Connect with us

INTERNASIONAL

Pemprov Bali Jalin Kerjasama Ekspor 10 Ton Beras Merah ke Korea

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Pemprov Bali berupa maksimal untuk menambah pendapatan petani padi yang akan dapat ditingkatkan bila petani bisa mengolah sendiri hasil panennya dan langsung menjual dalam bentuk beras. Karena itu petani tidak lagi menjual gabah, apalagi menjual tebasan yang harganya pasti sangat murah. “Terlebih lagi apabila beras yang dijual dapat berupa beras premium dan atau yang tergolong beras khusus,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali, Ir. IB Wisnuardhana, M.Si., di Denpasar (1/12/2020).

Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan pendapatan petani ini, juga salah satu misi bidang pangan dari visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era Baru. Dalam mewujudkan misi tersebut penanganan usahatani padi sawah menjadi prioritas, disamping tentunya juga usahatani hortikultura, perkebunan dan peternakan. “Kenapa usaha tani padi sawah perlu mendapat prioritas? Karena ada beberapa pertimbangan. Salah satunya padi sawah banyak diusahakan petani Bali, meliputi 78.626 Ha lahan sawah (1.506 subak sawah) diusahakan oleh lebih dari 250.000 KK tani,” tandasnya.

Untuk itu, Pemprov Bali melalui Distan Pangan Provinsi Bali kerjasama pemasaran beras merah Bali dengan eksportir PT. Eco Solusindo melakukan ekspor beras merah Bali. Hal itu sesuai Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 57/M-DAG/Per/8/2007 tentang Penetapan harga tertinggi beras, ditetapkan harga tertinggi untuk beras medium (butir patah maksimum 25%) adalah Rp. 9.450,-/kg, beras premium (butir patah maksimum 15%) Rp. 12.800,-/kg. “Tahap awal dengan mamfasilitasi beras merah produksi kelompok tani Karya Tani Sejahtera, Desa Piling, Penebel, Tabanan dengan target ekspor 10 ton ke Korea,” jelasnya.

Untuk tahap berikutnya juga akan difasilitasi eksport beras merah Jatiluwih dan beras organik yang diproduksi subak-subak yang telah melaksanakan usahatani padi secara organik di Tabanan dan Buleleng. Menurut Direktur PT. Eco Solusindo bapak Arianto bahwa pangsa pasar luar negeri untuk beras premium dan beras khusus masih terbuka lebar, seperti Singapura, Australia, Korea, bahkan eropa. “Semakin banyak beras produksi Bali yang dapat diekspor akan merangsang petani untuk meningkatkan kualitas produksinya, agar harga jual semakin meningkat dan pendapatan petani sudah tentu akan juga meningkat,” bebernya. ama/ksm/*

Advertisement
Continue Reading
Advertisement