Connect with us

EKONOMI

Masa Pandemi, Perajin Tenun Ikat Binaan Bank Indonesia Tembus Pasar Global

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Tawa ringan dan senyum sumringah keluar dari bibir Perajin Tenun Ikat Bali, Anak Agung Indra Dwipayani saat disambangi JARRAKPOS.com, Senin (9/11/2020). Betapa tidak, pemilik usaha Tenun Agung Bali dengan brand Agung Bali Collection itu, mengakui berkat pendampingan dan bantuan pembinaan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali telah mendorong pengembangan perajin tenun ikat di Bali, sehingga masih mampu bertahan di tengah menghadapi dampak pandemi Covid-19. Apalagi sejak tahun 2017, KPwBI Bali telah memberikan support penuh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal Bali yang beralamat di Jalan Tukad Unda No.3B, Denpasar ini, karena komoditas tenun memiliki keunikan dari aspek produknya.

Insert foto: Anak Agung Indra Dwipayani saat memakai masker tenun endek produksi Tenun Agung Bali.

Gung Iin sapaan pengusaha muda berparas ayu tersebut, mengakui sebelum mendapat program bantuan pendampingan dan binaan dari Bank Indonesia (BI), saat usahanya baru berjalan 1 tahun masih meraba-raba tentang target pasar, sehingga tidak mampu berkembang. Namun setelah dibina BI perkembangan usahanya meningkat hingga 100 persen lebih, terutama di bidang pemasaran dan pengembangan usaha hingga menembus pasar global. “Kami mulai mengetahui target pasar. Kami juga mulai mengetahui kwalitas produk yang mesti kami jaga, sistem keuangan kami yang lebih terarah dan SDM yang lebih handal,” beber entrepreneur yang memproduksi tenun ikat endek dan surface desain endek ini.

1bl#ik-8/11/2020

Dikatakan Gung Iin, BI telah membantu Agung Bali Collection terutama di bidang pengembangan produk, manajemen keuangan dan SDM serta pemasaran melalui berbagai cara pemasaran yang dimulai dari offline maupun online. Alhasil, omzet yang awalnya hanya Rp25 juta per bulan sebelum dapat binaan BI, ternyata bisa melonjak sangat tajam berkali lipat hingga menembus rata-rata Rp250 juta per bulan. “Untuk bantuan alat dan lainnya masih belum, karena kami memang ingin fokus di pemasaran dulu untuk membangun brand yang lebih baik. Karena sampai saat ini, alat dan prasana yang kami miliki masih cukup mendukung kegiatan kami,” papar ibu muda tiga anak, kelahiran Bangli, 4 Oktober 1986 itu.

Insert foto: Proses produksi kain tenun ikat Bali.

Sayangnya selama masa pandemi, kinerja usahanya sempat menurun hingga omsetnya rata-rata kembali seperti awal mulai usaha. Namun berkat pengalaman dari pendampingan dan binaan KPwBI Bali, dari September omsetnya naik sekitar Rp100 juta per bulan dan kembali naik hampir 75 persen pada Oktober 2020. “Usaha pada saat pandemi mulai dari akhir bulan Maret lalu, usaha kami mengalami penurunan omzet hingga 75 persen,” jelasnya seraya menuturkan dari penurunan pendapatan itu, Gung Iin mulai merancang strategi baru dengan cara pengembangan produk dengan harga yang lebih terjangkau. Ia juga membuat masker tenun endek, karena kebetulan stok tenun endeknya sangat banyak.

1bl#ik-4/11/2020

“Kami mulai membuat masker tenun endek dengan berbagai ornamen lukisan Bali dan profesi. Saat kami launcing produk itu, masih belum banyak ada masker tenun, apalagi yang lukis di Bali baru kami yang membuatnya. Sehingga dari pembuatan masker tersebut, perlahan-lahan bisa meningkatkan omzet kami, dan pemasarannya pun hingga ke manca negara,” imbuhnya. Selain itu, penjualan online ke luar negeri juga terus meningkat, karena pemasaran di luar negeri masih ada peluang dibandingkan nasional pada saat pandemi banyak yang beralih menjadi pedagang, sehingga yang membeli menjadi minim. “Kami terus mencoba masuk ke pasar online luar negeri dan hasilnya pun sangat di luar dugaan kami bisa mencapai lebih luas lagi pasar global,” ungkapnya.

Ket foto: Kain tenun ikat endek produksi Perajin Tenun Ikat Bali, Anak Agung Indra Dwipayani.

Sampai saat ini, aneka produk tenun ikat endeknya makin berkembang dipasarkan di Bali, khususnya untuk kalangan pejabat pemerintahan, BUMN dan designer. Sementara itu, secara nasional paling banyak dipasarkan ke Jakarta dan Sumatera, hingga hampir seluruh wilayah Indonesia. “Kalau di luar negeri paling banyak Malaysia, Jepang dan Rusia, tapi kita sudah mengirim hampir ke 50 negara di Asia dan Eropa. Dan kita juga bekerjasama dengan Dutty Fee, sehingga produk kami ada di beberapa negara yang dikelola Dutty Free,” tegas Gung Iin, sembari berterimakasih kepada KpwBI Bali, karena sudah membina dan mensupport tiada henti mulai dari usaha nol besar, hingga bisa mencapai pasar international sampai saat ini. “BI seperti orang tua kami. Harapan kami semoga BI bisa selalu mensupport lebih banyak UMKM, sehingga bisa seiringan sejalan dengan peningkatan di sektor ekonomi,” pungkasnya.

