Connect with us

DAERAH

Pakaian Gado-gado, Seragam Sekolah Gratis Badung Mengecewakan

Published

on


Badung, JARRAKPOS.com – Program seragam sekolah gratis yang dijanjikan pemerintah Kabupaten Badung mengecewakan, karena sampai memasuki tahun ajaran 2020 tidak tuntas. Seperti diungkapkan, Ketua Komisi IV DPRD Badung, I Made Sumerta alias Bombom, seharusnya seragam sekolah gratis itu sudah dibagikan saat semester genap untuk siswa baru SD dan SMP negeri se-Badung. Namun kenyataannya, sehingga saat ini siswa masih berpakaian gado-gado alias tak seragam. Karena itu, jajaran Komisi IV DPRD Badung pun telah melakukan pantauan ke beberapa sekolah, sekaligus memanggil jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung guna meminta pertanggungjawaban atas program tersebut.

1bn-Ik#22/12/2019

“Kami sudah rapat kerja dengan jajaran Disdikpora dan mereka mengakui masih ada yang tercecer, karena kami sempat mengambil sampling ke sekolah-sekolah dan temukan keterlambatan pakaian gratis belum diterima,” jelasnya di Badung, Rabu (1/1/2020). Dari hasil kunjungan kerja tersebut ditemukan keluhan terkait pengadaan seragam gratis, seperti ukuran yang tidak sesuai, ongkos menjarit dan perbedaan sistem pengadaan. “Kami mendapat laporan ada yang dikasi uang, ada pakaian sekolah siswa masih gado-gado. Datangnya pun tidak sesuai ukuran masak cowok dapat celana yang kedodoran seperti pakai rok. Ini saya minta berapa masih yang belum terdistribusikan,” ungkap politisi asal Desa Pecatu, Kuta Selatan ini.

Baca juga : Diduga Ada Penyimpangan, KomnasPAN Sidak Perbekel Desa Dalung

Pihaknya mengaku juga sangat kecewa melihat kondisi tersebut, terlebih seragam gratis merupakan program prioritas Kabupaten Badung. “Jujur kami kecewa dan malu. Kami akan tandai rekanan yang memenangkan tender itu agar menjadi pertimbangan untuk program-program berikutnya,” terangnya. Menyikapi persoalan tersebut, Kadisdikpora Badung, I Ketut Widia Astika, menceritakan kronologis terlambatnya program seragam gratis. Birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara ini mengakui keterlambatan program seragam gratis terjadi sejak tender awal dilakukan. “Pada bulan Mei baru ada ACC dan baru berproses pemenangnya bulan Agustus baru ada. maunya kami pas tahun ajaran baru sudah ada pakaian, namun beberapa dari pakaian seragam itu gagal lelang, sehingga terlambat lagi,” jelasnya.

1bn-ik#23/12/2019

Akibat keterlambatan pengadaan barang oleh rekanan pemenang tender telah ditindaklanjuti dengan pengenaan denda. “Ada yang sampai bulan Desember masih terlambat, padahal 23 Desember harus sudah tuntas, jadi kami kenakan sanksi denda atau pinalti kepada rekanan,” bebernya. tim/ama

Advertisement