Connect with us

DAERAH

Nyoman Parta Soroti Pengoplosan Gas LPG Marak di Bali

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Dugaan pengoplosan gas LPG terus terjadi di Bali. Para pelaku tak jera, kendati ada yang berhasil ditangkap pihak kepolisian beberapa tahun terakhir. Pengoplosan yang dilakukan dengan memindahkan isi dari tabung gas LPG 3 kg (gas subsidi) ke tabung gas LPG 12 kg atau gas LPG 50 kg. Tujuannya untuk mendapat keuntungan lebih. Gas dari beberapa tabung gas LPG 3 Kg yang dipindahkan ke dalam tabung 12 Kg akan dijual dengan harga nonsubsidi. Keuntungan lebih besar juga bisa didapat, jika gas yang dipindahkan ke tabung gas LPG 12 Kg tidak sebanyak dari ukuran yang sebenarnya.

1bl-ik#17/2/2020

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta mengaku gerah dengan kondisi tersebut. Di Gianyar, kata dia, kasus tersebut berulang kali terjadi. Ia mengaku baru mendapat laporan bahwa ada sebuah gudang di Batubulan yang diduga tempat pengoplosan gas LPG di Gianyar. Pada pertengahan bulan ini, ia juga mendapat laporan soal dugaan pengoplosan gas LPG di Kusumba, Klungkung. “Hampir di seluruh Bali pernah terungkap kasus pengoplosan, dan khusus di Gianyar malah sudah terjadi berulang-ulang,” sentil Parta saat dihubungi, Rabu (26/2/2020).

Baca juga:

https://jarrakpos.com/25/02/2020/cegah-phk-parta-dorong-bank-pemerintah-beri-keleluasaan-fiskal-pengusaha-pariwisata/

Wakil rakyat asal Desa Guwang, Sukawati, Gianyar ini mengapresiasi pihak Kepolisian yang selama ini berhasil menangkap pelaku pengoplosan gas di Bali. Ia mendorong pihak kepolisian agar penindakan tidak hanya berhenti kepada tersangka di lapangan, tapi juga pihak-pihak lain yang diduga terlibat dalam permainan jahat ini. “Saya mengapresiasi langkah kepolisian dengan tetap memberikan catatan pengoplosan. Biasannya selalu tidak berdiri sendiri, ada penyuplai gas 3 kg, ada yang menjadi penyalur setelah dioplos jadi 12 kg atau 50 kg. Pihak kepolisian harus mengurai sampai dengan yang membiayai kegiatan itu jika ada oknum pemilik agen dan pangkalan yang terlibat. Agar kasus pengoplosan gas ini tidak lagi terjadi di Bali,” ujarnya.

Advertisement

1bl-ik#8/2/2020

Seringnya kasus oplosan terjadi di Bali dan nyaris di seluruh Indonesia menunjukkan betapa sistem pengamanan produk dan pengawasan dari Pertamina sangat lemah. Menurut dia, Pertamina tidak bisa membuat pengendalian agar produk yang di keluarkan tidak disalahgunakan dilapangan. “Kalau terjadinya sekali dan di satu tempat mungkin urusan kejahatan semata, tapi kalau sudah berulang ulang dan terjadi di mana-mana itu menunujujkan sistemnnya yang salah. Pertamina harusnya berinovasi, jangan kambing-hitamkan gas subsidi untuk rakyat menjadi sumber kejahatan,” katanya.

Baca juga:

https://jarrakpos.com/20/02/2020/nyoman-parta-tagih-janji-erick-tohir-rencanakan-holding-bumn/

Ia meminta pertamina berinovasi untuk mencegah tindak kejahatan ini. Menurut dia, Pertamina perlu menyiapkan alat timbangan gas LPG di tingkat pengecer, untuk memastikan gas LPG yang dijual ke masyarakat sesuai dengan berat yang sebenarnya. “Pertamina melakukan pendampingan, dan untuk membuat pelanggan cerdas Pertamina menyiapkan alat di pengecer-pengecer untuk memeriksa dan memastikan berat gas sesuai dengan yang ditentukan. Selama ini kita beli gas 12 Kg, kita tidak tahu isinya berapa banyak,” bebernya.

1bl-ik#5/2/2020

Politikus PDI Perjuangan ini juga meminta Pertamina membuat segel penutup tabung gas LPG yang hanya sekali pakai. “Bisa tidak Pertamina membuat tutup segel gas yang hanya sekali pakai atau hanya bisa dibuka ketika akan digunakan? Karena pengoplos biasanya menggunakan segel gas melon (3 kg) yang gampang dilepas untuk tutup segel gas 12 kg setelah selesai dioplos,” tegasnya. tim/ros/ama/jmg

Advertisement
Continue Reading
Advertisement