1bl#bn-8/11/2020

Di sisi lain, KPwBI Bali memberi pembinaan dan pendampingi pelaku usaha sebagai upaya mendorong perekonomian di Bali, selain dari pengembangan sektor pariwisata. Melalui program ini, BI berharap bisa ikut membantu pertumbuhan ekonomi Bali melalui UMKM yang saat ini terbukti mampu bertahan di masa pandemi, meskipun kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata menurun drastis. Hal itu juga sebagai tugas dan fungsi BI di daerah untuk terus mendorong peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah termasuk yang ada di seluruh Bali. Sebelumnya, Kepala KPwBI Bali, Trisno Nugroho mengatakan UMKM seperti usaha kain tenun ikat Bali ini, mempunyai peran yang sangat strategis bagi perekonomian nasional yang terbukti UMKM lebih tahan menghadapi krisis, termasuk dampak pandemi Covid-19 dibandingkan dengan usaha besar. “Meskipun demikian, UMKM masih menghadapi banyak kendala dan tantangan dalam pengembangan usahanya terutama terkait dengan akses pemasaran dan pembiayaan yang terkendala oleh masalah jaminan serta lemahnya pembukuan usaha,” ujarnya.

Insert foto: Kepala KPwBI Bali, Trisno Nugroho saat memakai busana kain tenun ikat endek Bali. (Ist/Dok)

Dikatakan Trisno, guna mendukung pengembangan UMKM, BI telah mengimplementasikan sejumlah strategi utama, misalnya dengan memperluas dan memperdalam infrastruktur keuangan pendukung, antara lain melalui inisiasi pilot project peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah serta mendorong fungsi intermediasi UMKM. Selain itu, BI juga mendorong peningkatan kapasitas UMKM, agar menjadi bankable dan feasible melalui program pengembangan wirausaha Bank Indonesia dan pelatihan pencatatan transaksi keuangan sederhana. Kemudian juga menyediakan kajian dan informasi dalam mendukung pembiayaan UMKM. “Bank Indonesia juga telah mengeluarkan ketentuan bagi perbankan untuk menyalurkan kredit kepada UMKM dengan nilai persentase tertentu,” tegas Trisno.

1bl#ik-11/10/2020

UMKM disebutkan mempunyai peran strategis dan signifikan dalam menjaga stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi dari sisi suplay. Data yang dihimpun Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia (BI), sebagian besar unit bisnis di Indonesia merupakan UMKM. Di samping itu, UMKM juga memiliki kontribusi sebesar 59 persen terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB), serta mampu menyerap hampir 97 persen tenaga kerja Indonesia.”Perlu intermediasi yang seimbang dalam memperkuat serta memperluas akses bagi UMKM agar sistem keuangan konsisten berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya, sekaligus memastikan setiap negara punya kebijakan dalam mendorong serta mengembangkan UMKM.

Insert foto: Surface desain kain tenun ikat Agung Bali Collection.

Tidak bisa dipungkiri peran strategis perekonomian nasional tidak terlepas dari peran penting UMKM yang ada di setiap wilayah. Namun juga diakui atau tidak pertumbuhan kredit UMKM saat ini relatif stabil, meskipun pertumbuhan ekonomi cenderung melambat di masa pendemi. Karena itu, untuk mendukung kegiatan UMKM, BI mewajibkan bank umum menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada UMKM dengan memenuhi rasio tertentu secara bertahap. Di samping itu, Bank Umum dapat menyalurkan kredit atau pembiayaan UMKM dengan usaha produktif secara langsung atau melalui pola kerjasama, pola executing atau pola channeling dan pembiayaan bersama (sindikasi). “Selain benefit yang bisa dirasakan UMKM, perbankan juga mendapatkan benefit seperti pencapaian rasio kredit yang memenuhi target sesuai harapan,” tambahnya.

1bl#bn-28/8/2020

Ia juga mempertegas, bagi bank umum yang tidak mencapai target akan diberikan teguran tertulis, pengurangan jasa giro, serta kewajiban memberikan pelatihan bagi pegawainya. Dari sisi yang sama penguatan modal kerja UMKM berimplikasi pada terjaganya keberlangsungan usaha (sustain) serta ekosistem yang berkualitas yang tertuang dalam 4 pilar kebijakan moneter, diantaranya UMKM mendukung stabilitas nilai Rupiah, menghasilkan UMKM yang berkualitas, penguatan fasilitas elektronik UMKM, dan penguatan kerjasama kelembagaan. “Tentu dengan adanya intervensi BI juga berimplikasi pada program pengendalian inflasi. Dimana sekelompok UMKM yang beroperasi pada sektor atau sub sektor yang sama dari hulu ke hilir akan fokus pada komoditas penyumbang inflasi,” tutup Trisno. ama/ksm

Continue Reading
Advertisement