Connect with us

PARIWISATA

4 Bulan Tanpa Pemasukan dan Subsidi Pemerintah, PUTRI Bali Minta Wisata Alam Kembali Dibuka

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Guna memulihkan kembali geliat pariwisata di Bali, Ketua Umum DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo kembali mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kegiatan pariwisata terbuka di Bali, seperti wisata alam, budaya, serta wisata buatan manusia bisa dibuka kembali, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selaku pelaku pariwisata juga akan menjamin keamanan dan kenyamanan para wisatawan yang berkunjungz, agar terbebas dari penyebaran Covid-19. Lebih lanjut Inda Trimafo memaparkan, dengan dibukanya pariwisata terbuka, seperti halnya pantai maupun wisata alam untuk meggaet wisatawan lokal Bali diyakini bisa menghidupkan kembali rantai ekenomi pariwisata. Pasalnya, dengan dibukanya tempat pariwisata tersebut dipastikan UMKM, seperti restoran bisa berjalan dan sudah tentu berkaitan dengan ekonomi banyak yang dilibatkan, baik itu travel, petani bahkan desa pun diyakini mempunyai pemasukan.

1th-ik#1/1/2020

“Dengan dibukanya Pantai yang sifatnya outdoor dan cukup luas, nanti para pecalang dan Satgas Covid-19 yang mengatur tingkat kunjungan wisatawan. Ketika tempat kunjungan tersebut full, pihak pecalang dan Satgas bisa menutupnya. Dan kita yakin desa setempat pun akan akan mendapatkan masukan. Selain itu UMKM disekitarnya juga akan hidup, disanalah terjadinya putaran rantai ekonomi,” paparnya Senin (15/6/2020). Selain itu, Anggota DPRD Badung ini menjelaskan, dengan dibukanya tempat wisata alam dipastikan harus dengan penerapan protokol kesehatan covid-19. Bilamana wisatawan berkunjung, pecalang dan Satgas Covid-19 harus memeriksa kondisi suhu tubuh wisatawan dipintu masuk dengan menggunakan alat thermo gun. Sedangkan untuk tingkat kunjungan juga harus disesuaikan dengan protap yang baru dengan membatasi kapasitas yang minimum sebagai upaya pemberlakuan physical distancing. Bahkan kalau diperlukan kepada perusahaan yang mau buka, mewajibkan seluruh karyawannya melakukan rapid test untuk memberikan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung terhindar dari penyebaran Covid-19.

“Kami mohon pertimbangan agar bisa ditinjau kembali. Untuk kami yang tergabung di PUTRI diberikan relaksasi, agar bisa dibuka kembali dengan memberlakukan protap kesehatan,” ucap Inda Trimafo yang akrab disapa Gek Inda ini, seraya menegaskan, PUTRI yang didalamnya merupakan para pengusaha taman rekreasi saat ini kondisi sangat berat, sebab tidak adanya pergerakan putaran rantai ekonomi di pariwisata selama empat bulan. Dimana mereka yang biasanya mengandalkan makanan satwanya, serta menggaji karyawanya mengandalkan dari pemasukan bulanan yang jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai ratusan juta. Belum lagi biaya untuk operasional seperti PLN, pemakian air, internet dan lainya sebagaianya yang harus dibayarkan tiap bulannya. “Bisa dibayangkan kami yang selama 4 bulan tidak ada pemasukan sama sekali, bahkan pemerintah daerah maupun Provinsi Bali pun belum memberikan subsidi ke kami. Bagaimana nasib satwa dan ratusan karyawan kami?,” ucap mantan Ketua Umum HIPMI Bali itu.

1bl-bn#29/5/2020

Gek Inda pun sangat mengapresiasi sikap pemerintah yang sudah menguluarkan surat edaran maupun imbauan demi menekan penyebaran Covid-19 di Bali. Bahkan PUTRI sendiri masih tetap menjaga etika dengan mematuhi aturan tersebut hingga sekarang. Tetapi kemampuan, para anggotanya pun ada batasnya hanya bisa sampai akhir Juni 2020 saja. Artinya, para pengusaha yang tergabung di PUTRI bisa dipastikan akan terancam bangkrut, sebab tidak ada pemasukan sama sekali. Bahkan para pengusaha pariwisata tersebut juga mulai kebingungan untuk kewajiban membayarkan BPJS kesehatan karyawannya yang bebannya cukup besar, ketika karyawan tersebut sakit siapa yang akan menanggungnya? Ditambah lagi kekuatan pemerintah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat diakuinya pasti terbatas, sebab pemasukan pemerintah yang terbesar dari pajak pariwisata dan niaga. Bahkan bila terus pemerintah menutup pariwisata di Bali, dipastikan Bali mengalami resesi ekonomi dimana kondisi perekonomian sedang memburuk. Ditandai oleh berkurangnya produksi, melemahnya pendapatan, meroket atau merosotnya harga barang, dan bertambahnya pengangguran.

Gek Inda pun mempertanyakan, situasi seperti ini sampai kapan akan berlanjut? Apakah sampai ditemukan vaksin Covid-19 pariwisata baru dibuka kembali? Namun yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan, serta memperketat kunjungan masyarakat dari luar Bali. “Imbas covid-19 kami rasakan dari awal tahun 2020, dan saya harapkan pemerintah bisa mempertimbangkan kembali nasib pariwisata di Bali, dengan melihat negara Itali yang sudah kembali di buka,” pungkasnya. tra/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement