Connect with us

NEWS

Tanpa Dipengaruhi Kondisi Politik, Penlok Bandara Bali Utara Mesti Dipercepat

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Kasak-kusuk pembangunan bandara di Bali utara di Buleleng terus menguat. Terutama terkait penentuan lokasi (Penlok) yang kini banyak pihak mulai mempertanyakan dan mendorong agar segera turun dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Diharapkan bandara segera bisa dibangun dengan perencanaan yang matang dan profesional tanpa dipengaruhi kondisi politik jelang Pileg dan Pilpres 2019.

Lm-17/1/2019

Yang jelas, pembangunan bandara yang diusulkan di desa Kubutambahan diharapkan oleh seluruh masyarakat Bali sebagai bentuk solusi menanggulangi kemacetan di Bali selatan. Kedepan keberadaan bandara juga akan mempermudah akses dari Buleleng ke beberapa daerah lainnya di Pulau Bali. “Buat kita untuk pembangunan lapangan terbang di Bali utara khususnya di Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu warga lebih melihat dari sisi profesional dan tidak ada kaitan dengan politik,” tegas Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali, Ir. Made Sudarta, M.BA.M.Sc., di Denpasar, Kamis (17/1/2019).

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2019/01/17/jika-penlok-batal-turun-sebelum-pilpres-suara-jokowi-di-bali-bisa-terjun-bebas/

Dikatakan, dari sisi bisnis rencana pembangunan bandara yang selama ini mengemuka dengan luasan lahan dapat dipastikan bandara akan lebih melayani penerbangan domestik. Bandara ini memiliki potensi akan membuka penerbangan untuk kawasan terdekat dengan Bali seperti menuju Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan NTB tentunya melihat dari perencanaan panjanganya pembangunan runway. Terkecuali runway bisa dibangun diatas 2 ribu meter sehingga bisa dikembangkan menjadi bandara internasional. “Apabila run way memenuhi persyaratan lebih dari 2 ribu meter bisa dikembangan menjadi bandara internasional dan itu sangat mendukung kepariwisataan di Bali utara,” jelas anggota Komisi III DPRD Kabupaten Badung ini.

Advertisement

Ik-17/1/2019

Kembali pada Penlok, ditegaskan Sudarta jangan lagi muncul pendapat baru untuk melakukan pergeseran tempat yang signifikan atau bahkan muncul wacana dibangun di luar Kabupaten Buleleng. Aspek ketersediaan lahan harus dipikirkan matang karena pembangunan bandara memerlukan banyak ruang sebagai persyaratan sebuah bandara. Utamanya untuk rumway, ruang keberangkatan dan kedatangan, counter, apron dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Tidak kalah pentingnya yakni kawasan pendukung bagian luar seperti pelataran parkir serta kawasan yang akan menjadi sektor ekonomi untuk mendukung keberadaan bandara yang berkelanjutan.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2019/01/16/terancam-kehilangan-momentum-kemenhub-didesak-buktikan-janji-manis-penlok-bandara-bali-utara/

Dikerjakannya jalan tembus atau sort cut menuju Bulelelng yang akan menghubungkan Gitgit hingga Sambangan merupakan komitmen yang perlu diapresiasi untuk menyambut terbangunnya bandara di Buleleng. Tentunya yang juga menjadi harapan lokasi bandara harus memiliki akses dekat dengan pusat kota dan pariwisata di Buleleng. Tentu saja akses ini terhubung dengan sorct cut Buleleng-Denpasar. “Menuju lokasi bandara jangan terlalu panjang ditempuh waktunya. Percuma juga kalau terlalu jauh dari pusat kota dan jalan menuju airport menghabiskan waktu lebih dari satu jam kan percuma. Itu harus diperhitungkan,” jelas Ketua Suka-Duka Hindu Darma DKI Jakarta ini. eja/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply