuk penerangan saja. Dengan harapan mereka bisa memiliki sambungan listrik sendiri tidak saja akan membayar lebih murah namun bisa lebih produktif dalam memanfaatkan listrik. “Kalau punya listrik sendiri bisa dipergunakan untuk berusaha, misalnya bisa membeli alat untuk membuat tepung beras dan bisa jualan. Kalau punya keahlian bidang kayu bisa membeli alat listrik seperti gergaji listrik dan alat serut listrik. Sehingga mereka bisa memproduksi lebih produktif dan cepat dengan kualitas yang lebih bagus. Tujuan kami bagaimana caranya agar mereka bisa beli listrik, karena kami yakin listrik bisa membantu mereka meningkatkan kesejahteraan paling tidak,” ungkapnya.

Baca juga : Beban Puncak Turun 25 Persen, Pasokan Listrik Nataru 2020 di Bali Aman

Sebagai bentuk kepedulian PLN, Nyoman Suwarjoni mengungkapkan pihaknya telah melakukan upaya pengumpulan dana secara swadaya melalui jajaran pegawainya. Namun dengan banyaknya masyarakat yang belum memiliki sambungan sendiri tentu menjadi harapan besar kepada pemerintah agar ikut memikirkan hal tersebut. Hingga saat ini rumah tangga yang masih menyalurkan listrik dari tetangganya paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem, Bangli dan disusul Kabupaten Buleleng. Untuk di Karangasem saja ada 5.349 rumah tangga. “Ada yang bayar Rp20-50 ribu satu bulan, padahal dilihat dari lampu yang digunakan dari jam 7-12 malam sudah selesai. Meraka sebenarnya ada hanya membayar Rp6-8 ribu ke PLN kalau mereka jadi pelanggan sendiri. Tapi masalahnya untuk menjadi pelanggan PLN mereka tidak punya uang cukup. Karena biayanya sekitar Rp632. 500 termasuk instalasi. Saya sangat mengharapkan partisipasi Pemda. Dan Pemda bisa mengetuk donatur, melalui dana CSR atau bantuan dana punia yang dikordinir masyarakat,” harapnya didampingi Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya. eja/ama

Advertisement