Connect with us

POLITIK

Rumor Caleg “Megandong” di PDIP Rugikan Suara Partai, Bermental “Teman Makan Teman”

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Menjelang perhelatan Pemilu Legislatif dan Pilpres, pada tanggal 27 April 2019, berbagai manuver dimunculkan oleh para calon legislatif (Caleg), baik incumbent maupun newcomer dari cara tradisional dengan masimakrama turun langsung ke konstituen, atau pun dengan pendekatan lebih modern lewat media massa untuk menggaet suara. Bahkan, saat ini terus mencuat rumor Caleg “Megandong” yang sangat meresahkan di kalangan Caleg, khususnya calon anggota dewan di tingkat pusat dari partai papan atas di Bali.

17/2/2019

Seperti dari PDI-Perjuangan yang Pemilu kali ini diprediksi paling siap keluar sebagai partai pemenang di Pileg mendatang. Mencuatnya Caleg yang megandong pada ketenaran para tokohnya baik yang menjadi gubernur atau bupati di Bali itu, sempat disentil salah satu pentolan partai berlambang banteng, yang juga Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang menolak disebut namanya itu. “Itu fakta dan megandong sama Bupati,” selorohnya saat dihubungi, Kamis (17/1/2019).

Baca juga :

Giri Prasta Target Kemenangan Jokowi di Atas 95 Persen, Ajak Ribuan Warga Badung Nobar Pilpres Perdana

Sayangnya, tokoh politik senior PDIP itu menolak menyebut nama Caleg megandong yang dimaksud tersebut. Tapi pihaknya yang sama-sama selaku salah Caleg DPR RI Dapil PDI Perjuangan beserta calon wakil rakyat ke Senayan lannya sangat dirugikan oleh ulah Caleg yang bermental “teman makan teman” atau TMT tersebut. “Bila bupati atau wakil bupati (Pemkab Badung, red) tidak hadir yang bersangkutan (Caleg megandong, red) pasti tidak hadir. Semestinya kalau bertarung secara gentel tidak mencari keuntungan dan kekuasaan dengan cara megandong,” sesalnya.

Advertisement

Rumur Caleg megandong di internal partai, katanya tidak menguntungkan untuk meraup suara. Apalagi, jika setelah terpilih, gaya dari kader yang suka mengandong itu tidak akan pernah ingat dengan sesama kader yang diajaknya berjuang. “Ndak ada diuntungkan buat partai. Malahan dirugikan, karena tidak menambah suara partai. Stagnan disitu saja. Lagian bila saat sudah memegang kekuasaan sering melupakan sahabat yang berjuang. Itu namanya akal licik untuk mendapatkan kekuasaan. Coba mau berbaur dengan masyarakat tentu menguntungkan partai, karena nambah suara partai ke pusat,” bebernya.

Baca juga :    Sinyal Plt Ketua Demokrat Bali Melemah, Mudarta Beberkan Alasan

Anehnya, model Caleg megandong yang disebut-sebut makin fenomenal itu, tidak mendapatkan sanksi atau teguran dari partai. Bahkan, terkesan dibiarkan dan isunya makin liar di kalangan petinggi sampai akar rumput partai. Terkait hal itu, pihaknya tidak mau berkomentar panjang. Apalagi persoalan Caleg megandong ini, sudah jadi “musuh bersama” di internal partai, khususnya di kalangan Caleg DPR RI yang diusung PDI Perjuangan. “Kalau soal itu, tanya saja ke pak Ketua DPD (Wayan Koster, red) ya. Yang bersangkutan mungkin punya kelebihan di kacamata Pak Ketua DPD partai. Yang lainnya dibiarkan bergerak tanpa adanya support Pak Ketua Partai,” tutupnya.

Secara terpisah, Ketua DPP PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si meminta jajarannya untuk memenangkan Pileg dan Pilpres 2019 seluruh Caleg PDIP di semua tingkatan jangan megandong untuk menang. Pihaknya meminta mereka terus turun ke tengah masyarakat secara bergotong-royong, bukan dengan megandong. “Caleg harus harus melakukan kerja-kerja politik di lapangan, kerja konkret, kerja membantu rakyat keluarkan keringat, jangan megandong menggunakan kekuatan, kekuasaan orang lain, apalagi menggunakan fasilitas kekuasaan, harus kerja murni di bawah. Apalagi main instruksi harus milih caleg tertentu,” tegas Anggota DPR RI itu.

Advertisement

Baca juga :   Kubu Sudikerta Mulai “Dipreteli”, Fraksi Golkar Bali Dikocok Ulang

Sayangnya politisi asal Tabanan ini tidak bisa menyebutkan sanksi bagi Caleg yang bermental seperti itu. “Sanksi enggak ada, tapi secara moral dan spirit perjuangan kurang tepat,” katanya singkat. tim/ama